Memilih Gaya Belajar Menggunakan Bahasa Sederhana

81 Berdasarkan perilaku anak autis yang berbeda diatas metode ataupun model pembelajaranya tetap sama hanya saja anak yang memiliki perilaku hiperaktif harus diajarkan oleh satu guru dan satu assisten. Karena perilakunya yang memiliki gerak berlebihan seperti berlari kesana kesini, mengerakan tangan berlebihan, mengarahkan wajah kesegalah arah dan sebagainya sehingga membuat proses belajar terganggu. Maka dari itu diperlukannya tenaga assisten terapis untuk membantu menenangkan mereka.

3.2. Pemilihan Teknik Mengajar

Ada beberapa cara yang di lakukan guru untuk membuat proses belajar menjadi lebih menarik anak autis dan membuatnya agar lebih mau mengikuti pelajaran. Cara ini memang sudah dibentuk sekolah agar materi pembelajaran dapat diterima oleh anak murid di sekolah tersebut. Semua guru harus melakukan cara ini tanpa ada pengecualian. Adapun beberapa cara tersebut adalah sebagai berikut: memilih gaya belajar, menggunakan bahasa sederhana, menggunakan objek menarik ketika belajar, mengatasi masalah anak menulis, memahami bakat anak autis, tidak melakukan perubahan jadwal.

3.2.1. Memilih Gaya Belajar

Setiap anak memiliki gaya belajar tertentu dalam memahami setiap pelajaran yang akan diterima. Beberapa anak mungkin lebih cepat menyerap informasi atau pelajaran dengan cara mendengar dan melihat, sementara anak yang lain lebih Universitas Sumatera Utara 82 cendrung pada gaya belajar visual atau metode pembelajaran yang diberikan melalui gambar atau alat elektronik. Sehingga guru harus mampu mengetahui tentang anak didiknya terlebih dahulu sebelum melakukan proses belajar. Seperti salah satu anak yang bernama Jasmine, anak ini sangat susah memahami atau kurang tertarik dengan media pembelajaran melalui tulisan seperti yang ada dibuku. Sehingga guru harus mengalihkannya kedalam bentuk gambar ataupun benda-benda yang sudah disediakan disekolah tersebut. Contohnya seperti menerangkan angka atau jumlah, anak tersebut kurang mau belajar jika pengenalan seperti angka hanya dibuat dalam bentuk tulisan. Jadi seorang guru seperti mengenalkan angka lima, guru tersebut mengambil benda bola kecil berjumlah lima dan menyatakan jumlah bola tersebut ada lima. Memperkenalkan bentuk angka lima tersebut juga melalui gambar angka lima yang besar dan sudah diwarnai. Tujuan dari pada guru untuk membuat teknik ini adalah agar murid lebih memahami dan lebih tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar.

3.2.2. Menggunakan Bahasa Sederhana

Menggunakan kata-kata sederhana serta kalimat pendek ketika berkomunikasi dengan anak-anak autis sangat dianjurkan. Karena kalimat yang panjang dan kompleks akan membuat anak menjadi bingung dan kalimat yang pendek lebih mudah dibaca, ditulis ulang serta dipahami oleh anak autis tersebut. Jadi setiap menerangkan suatu objek guru harus mampu membuat kalimat sesederhana mungkin dalam menyampaikannya terhadap anak didik agar mudah dipahami anak tersebut Universitas Sumatera Utara 83 seperti contoh mengenalkan gambar lemari, guru menjelaskannya dengan cara kalimat yang tidak panjang. Seperti yang pernah saya lihat waktu proses belajar mengajar. Bertepatan pada saat itu guru menerangakan gambar dengan bahasa yang sederhana dengan kalimat yang singkat. “ ini gambar lemari, gambar apa nak.. anak tersebut menjawab dengan kurang jelas dan menyebutkan amalai bu.. guru tersebut menjelaskan lagi sampai dia bisa mengucapkan lemari. Kemudian guru tersebut menjelaskan lagi, fungsinya untuk menyimpan baju. Untuk apa nak dengan bahasa yang kurang jelas lagi impa baju dan guru tersebut memperbaiki pengucapannya lagi dengan memerintahkan anak tersebut mengulangi hingga pengucapannya tepat. Penggunaan bahasa yang tepat dan sederhana akan membuat dan membantu pemahaman anak autis dalam mengetahui setiap pelajaran yang dijelaskan. Selain itu juga seorang guru harus menggunakan bahasa yang baku karena proses penyerapan kata-kata tidak mengalami kesalahaan dan terbiasa menyebutkan bahasa yang baku.

3.2.3. Menggunakan Objek Menarik Ketika Belajar