114
pemborong bangunan di Pemantangsiantar. Wak Eko sering memberikan tambahan gaji pekerja ketika saat gajian. Kemudian ketika bekerja, Wak Eko juga
suka memberikan service an untuk pekerja. Misalnya memberikan rokok ketika saat istirahat, dan memberikan makanan. Cara-cara kecil seperti ini menurutnya
mampu untuk memancing semangat pekerja.
3.5. Apresiasi Yang Tinggi dan Pemberian Bonusan Secara Rahasia di
antara Pekerja
Pekerja yang bagus kualitasnya tentu akan menguntungkan pemborong. Kerjaannya bagus pasti menyenangkan hati klien, pekerja yang rajin dan
pekerjaannya cepat juga menguntungkan pemborong, karena tidak membayar upah terlalu lama. Karena hitungan upah dibayarkan setiap hari kepada pekerja.
Pengalaman pribadi yang dialami oleh seorang pemborong bernama Lek Bagus yang sangat mengapresiasi untuk pekerja yang rajin dan bagus kerjaannya.
Lek Bagus bercerita bahwa alasan ia memberikan bonusan kepada para pekerjanya karena inisiatif pribadi agar pekerja tidak meninggalkan dia, dan tetap
semangat ketika di ajak bekerja. Di sisi lain juga lek Bagus bercerita bahwa sejak lajang ia sudah berkecimpung di dunia kerja bangunan. Untuk mendapatkan ilmu-
ilmu ini, ketika jam istirahat ia selalu memanfaatkan waktu untuk belajar tentang sesuatu hal yang baru, sehingga ia bisa mengeksplorasi ilmu yang ia dapatkan di
bidang prakteknya langsung. Karena sejarah itulah, maka lek Bagus sangat mengapresiasi pekerjanya yang rajin dan juga cekatan.
Universitas Sumatera Utara
115
Beberapa pemborong menerapkan beberapa cara untuk menjaga keloyalitasan pekerjanya. Ada juga pemborong yang memberikan bonusan hasil
kerja kepada pekerjanya. Seperti penuturan dari seorang informan saya yang bernama Wak Paino, ia memberikan bonusan kepada seluruh pekerjanya tanpa
pilih-pilih, jika pekerjaan itu menguntungkan. Sama seperti yang dilakukan Lek Bagus, ia juga akan memberikan bonusan kepada pekerja nya jika pekerjaan itu
menguntungkan bagi proyek mereka. Tak jarang Lek Bagus akan memberikan bonusan di akhir proyek
pembangunan. Bonusan terjadi, jika proyek yang selesai dijalankan mengalami banyak keuntungan. Misalkan, klien tidak melakukan negoisasi pembayarakan di
tahap awal, langsung deal saja, kemudian klien tidak banyak permintaan dan penambahan dalam pembangunan rumahnya, kemudian harga bahan-bahan saat
itu sedang murah, sedangkan harga negoisasi tidak diturunkan, dan lain sebagainya. “Terkadang ada rezeki-rezeki yang seperti itu, dan itu patut juga kita
bagi kan ke anggota”, kata Lek Bagus.
Tetapi tidak semua pekerja mendapatkan bonusan. Biasanya bonusan akan diberikan secara sembunyi-sembunyi tanpa tau pekerja yang lain. Jika penggajian,
maka pekerja akan datang ke rumah Lek Bagus, dan gaji mereka sudah di dalam amplop. Dan bonusan ini diberikan pada momen tertentu, tanpa ada pekerja lain
yang melihat. Pemberian bonusan ini bisa ketika saat di lapangan maupun di mana pun, yang penting tak terlihat pekerja yang lain. Lek Bagus akan menyalamkan
pekerja tersebut sambil berkata, “ini ada rezeki tambahan, makin tingkatkan semangat kerjamu ya”, seperti itu. Dan untuk pekerja yang lek Bagus nilai biasa-
Universitas Sumatera Utara
116
biasa aja, tidak terlalu bersemangat, atau terlalu pelit mengeluarkan semangat dan energinya, maka lek Bagus akan mengupah sesuai dengan gaji nya saja dan
memberikan tambahan berupa uang rokok saja. Bonusan tersebut akan Lek Bagus berikan secara diam-diam kepada pekerja
yang ia hendaki saja. Ia tidak mau mengekspos bonusan itu ke semua pekerja, karena ia menghindari adanya kepalsuan dari wajah-wajah pekerjanya. Lek Bagus
sudah lama berkecimpung dalam dunia pekerjaan bangunan, ia sudah dapat menilai mana pekerja yang pekerjaannya bagus, rajin, cekatan, insiatif, dan jujur.
Maka pekerja seperti itu yang nanti di akhir kerja akan lek Bagus kasih bonusan. Jika semua pekerja mendapat bonusan, menurut pendapat lek Bagus, bukan
semangat kerja yang nanti terlihat, tetapi semangat untuk saling menjatuhkan dan saling angkat telor. Angkat telor adalah salah satu peribahasa yang bermaknakan
bermuka dua, pura-pura baik di depan bos, tetapi di belakang beda. Maka dari itu, lek Bagus menghindari hal ini terjadi, takutnya mereka semangat ketika ada lek
Bagus saja, selepas itu tidak ada. Karena untuk pekerja yang lek Bagus kasih bonusan, tanpa di-perintah pun ia sudah tau harus mengerjakan apa dan
bagaimana cara menyelesaikannya. Tetapi tidak semua pemborong memiliki kepedulian rasa dan berbagi
dengan pekerja seperti yang dilakukan oleh Wak Paino dan Lek Bagus ini. Setelah saya tanya pada salah satu anggota pekerja lek Bagus, ia membenarkan
pernyataan tersebut. Memberikan bonus merupakan kebijakan pemborong untuk memberikannya kepada siapa yang ia kehendaki. Yang mengetahui hal tersebut
hanyalah dua pihak, pemborong dengan pekerja yang ia beri bonus. Pekerja tidak
Universitas Sumatera Utara
117
pernah membicarakan hal bonusan ini kepada pekerja yang lain, karena hal ini mereka anggap sebagai suatu rahasia pemborong yang perlu di jaga pekerja.
Memberikan bonusan dan melakukan berbagai cara untuk meningkatkan semangat kerja dan keloyalitasan pekerja merupakan sebagai hadiah kepada
pekerja yang telah memenuhi aturan-aturan yang diberlakukan oleh pemborong. Aturan-aturan informal ini muncul seiring dengan kebutuhan di lapangan pekerja
bangunan. Secara tidak langsung pekerja di tuntut untuk menampilkan kualitas terbaik dirinya agar mendapatkan hadiah dari pemborong, kalau tidak ya tidak
mendapatkan apa-apa.
3.6. “Tampak Bekas” Bentuk Pertanggungjawaban Tukang ke