139
5.2. Keinginan Klien
Hubungan interaksi terjadi antara tukang dan klien saat di lapangan. Tukang bekerja, dan klien mengecek hasil kerja tukang setiap harinya atau tergantung
situasi. Dalam interaksi mereka tersebut, hubungan yang formal pun dapat mencair jika setiap hari berjumpa antara tukang dan klien. Klien mngecek apakah
pekerjaan tukang sudah pas di hati atau tidak. Dalam sudut pandang klien, rasa ketidak puasan ketika rumah sudah jadi pasti ada. Komplen sana sini wajar saja,
namanya kita sudah bayar, kata mereka. Terkadang walaupun sudah di gambar, pas di gambar sudah cocok, tetapi pas pengerjaan kok beda bentuknya. Maka saat
itu pemilik rumah kepikiran untuk meminta perombakan. Rombakan yang kecil- kecilan saja, misalkan jarak pintu yang kelebaran, atau posisi tata letak pintu yang
tidak pas. Kalau perombakan yang besar jarang terjadi, mereka sadar diri juga kalau perombakannya makan waktu lebih dari sehari ya di tambah lagi upahnya.
Dalam sudut pandang klien , mereka sadar bahwa untuk meminta penambahan ataupun perombakan yang memakan waktu yang lama, mereka akan memberikan
tambahan upah kepada pemborong. Begini lah sudut pandang dari klien menanggapi persoalan komplen yang
terjadi. Ada beberapa klien yang tau diri jika perombakan yang besar kan menambah upah tambahan tetapi ada juga yang merasa karena sudah di bayar ya
berhak komplen sesuka hati. Pandangan yang berbeda-beda tiap karakter individu.
Universitas Sumatera Utara
140
5.3. Istilah “Angkat Telor”
12
dari Pekerja ke Klien
Dalam bidang pekerjaan apapun, angkat telor pasti ada terjadi. Dalam lapangan pekerjaan bangunan juga saya temukan. Pekerja yang suka mencari
perhatian di depan klien meresahkan pekerja yang lain. Pekerja dengan tipe angkat telor ini adalah pekerja yang suka merasa tampil lebih baik di depan
pekerja yang lain. Tujuannya adalah agar klien menilai ia sebagai pekerja yang berkredibel, dan punya nama baik di mata klien dan pemborong.
Fakta di lapangan saya temukan bahwa pekerja yang suka angkat telor di depan klien ternyata rentan menimbulkan konflik dengan pekerja yang lain.
Dalam lapangan penelitian saya, bahwa pekerja yang suka angkat telor dengan klien ternyata selain untuk mencari perhatian klien, ternyata tujuan lainnya adalah
untuk mendapatkan kepercayaan klien sehingga ia bisa mempengaruhi klien untuk memihak kepada salah satu pihak dan tidak suka dengan pihak yang lain. Tingkah
ini meresahkan pekerja yang lain. Karena bisa saja, pekerja yang suka angkat telor ini menjadi orang kepercayaan klien di lapangan, dan ia bisa saja menjelek-
jelekkan hasil kerja pekerja lain yang tidak ia suka ataupun menjelek-jelekkan pemborongnya sendiri. Ini membuat nama baik pekerja lain ataupun pemborong
buruk di mata klien, dan bisa berdampak pada penilaian pemborong juga. Sanksi yang diberikan pada pekerja yang suka angkat telor di depan klien adalah
didiamkan oleh pekerja yang lain atau langsung dimarahi. Sanksi ini membuat pekerja yang suka angkat telor tersebut merasa tersudutkan karena tidak ada yang
berkawan dengannya kalau situasi sudah seperti ini biasanya pemborong akan
12
Istilah daerah Medan yang diartikan sebagai mencari perhatian kepada orang lain biasanya dengan atasan
Universitas Sumatera Utara
141
mengambil inisiatif untuk memindahkannya ke proyek yang lain terlebih dahulu, kalau di tempat lain juga seperti itu maka sanksi selanjutnya yang akan diberikan
adalah pemutusan hubungan kerja. Karena pekerja penjilat seperti itu, sangat merugikan pemborong dan pekerja lainnya.
Universitas Sumatera Utara
142
BAB VI PENYELESAIAN SENGKETA