148
menutup kemungkinan untuk memakai jasa tukang itu lagi, asal lebih ikut andil dalam pengerjaan nantinya.
Pada pandangan klien terhadap pekerja bangunan, persoalan-persoalan ataupun keluhan-keluhan yang dirasakan berada pada tahap perundingan
negoitation ataupun membiarkannya saja lumping it. Perundingan terjadi ketika pemilik rumah ingin menambah ataupun merombak bangunan yang sedang
dikerjakan, sehingga diambil suatu kesepakatan baru apakah biayanya nambah atau tidak. Pemborong dan pemilik rumah akan mendiskusikannya. Kemudian
tahap yang kedua adalah membiarkannya saja. Pihak yang merasa diperlakukan tidak adil, gagal dalam upaya menekankan tuntutannya. Ia mengambil keputusan
untuk mengambaikan saja masalah yang terjadi diantara mereka dan tukang, kemudian tetap melanjutkan hubungan dengan pihak yang ia rasa merugikannya.
7.3. Penyelesaian Sengketa dari Pemborong ke Pekerja
Menurut penuturan bang Andi, seorang pemborong dalam kasus pengerjaan pembangunan yang sedang saya teliti, pergantian pekerja, pemindahan pekerja
pasti selalu ia alami. Dalam beberapa waktu dekat ini, ia memiliki 4 proyek pembangunan, yang mengaharuskan ia menambah dan mengganti para pekerja
nya. Ia selalu melakukan perokeran tenaga kerja ataupun pemutusan hubungan kerja, karena bang Andi memiliki standard tersendiri untuk para pekerjanya.
Pekerja yang kurang ahli dalam membangun, sifatnya yang tidak bagus seperti suka angkat telor dan bertengkar harus segera di ganti. Biasanya bang Andi akan
Universitas Sumatera Utara
149
berbicara secara halus dan tak langsung ke pekerja tersebut, pekerja tersebut lah yang memahami apa maksud dari perkataan bang Andi dan mengundurkan diri.
Pada proyek pembangunan rumah ini saja, saya sudah berkali-kali melihat pekerja yang datang berganti-ganti. Ada yang dipindahkan ke proyek yang lain,
dan ada yang sudah di pecat. Tetapi ternyata, kemarin ada pekerja yang tidak terima di hentikan oleh bang Andi. Saya mengenal orangnya, penampilannya
memang tidak seperti pekerja yang lain, ia baru kali ini menjadi pekerja bangunan, tubuhnya penuh tato dan setiap istirahat ia selalu minum tuak. Ia adalah
satu-satunya dari warga sekitar yang menjadi pekerja bang Andi. Ia tidak terima di pecat oleh bang Andi, karena bang Andi merasa pekerjaannya tidak bagus dan
suka mencari ribut dengan pekerja lainnya, maka di hentikan saja. Tetapi ia tidak terima, dan berniat akan menganggu proses pengerjaan rumah tersebut. Tetapi ada
yang menarik, bahwa ternyata walaupun bang Andi berasal dari masyarakat luar, tetapi ia memiliki keamanan untuk melindungi proyek-proyek pembangunan yang
sedang ia tanggungjawabi. Sepertti jika ada penyerangan dari mantan pekerja nya ini, bang Andi mempunyai deking. Deking itu adalah temannya bang Andi yang
bertugas di Rindam seorang tentara. Jadi, jika ada masyarakat sekitar yang berniat ingin menganggu, bang Andi tinggal panggil saja temannya tersebut. Jadi
perlu nya kemanan untuk mengatur situasi dalam arena pertukangan ini juga yang memunculkan fenomena semi otonom social field. Dengan adanya deking yang
berasal dari orang pemerintahan tersebut, ini juga seperti perisai bagi bang Andi untuk menghindari konflik dengan pekerja ataupun warga sekitar yang berniat
menganggunya.
Universitas Sumatera Utara
150
BAB VII PENUTUP