Kasus Rumah Yang Sedang Dibangun

90 kenangan berupa barang ke para tukang sebagai bentuk terima kasih. Ketiga fase itu lah yang perlu bagi pemilik rumah untuk tetap didoakan. Kalau pemilik rumah orang yang berpunya, biasanya ada acara pengguntingan pita, setelah itu mengadakan syukuran rumah baru. Semua tetangga, saudara, dan pekerja pun di undang untuk merayakan berdiri nya rumah baru mereka. Pekerja juga suka dengan apa yang dilakukan oleh pemilik rumah, karena mereka didoakan ketika akan bekerja, sehingga kesadaran untuk menjaga keselamatan bekerja pun ada.

2.9. Kasus Rumah Yang Sedang Dibangun

Kasus rumah yang sedang menjadi objek penelitian saya adalah rumah yang berukuran panjang 13 meter dan lebar 10 meter. Menurut penuturan pemborongnya yang bernama bang Andi, rumah ini adalah milik klien bersuku Batak Toba dan bertipe menengah ke bawah dalam sosial ekonominya. Rumah ini seharga 200 juta, sudah termasuk biaya bahan dan upah. Rumah ini adalah rumah yang dikerjakan dengan borongan upah. Dimana pemilik rumah yang bertanggungjawab terhadap kesedian bahan bangunan, dan selanjutnya mengenai upah kerja, pemilik rumah akan menegoisasikannya dengan seorang pemborong yang menanggungjawabi borongan tersebut. Bang Andi selaku pemborong rumah tersebut, menetapkan harga upah berdasarkan ukuran per meter dari rumahnya. Harga yang ditetapkan per meter adalah 500 ribu dengan target pengerjaan selama 3 bulan. Pekerja yang dikerahkan bang Andi untuk rumah tersebut adalah 5 orang, dengan 3 tukang dan 2 kenek. Harga upah bangun rumah tersebut yang sudah ditetapkan adalah 500 Universitas Sumatera Utara 91 ribu meter, maka jika dikalikan dengan panjang 13 meter dan lebar 10 meter, berarti 130×500 akan menghasilkan 65.000.000 upah selama 3 bulan. Pembayaran upah tidak langsung diberikan oleh pemilik rumah. Biasanya bang Andi akan minta per minggu nya yaitu di hari Sabtu sebesar 3-4 juta untuk menggaji anggota. Bang Andi bersuku Jawa, tetapi karena sudah lama tinggal di Raya Simalungun kemudian pindah ke Serbelawan, dan sudah banyak bergaul ke mana-mana, maka “darah” Jawanya sudah samar-samar terlihat, lebih seperti orang bersuku Batak. Bang Andi adalah pemborong yang berasal dari Serbelawan. Tetapi saat ini ada 4 proyek yang ia pegang di Pematangsiantar. Semua itu adalah karena relasi, relasi dari omongan klien yang memberitahukan ke teman- temannya. Sehingga, belum selesai proyek yang satu, sudah berdatangan proyek yang lainnya. Para pekerjanya bang Andi datangkan dari kampungnya, yaitu di Serbelawan. Para pekerja tersebut adalah orang-orang yang sudah bang Andi kenal, ataupun yang sudah pernah bekerjasama dengan bang Andi sebelumnya. Karena mereka adalah pekerja pendatang maka segala tempat tinggal dan biaya makan ditanggung oleh bang Andi. Selama bekerja, mereka tinggal di barak yang letaknya berada di samping bangunan rumah, dan makan akan ditanggung oleh pemborong sendiri. Untuk makan pekerja, itu di luar tanggungjawab pemilik rumahklien, dan tidak berhubungan dengan pembayaran upah. Maka dari itu, karena uang makan harus ditanggung lagi oleh pemborong, untuk menyiasatinya adalah ditetapkannya harga upah per meter lahan lebih mahal yaitu 500ribu meter, selanjutnya untuk para pekerja sendiri, karena sudah ditanggung makan Universitas Sumatera Utara 92 dan tinggal di barak, maka ekstra kerjanya harus ditingkatkan. Dalam artian, pemberlakukan kapan mulai start bekerja, tidak berlaku disini. Yang penting asal ada kesepakatan, jika jam 7 atau jam setengah 8 sudah bekerja, maka mereka semua harus sudah mulai bekerja. Jam kerja yang diberlakukan lebih awal, pasti akan mempercepat pengerjaan dan menguntungkan pemborong dan juga menyenangkan hati klien. Pada saat peletakan batu pertama pada rumah tersebut, pemilik rumah mengundang warga sekitar, keluarga, dan para pekerja untuk makan bersama. Dan ada juga beberapa warga yang di hantarkan nasi kotak. Ini sebagai ungkapan silahturahmi dengan tetangga sekitar mengingat bahwa klien bukanlah warga sekitar. Karena hubungan sudah terjalin dengan baik, maka bahan-bahan bangunan punya klien, dapat diletakkan di samping rumah tetangga maupun di depan rumah tetangga lainnya. Ini merupakan bentuk toleransi dan hubungan baik yang sudah terjalin. Para rumah ini tidak ada ritual seperti meletakkan kain, kelapa, pisang, dan lain sebagainya ketika sedang naik rabungsepan. Karena mereka beragama Khatolik yang tidak mempercayai hal-hal tersebut. Tetapi mereka nanti akan melakukan paulak tukang, sebagai bentuk rasa terima kasih kepada para tukang yang telah berjasa membangun rumahnya. Paulak tukang biasanya tradisi yang dilakukan oleh orang Batak saja. Orang Jawa tidak ada. Untuk orang Jawa, tradisi yang dilakukan adalah kenduri, acara berdoa dan makan bersama dengan seluruh kerabat dan juga para tukang. Tetapi kalau acara paulak tukang, dalam acara ini, ada acara khusus yang dibuat untuk para tukang. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Penelitian ini memusatkan perhatian pada kajian Antropologi Hukum tentang hubungan-hubungan hukum dalam lapangan pekerjaan bangunan di Pematangsiantar. Berbicara mengenai hukum dalam Antropologi, berarti juga berbicara mengenai kebudayaan. Hukum tidak ditinjau secara tersendiri, tetapi dihubungkan dengan kebudayaan sebagai keseluruhan Ihromi,2000:2. Karena pada konsep nya, hukum memberi pedoman bagi warga masyarakat mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak normatif 1 , dan dalam hal apa kognitif 2 F.Benda-Beckmann, dalam Irianto, 2005:65. Antropologi hukum juga melahirkan pluralisme hukum dalam kajiannya. Di luar Peraturan Perundang- Undangan Negara yang merupakan hukum formal di Indonesia, ada aturan-aturan atau hukum-hukum lain yang mengatur dan hidup di sosial masyarakat, dan itu disebut dengan pluralisme hukum. Sama seperti yang disampaikan oleh Griffith Irianto, 2005:56 bahwa pluralisme hukum adalah adanya lebih dari satu tatanan hukum dalam suatu arena sosial. Kehadiran aturan-aturan informal diluar aturan formal yang mengontrol kehidupan masyarakat menjadi daya tarik oleh 1 Hukum mengandung konsepsi normatif diartikan sebagai hukum berisi norma-norma aturan yang hidup di masyarakat. Sebagai contoh, dalam konsepsi normatif, tindakan korupsi, perdagangan manusia, pelanggaran hak asasi manusia, dilarang oleh semua sistem hukum, baik negara, agama, adat maupun kebiasaan lain dalam Irianto, 2012 :166 2 Hukum mengandung konsepsi kognitif diartikan tentang apa yang disebut sebagai „korupsi‟ atau „perdagangan orang‟ atau „hak asasi manusia‟ bisa sangat berbeda di antara berbagai sistem hukum tersebut dan dimana hukum itu berlaku dalam Irianto, 2012 :166 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Strategi Buruh Dalam Mempertahankan Hidup (Studi kasus di PT.Putra Mandiri Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematang Siantar)

0 44 128

RITUAL PIODALAN ETNIK BALI DI PURA JAGADHITA TOBA DI KELURAHAN BAHKAPUL KECAMATAN SIANTAR SITALASARI KOTA PEMATANGSIANTAR.

3 19 22

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 12

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 1

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 37

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 1 56

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 3

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 4

Pertanyaan Kuisioner STRATEGI BURUH DALAM MEMPERTAHANKAN HIDUP (Studi kasus di PT.Putera Mandiri Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari

0 0 12

STRATEGI BURUH DALAM MEMPERTAHANKAN HIDUP (Studi kasus di PT.Putra Mandiri Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematang Siantar)

0 0 16