Menggunakan Objek Menarik Ketika Belajar Menanggani Masalah Anak Menulis

83 seperti contoh mengenalkan gambar lemari, guru menjelaskannya dengan cara kalimat yang tidak panjang. Seperti yang pernah saya lihat waktu proses belajar mengajar. Bertepatan pada saat itu guru menerangakan gambar dengan bahasa yang sederhana dengan kalimat yang singkat. “ ini gambar lemari, gambar apa nak.. anak tersebut menjawab dengan kurang jelas dan menyebutkan amalai bu.. guru tersebut menjelaskan lagi sampai dia bisa mengucapkan lemari. Kemudian guru tersebut menjelaskan lagi, fungsinya untuk menyimpan baju. Untuk apa nak dengan bahasa yang kurang jelas lagi impa baju dan guru tersebut memperbaiki pengucapannya lagi dengan memerintahkan anak tersebut mengulangi hingga pengucapannya tepat. Penggunaan bahasa yang tepat dan sederhana akan membuat dan membantu pemahaman anak autis dalam mengetahui setiap pelajaran yang dijelaskan. Selain itu juga seorang guru harus menggunakan bahasa yang baku karena proses penyerapan kata-kata tidak mengalami kesalahaan dan terbiasa menyebutkan bahasa yang baku.

3.2.3. Menggunakan Objek Menarik Ketika Belajar

Disini guru dituntut harus memiliki inspirasi dan kereatifitas dalam memanfaatkan objek ataupun mainan yang disukai anak. Anak-anak autis biasanya memiliki benda favorit ataupun mainan favorit. Sehingga ini menjadi suatu metode guru untuk membuat ketertarikan anak untuk mengikuti proses belajar. Apalagi ketika anak sedang tidak mau belajar, maka guru harus mampu mengunakan cara ini dan mengkombinasikannya dalam pelajaran. Seperti contoh ketika murid tidak mau belajar berhitung atau mengenal angka. Jika seorang anak tidak mau belajar maka guru harus mengeluarkan mainan sianak atau mengunakan mainan yang ada Universitas Sumatera Utara 84 disekolah tersebut. Misalnya anak tersebut menyukai mobil-mobilan, guru tersebut harus mampu mengkombinasiakannya dengan pelajaran yang sedang diajarkan. Sepertimengenalkan huruf B, guru meletakan empat gambar huruf yang didalamnya terdapat huruf B dan menyuruh anak mengarahkan mobil-mobilanya kearah huruf yang berbentuk B. Metode ini sering berjalan untuk memudahkan proses belajar mengajar apalagi pada saat anak autis tidak mau belajar. Selain itu juga mengunakan mainan favoritnya dapat menenangkan anak yang sedang menangis. Karena jika sudah kesukaannya adalah mainan mobil-mobilan maka anak tersebut akan menyukai mainan mobil-mobilan. Dan metode ini harus mampu dikuasai guru karena terkadang sering anak autis berperilaku aneh sebelum proses belajar-mengejar hendak di mulai seperti menangis, tidak mau belajar,mau pulang kerumah dan sebagainya. Metode ini cukup membantu guru-guru yang ada disekolah tersebut.

3.2.4. Menanggani Masalah Anak Menulis

Sebagian besar anak autis menghadapi masalah dengan sistem motorik mereka, terkadang anak autis tidak dapat mengendalikan tangan sehingga kesulitan untuk menulis dengan baik. Hal ini bisa membuat anak merasa putus asa. Untuk mengatasi hal ini, guru-guru di sekolah ini terkadang menyuruh anak untuk mengetik huruf dikomputer yang ada disekolah tersebut. Mengetik dikomputer bisa membantu anak belajar lebih cepat tanpa merasa kecewa saat melihat hasil tulisannya dan melalui cara ini bisa memotivasi anak untuk menikmati proses menulis. Universitas Sumatera Utara 85 Tetapi secara manual juga guru tetap mengajarkan anak menulis dan memegang alat tulis. Setiap anak murid dalam menulis manual oleh guru ataupun assisten terapis tetap dilakukan agar mereka terbiasa melakukannya. Penulisan melalui komputer tadi juga merupakan suatu proses persuasif terhadap anak agar tertarik dan mau belajar menulis. Karena anak autis kebanyakan sangat menyukai alat yang berbentuk digital seperti pengakuan salah seorang guru terhadap saya. Kebetulaan pada saat itu guru tersebut baru saja selesai mengajar dan sedikit bercerita kepada sayaMintauli, 36 Tahun: ”mereka ini dek kalau melihat alat elektronik seperti komputer contohnya sangat tertarik sekali, sehinga terkadang menulis melalui mengetik juga kami ajarkan dan lucunya kalau memahami hal yang diajarkan menggunakan alat elektronik gini mereka cepat mengertinya. Inilah mereka terlihat aneh tapi nyata”. Setiap anak autis memang memiliki kelebihan tersendiri disekolah ini dan setiap guru harus mampu memahami dan memanfaatkan sertiap kelebihan mereka dalam proses penyembuhan mereka mengarah yang lebih baik lagi.

3.2.5. Memahami Bakat Anak Autis