Pengaruh Hasil Belajar Anak Autis Terhadap Kebudayaan

132

5.3.2. Melalui Alat Terapi di Sekolah

Melalui alat terapi perubahann yang paling besar terlihat pada bentuk fisik anak. Sebagian anak autis memiliki ganguan pada tubuhnya seperti susuh memegang sesuatu, susah memfokuskan arah mata, susah berbicara, lamban bergerak dan sebagainya, melaui alat terapi yang di terapkan anak menjadi lebih baik dalam hal tersebut. Perubahannya dapat jelas terlihat sesuai dengan fungsi alat terapi yang sudah diuraikan diatas. Alat terapi sangat membantu dalam merubah fisik anak yang tadinya kurang menjadi lebih baik lagi.

5.4. Pengaruh Hasil Belajar Anak Autis Terhadap Kebudayaan

Kebudayaan memiliki pengaruh terhadap segala hal dalam mempengaruhi manusia. Kebudayaan tidak terelepas dari semua kegiataan manusia yang memberikan pengaruh yang berbeda-berbeda terhadap kebudayaan yang di miliki dari setiap manusia. Kebudayaan juga mampu mempengaruhi suatu pendidikan manusia secara individu. Kebudayaan mempengaruhi hasil belajar seseorang dalam memperoleh prestasi dan peningkatan dari proses belajar belajar sesorang. Kebudayaan juga turut mempengaruhi proses belajar mengajar di Yayasan Tali Kasih Medan. Terdapat banyak ras, suku dan agama di Yayasan TAli Kasih. Ada dua kebudayaan yang mencolok di sekolah tersebut yaitu Pribumi dan Non Pribumi. Hasil belajar yang di hasilkan atas pengaruh kebudayaan tersebut memiliki perbedaan dalam mencapai peningkatan proses penyembuhan. Non pribumi di Yayasan ini adalah orang Tionghoa atau sering di sebut orang dengan sebutan orang Cina. Universitas Sumatera Utara 133 Berdasarkan keturunan memang nenek moyang orang Tionghoa berasal dari Negara China. Kebudayaan yang berasal dari nenek moyang mereka tetap terbawa kekehidupan mereka sehari-hari mulai dari bahasa yang digunakan, mengkomsumsi makanan, berpakaian, pola hidup sehat dan banyak lainya. kebudayaan ini memberikan dampak terhadap anak autis yang bersuku Tionghoa tersebut dalam mengikuti proses belajar mengajar di Yayasan Tali Kasih Medan. Berdasarkan wawancara saya dengan informan anak non pribumi memiliki tingkat keberhasilan lebih cepat dalam penyembuhan dibandingkan anak pribumi. Hal ini di karena faktor kebudayaan seorang anak Tionghoa dalam mengkomsumsi makanan. Kebiasaan mereka dalam memakan makanan yang tidak terlalu matang membuat kandungan gizi dan vitamin di dalam makanan tidak rusak karena makanan yang di masak dengan suhu tinggi atau sering disebut Over Cook terlalu matang Membuat kandungan makanan rusak. Masa kanak-kanak merupakan masa pembentukan dan perkembangan otak dan jika di imbangi dengan gizi dan vitamin yang di makan, proses perkembangan otak anak akan cepat meningkat dan turut membantu proses pemyembuhan anak di dalam Yayasan Tali Kasih Medan. Orang Tionghoa juga sangat suka mengkomsumsi makanan yang disoup dari pada makanan yang di goreng. Hal ini menunjukan kebudayaan orang Tionghoa dalam mengkomsumsi makanan sehat membuat proses perkembangan otak anak berjalan dengan baik dan membantu proses belajar untuk penyembuhan anak autis. Universitas Sumatera Utara 134 Pada dasarnya di Yayasan ini orang Tionghoa lebih memiliki tingkat keberhasilan lebih cepat dibandingkan orang Pribumi sendiri. Seperti yang telah diungkapkan oleh seorang guru Roma, 34 Tahun: Sebenarnya sih dek, kalau masalah kepintaran dan cepat menangkap itu di atur volume otak anak-anak ini. kalau IQ nya sama yah otomatis daya tangkapnya juga sama. Jadi yang membuat mereka ini berbeda kadang factor lain seperti orang Tionghoa inilah deg, makanan mereka itu selalu yang sehat-sehat selalu saya tengok yang setengah matanglah dan juga jarang memamakan makan gorengan keseringan soup ini yang sering saya lihat ketika orang tua mereka membawa makanan. Jadi dukungan anak Tionghoa memperoleh makan yang berkualitas yah jelas membantu penyembuhan mereka dan perkembangan otaknya tadi, didukung oleh mengkonsumsi makanan sehat. Pengaruh kebudayaan turut memberikan dampak terhadap segala hal termasuk dalam pendidikan. Kebudayaan orang Tionghoa dalam mengkonsusmsi makanan sehat, membantu proses penyembuhan anak.Serta sifat orang Tionghoa yang disiplin dalam mengajarkan anaknya dirumah juga turut membantu seorang anak cepat dalam penyembuhannya. Orang Tionghoa yang percaya terhadap Dewa matahari, dimana mereka selalu berusaha bangun di pagi hari sebelum matahari terbit. Dari hal ini terlihat kedisplin orang Tionghoa dalam mempola kehidupannya sehari-hari. Karena tidur dan bangun tidur yang tepat dan cukup merupakan pola hidup sehat yang harus di jalankan manusia. Pembentukan karakter anak turut dapat di pengaruhi kebudayaan, cakupan budaya memberikan dampak terhadap peroses penyembuhan anak di sekolah ini. kebudayaan orang Tionghoa yang berbeda dalam mengkonsumsi makanan terhadap non pribumi turut memberikan dampak berbeda dalam proses penyembuhann anak. Universitas Sumatera Utara 135

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai pola mengajar para guru di Yayasan Tali Kasih Medan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Sekolah mampu menciptakan pola mengajar yang baik dengan cara menyesuaikan terhadap lingkungan yang ada di dalam sekolah sesuai kondisi yang di perlukan anak autis. Disekolah ini guru dituntut harus dapat menyesuaikan diri terhadap murid- murid, adaptasi yang baik diberikan oleh guru dapat memberikan dampak yang baik. Dengan adaptasi terhadap lingkungan sekolah, termasuk anak murid maka setiap tipe- tipe ataupun karakter anak murid dapat dikuasai oleh guru. Mengetahui karakter anak merupakan hal yang harus diperhatikan agar proses penyampain pengajaran diberikan oleh guru dapat disesuaikan oleh guru terhadap anak murid. Pola mengajar yang di ciptakan sekolah sesuai dengan keadaan murid membuat perkembangan anak dapat berjalan dengan baik. Pola mengajar yang paling di terapkan seorang guru terhadap anak autis adalah suatu tindakan yang sering dilakukan berulang-ulang agar anak dapat terbiasa dan mengikuti kebiasaan yang sudah diterapkan. Interaksi sesama guru yang baik membuat proses belajar mengajar anak autis sangat teratasi. Kesulitan-kesulitan yang di hadapi oleh guru dalam mengajari anak autis bisa di atasi dengan kerjasama yang dilakukan guru. kepeduliaan sesama guru membuat hubungan harmonis tercipta di sekolah tersebut.Dengan hubungan baik Universitas Sumatera Utara