40,000,000 Rp
20,000,000 Rp
RUSAK BERAT
RUSAK SEDANG
RUSAK BERAT RUSAK SEDANG
1 2
3 4
5 6
7 8
9 I
ERWIN DESRI, ST 1
23 BIES
101 180
281 4,040,000,000
Rp 3,600,000,000
Rp 7,640,000,000
Rp 2
8 CELALA
30 74
104 1,200,000,000
Rp 1,480,000,000
Rp 2,680,000,000
Rp 3
96 KETOL
1,005 488
1,493 40,200,000,000
Rp 9,760,000,000
Rp 49,960,000,000
Rp 4
3 RUSIP ANTARA
34 17
51 1,360,000,000
Rp 340,000,000
Rp 1,700,000,000
Rp 5
41 SILIH NARA
221 280
501 8,840,000,000
Rp 5,600,000,000
Rp 14,440,000,000
Rp 171
1,391 1,039
2,430 55,640,000,000
Rp 20,780,000,000
Rp 76,420,000,000
Rp II
ABDAN SYAKURA, ST 6
87 BEBESEN
412 756
1,168 16,480,000,000
Rp 15,120,000,000
Rp 31,600,000,000
Rp 7
93 KEBAYAKAN
592 703
1,295 23,680,000,000
Rp 14,060,000,000
Rp 37,740,000,000
Rp 8
6 PEGASING
25 49
74 1,000,000,000
Rp 980,000,000
Rp 1,980,000,000
Rp 9
2 BINTANG
4 15
19 160,000,000
Rp 300,000,000
Rp 460,000,000
Rp 10
23 LUT TAWAR
99 175
274 3,960,000,000
Rp 3,500,000,000
Rp 7,460,000,000
Rp 11
101 KUTE PANANG
1,344 352
1,696 53,760,000,000
Rp 7,040,000,000
Rp 60,800,000,000
Rp 312
2,476 2,050
4,526 99,040,000,000
Rp 41,000,000,000
Rp 140,040,000,000
Rp 483
3,867 3,089
6,956 154,680,000,000
Rp 61,780,000,000
Rp 216,460,000,000
Rp Total Nilai KK Rusak
Rp. No
Jumlah Pokmas
tidak termasuk rusak ringan
Kecamatan Keterangan KK
Total Jumlah
KK Rusak Nilai Kerusakan Unit rumah Rp.
pelatihan kepada masyarakat mengenai pembuatan konstruksi bangunan yang ramah gempa seperti yang dilakukan oleh Build Change Indonesia.
54
Sumber: Data Sekunder Penelitian
b. Syarat dan Mekanisme Pencairan Dana Bantuan RR
Pencairan tahap pertama ada 18 syarat terlampir yang harus dipenuhi kelompok masyarakat pokmas dalam Dokumen Teknis Pembangunan
Permukiman DTPP, syarat yang termasuk di dalamnya seperti: sketch rumah dan Rencana Anggaran Biaya RAB.
55
Mengenai mekanisme pencairannya, pemerintah terlebih dahulu membentuk pokmas yang terdiri dari 6-20KK, masyarakat membentuk pengurus
kelompok secara struktural sesuai dengan Peraturan Kepala BNPB No. 4 Tahun 2011. Lalu membuat rekening kelompok atau rekening koran ke BRI, karena
akses Bank BRI di wilayah Kabupaten Aceh Tengah menyentuh hingga pelosok.
54
Wawancara dengan Kepala BPBD, Bapak Djauhari, S.T 22092014
55
Wawancara dengan Kasi Rehabilitasi, Bapak Mahlansyah, S.T 20092014
Universitas Sumatera Utara
Kemudian dana ditransfer oleh Pemerintah PusatAPBN dan PropinsiAPBA ke rekening kelompok yang berjumlah Rp. 60.000.000,- untuk rusak berat dan Rp.
25.000.000,- untuk rusak sedang. Menurut juknis yang telah ditetapkan oleh BNPB, alokasi dana APBN untuk rusak berat adalah Rp. 40.000.000,- dan rusak
sedang Rp. 20.000.000,- dan itu adalah angka maksimal, dengan harapan jika pembangunan perumahan yang dilakukan masyarakat tidak mencapai dana
tersebut, maka masyarakat berkewajiban mengembalikan dana tersebut, namun sampai saat ini kenyataannya tidak ada masyarakat yang melakukan tindakan
tersebut.
56
Pendanaan yang bersumber dari APBN, mekanisme pencairan uang dalam rekening dilakukan dalam 3 tahapan, tahap pertama sebesar 40, tahap kedua
30, dan tahap ketiga menyusul 30. Baik rusak sedang dan rusak berat mekanismenya serupa guna meminimalisir tindakan penyelewengan. Pokmas bisa
berkonsultasi dan berkomunikasi dengan fasilitator untuk membuat permintaan pencairan dana tahap pertama dengan meminta persetujuanpengesahan PJOK dan
TPM, lalu menyerahkannya ke BPBD agar dibuatkan rekomendasi pencairan dananya ke Bank BRI, setelah itu masyarakat bisa langsung mencairkan dana
tersebut untuk dipergunakan membangun rumahnya. Salah satu tugas fasilitator menjamin bahwa uang dipergunakan sesuai dengan kebutuhan agar tidak terjadi
penyelewengan.
57
56
Wawancara dengan Kabid RR, Bapak Gusti Martarosa, S.T 27082014
57
Wawancara dengan Kabid RR, Bapak Gusti Martarosa, S.T 27082014
Universitas Sumatera Utara
IV.3.2 Kinerja BPBD dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi
a. Koordinasi BPBD