2. Pencairan APBA 100
Dana yang bersumber dari APBA bisa dicairkan setelah pencairan dana tahap pertama dari APBN diselesaikan. Dana APBA dicairkan pada bulan April
2014. Jumlah dana yang dicairkan sebesar Rp. 5.000.000,-. Secara spesifik dana tersebut digunakan untuk biaya penambahan RAB, informan lain menyebutkan
dana tersebut digunakan untuk membuat bonfaktur belanja bahan bangunan sejumlah Rp. 250.000,- sampai Rp.300.000,- kali ini pemotongan tersebut telah
dinegosiasikan terlebih dahulu oleh oknum fasilitator. Selanjutnya pokmas berserta anggotanya juga menyisihkan dana untuk kas
pokmas senilai Rp.200.000,- sampai Rp. 250.000,-, tergantung kesepakatan dari musyawarah yang diadakan pokmas. Secara jelas kemudian informan
menambahkan bahwa biaya penambahan RAB dilakukan melalui proses negosiasi oleh fasilitator konsultan, namun dilaporan pertanggungjawaban tertulis tidak
ada biaya penambahan RAB, hal itu yang diinformasikan oleh fasilitator kepada pokmas.
3. Pencairan Tahap Kedua APBN 30
Pencairan tahap kedua dilakukan pada bulan Agustus 2014 dengan jumlah senilai Rp. 6.000.000,-, dengan pemotongan Rp. 300.000,- untuk pembuatan bon
faktur pembelanjaan untuk disadur ke dalam laporan pertanggungjawaban,dan kemudian Rp. 200.000,- untuk tambahan dana kas pokmas dan biaya administrasi.
Universitas Sumatera Utara
4. Pencairan Tahap Ketiga APBN 30
Kesimpulan dan rangkuman wawancara yang dilakukan peneliti pada masyarakat menyebutkan bahwasanya sampai pada bulan Oktober 2014 sisa dana
tahap ketiga yang bersumber dari APBN senilai Rp. 6.000.000,- atau 30 dari total keseluruhan dana yang harusnya dicairkan belum terealisasi pada
masyarakat. Namun masyarakat sudah mengetahui melalui informasi dari fasilitator bahwa pencairan dana tahap terakhir ini masyarakat harus melengkapi
beberapa persyaratan lanjutan yaitu berupa bon faktu pembelanjaan, sama seperti syarat pencairan sebelumnya, dan hal tersebut telah dikumpulkan kepada ketua
pokmas dan fasilitator, fasilitator juga sudah meninjau untuk memverifikasi keabsahan data fisik bangunan maupun data administrasi, namun kabar untuk
pencairan tahap terakhir ini belum ada eksekusi lebih lanjut. Jika melihat belum direalisasikannya pencairan tahap terakhir untuk
masyarakat oleh Pemerintah, dapat dikatakan bahwa responsivitas dan daya tanggap Pemerintah sangat berjalan lambat dalam memahami kebutuhan
masyarakat. Padahal jika diperhatikan rentang waktu kejadian gempa bumi sampai sekarang telah melebihi jangka waktu yang telah direncakan dalam
Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Aceh. Terlepas dari persoalan tersbut, sampai saat dilakukannya penelitian ini,
telah lebih dari satu tahun yang lalu gempa terjadi, namun pelaksanaan rehabilitasi
dan rekonstruksi belum juga dapat diselesaikan.
Universitas Sumatera Utara
KERUSAKAN RUMAH MASYARAKAT KATEGORI BERAT
Prosedur pencairan untuk kerusakan kategori berat secara umum sama seperti kerusakan dengan kategori sedang, hanya saja berbeda dalam besarnya
dana yang diterima dan tahapan yang sedikit lebih banyak. Bapak Sugianto dalam wawancara yang peneliti lakukan menyebutkan bahwa jumlah dana bantuan yang
diberikan oleh Pemerintah untuk rumah yang memiliki klasifikasi kerusakan berat adalah senilai Rp. 60.000.000,-. Dengan rincian pembagian dari dua sumber
pendanaan yaitu, APBN dan APBA. Sumber dana yang berasal dari APBN senilai Rp. 40.000.000,- dan APBA senilai Rp. 20.000.000,-. Untuk dana yang berasal
dari APBN dilakukan dengan 3 tahap pencairan yaitu: Tahap pertama sebesar 40 senilai Rp. 16.000.000,-, kemudian 30 senilai Rp. 12.000.000,-, dan
tahapan terakhir 30 dengan jumlah Rp. 12.000.000,-. Sementara untuk dana dari APBA dicairkan dalam 2 tahap, tahap pertama pencairan dana sejumlah 60 dan
terakhir 40.
1. Pencairan Tahap Pertama APBN 40