122
ingin membangun rumahnya. Sehingga pemborong yang menetapkan harga upah lebih murah di banding yang lain lebih banyak mendapatkan proyel dibandingkan
dengan pemborong yang terlalu banyak mengambil untung. Karena pasti, pada tahap awal, pemilik rumah akan mencari-cari informasi terlebih dahulu tentang
pemborong mana yang jasa upahnya murah. Tetapi ini tidak selalu menjadi indikator utama, pemborong dengan hasil kualitas yang bagus juga menentukan
pilihan masyarakat untuk memakainya. Selain itu juga tentang kepribadikan pemborong, apakah ia orangnya ramah atau sombong, baik atau tempramen, pelit
ataukah punya kecacatan hukum di masyarakat. Faktor-faktor tersebut menentukan pilihan masyarakat jatuh pada ke pemborong yang mana.
Dari beberapa indikator tersebut, secara tak langsung juga menunjukkan persaingan antar pemborong. Walaupun tak terlihat dengan kasat mata persaingan
tersebut, tetapi secara tak langsung dapat dilihat melalui pemborong mana yang sering mendapatkan proyek dan pemborong mana yan sering menganggur di
rumah.
3.8. Jam Kerja Rentan Konflik diantara Sesama Pekerja
Jam-jam istirahat merupakan bagian yang penting dalam proses kerja bangunan. Apalagi jenis pekerjaan ini adalah pekerjaan kasar yang dilakukan di
luar ruangan dan merupakan salah satu jenis pekerjaan berat. Kalau sudah berat, banyak tenaga terporsir, dan tubuh pun gampang lelah kalau tidak istirahat.
Beberapa praktek kerja bangunan ada yang menerapkan 3 kali istirahat dalam sehari, yaitu sekali di jam 12-13.30 atau 14.00 untuk makan siang, jam 10.00-
Universitas Sumatera Utara
123
10.30 untuk istrihat sebentar meminum teh,kopi, atau merokok, dan jam 15.00 atau jam 15.30-16.00 untuk meminum teh, merokok, atau memakan kue-kue
maupun gorengan. Ada juga yang hanya menerapkan 2 kali istrihat, yaitu jam 12.00-13.30 dan jam 15.00-16.00, ada juga yang hanya menerapkan sekali
istirahat, hanya di jam 12 siang saja. Tetapi yang jelas semua pekerja wolonistirahat di jam 12 siang. Semua jam-jam istirahat tersebut tergantung
pemborong dan pemilik rumah. Kalau pemilik rumah berbaik hati memberikan makanan atau minuman di jam-jam istirahat tersebut sepanjang pengerjaan rumah,
maka mereka istirahat. Itu menandakan bahwa pemilik rumah mengizinkan mereka beristirahat sebentar. Tetapi kalau tanda-tanda minuman atau makanan itu
tidak diberikan maka itu menandakan pekerja harus tetap bekerja. Semua tergantung situasi nya.
Walaupun sudah ada jam isirahat yang sudah diberlakukan secara tetap dan semua pekerja sudah tau sama tau, bahwa istirahat makan siang di jam 12, tetapi
kadang memunculkan pertengkaran kecil-kecilan di antara pekerja. Kenek yang tugasnya adalah melayani tukang, harus menuruti perintah tukang. Seperti
kejadian yang saya temukan di lapangan. Jam sudah menunjukkan pukul 12 kurang, tetapi adukan semen baru saja di aduk. Pada hari ini pengerjaan masih
sama, yaitu pemasangan batu bata. Karena semen sudah terlanjur diaduk, maka tukang ingin pekerjaan dilakukan sampai semen habis. Tetapi karena jam sudah
menunjukkan jam 12 lewat, muka kenek sudah pada murung, dan mencampakkan ember yang ada di tangannya begitu saya. Ini menandakan bahwa kenek sudah
kesal. Karena situasi sudah panas, cuaca juga panas, maka tukang pun
Universitas Sumatera Utara
124
menghentikan pekerjaannya untuk menuruti kemauan kenek. Pada saat itu jam sudah menunjukkan pukul 12.15, wajar saja jika mereka memang harus istirahat.
Tetapi walaupun kenek meninggalkan lokasi pekerjaan duluan untuk meneduh di barak
11
, ia tidak langsung makan siang. Ia menunggu tukang datang dulu, dan mereka makan bersama-sama. Dalam istirahat pun, harus ada kesepakatan untuk
istirahat bersama, jangan ada yang istirahat dan jangan ada yang masih bekerja. Hal-hal seperti itulah sering memunculkan situasi yang tidak enak sesama
pekerja atau pertengkaran kecil pekerja. Ketika tidak ada yang mengawasi, maka pekerja pun terkadang terlihat tidak enakancekcok. Kadang pekerja yang satu
istirahat sebentar, mungkin karena capek, dan pekerja yang lain masih sibuk bekerja, sehingga menimbulkan suasana yang tidak enak. Ibarat pembicaraan
dalam hati, “enak kali dia bisa santai, aku aja masih kerja” seperti itu lah kira-kira. Dan karena ini adalah pekerjaan yang informal, dan jam kerjanya pun secara
informal di terapkan, hanya berdasarkan mulut ataupun tau sama tau. Tidak seperti bekerja di kantoran ataupun perusahaan yang memiliki aturan yang jelas
mengenai persoalan jam kerja, sehingga diharapkan para pekerja bangunan ini kompak ketika kapan mulai bekerja dan kapan megakhiri pekerjaan. Tetapi
kadang ada situasi dimana pekerja yang berulah. Ketika ada pemborong ia ingin terlihat tampil lebih baik dibanding yang lain. Seperti jam kerja dimulai jam 8, ia
sudah mulai bekerja di jam setengah 8. Disaat pekerja lainnya, masih sarapan dan minum teh ia sudah mulai bekerja. Bagaimana pun situasi seperti itu tidak enak
dilihat pekerja yang lainnya. Temannya sudah bekerja, mereka masih santai. Maka
11
. Tempat tinggal tukang bangunan jika bekerja di luar kota. Bangunan seadanya yang didirikan di dekat rumah klien.
Universitas Sumatera Utara
125
tidak ada lagi kenyamaan saat santai yang mereka rasakan ketika melihat kawan mereka sudah mulai bekerja, mau tidak mau mereka pun ikut bekerja. Tetapi
kalau terus-terusan bersikap begini, maka pekerja lain pun berontak. Karena pekerja tersebut sudah bertindak di luar aturan yang mereka lakukan. Aturannya
adalah, siapa yang melanggar hukum ia harus di beri sanksi. Sanksi yang diberikan adalah labrakan dari pekerja lain kepada pekerja tersebut, untuk jangan
bekerja suka-sukanya. Ketika konflik sudah terjadi, untuk menghindari konflik yang
berkepanjangan maka
pemborong mengambil
keputusan untuk
memindahkan pekerja ke tempat proyek yang lainnya, agar konflik pun tidak melebar yang berdampak pada pekerjaan rumah tersebut.
Pekerja yang suka angkat telor cari muka dengan pemborong pun meresahkan pekerja yang lain, seperti contoh dalam hal melanggar jam kerja.
Ketika ada pemborong pura-pura rajin, jam 7 atau setengah 8 sudah mulai, tetapi ketika pemborong tidak ada, sifatnya seperti biasa. Bagi pekerja yang lain, jam
kerja bukanlah hal yang paling utama. Yang paling penting adalah pertanggungjawaban hasil kerja atau mereka sering sebut bekas mereka setiap
hari nya. Karena ketika pemborong tidak bisa setiap saat memantau pekerjaan mereka, dan ketika ia datang memantau, ia akan melihat sudah sejauh mana hasil
yang pekerja lakukan. Itu lah bentuk pertanggungjawaban pekerja dengan
pemborong yang menggaji mereka. Hasil kerja setiap harinya.
Universitas Sumatera Utara
126
3.9. Adukan Semen yang tak Sesuai Prosedur