Pencairan Tahap Pertama APBN 40

Dana bantuan tersebut telah dikucurkan secara keseluruhan ke rekening pokmas, tergantung jenis kerusakan dan jumlah anggota pokmas terkait. 79

f. Mekanisme Pencairan Dana RUSAK SEDANG

• APBN 40 = Rp. 8.000.000,- • APBA 100 = Rp. 5.000.000,- • APBN 30 = Rp. 6.000.000,- • APBN 30 = Rp. 6.000.000,-

1. Pencairan Tahap Pertama APBN 40

Dalam implementasi pencairan dana korban bencana tahap pertama untuk kerusakan sedang yang bersumber dari APBN sebesar 40, Pemerintah melaksanakan mekanisme pencairan dana secara langsung bekerjasama dengan Bank BRI sebagai penyalur dana tersebut dengan menyertakan syarat-syarat yang harus diverifikasi oleh fasilitator, BPBD, dan beberapah pihak terkait lainnya. Dari hasil wawancara yang saya himpun, informan mengatakan bahwa pencairan tahap pertama yang dilakukan di Kampung Persiapan Bies dimulai pada bulan Mei 2014. Ada perbedaan waktu pencairan di setiap kampung, secara teknis bantuan dana difokuskan terlebih dahulu ke pusat gempa, seperti di Kecamatan Ketol. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah membuat LPJ, Rencana Anggaran 79 Wawancara dengan Budi, Rusak Sedang, Kampung Blang Gele 21092014 Universitas Sumatera Utara Biaya RAB, denah rumah, kategori kerusakan, surat keterangan dari Reje, pihak Kecamatan, Polsek, dan lain-lain. Namun pada kenyataannya masyarakat tidak bisa membuat RAB, jadi oleh karena itu RAB secara dibuatkan oleh konsultan, namun kebanyakan dari fasilitatorlah yang merangkap sebagai konsultan, fasilitator mengajukan diri untuk jadi konsultan. Karena konsultan dari luar banyak yang salah dalam pembuatan RAB. Setelah persyaratan dilengkapi, kemudian berkas diajukan kepada fasilitator lalu kemudian ke BPBD . Untuk rusak sedang pencairan tahap pertama berjumlah Rp. 8.000.000,- lalu ada pemotongan Rp. 600.000,- untuk pembuatan RAB dan Rp. 400.000,- untuk kas pokmas yang digunakan untuk biaya administrasi biaya kepengurusan, biaya materai, ucapan terimakasih kepada fasilitator, ke kecamatan, dan lain-lain. Kemudian sisa uang tersebut digunakan untuk biaya pembangunan rumah mulai dari pondasi hingga mencapai slop pembangunan, secara matematis bangunan telah dibangun hingga 40. Namun untuk kasus pada rumah informan disini tidak direnovasi, melainkan dibangun dari awal, dikarenakan tanah bangunan yang sebelumnya terlalu riskan untuk ditempati, sehingga fasilitator mengarahkan bahwa informan harus merelokasi pembangunan rumahnya untuk meminimalisir dampak gempa di masa mendatang. Informan menyebutkan bahwa persyaratan relokasi harus menyertakan persetujuan dari Reje, pihak Kecamatan, Fasilitator, dan BPBD. Jika pembangunan telah mencapai tahap 40, maka hal tersebut sudah memenuhi persyaratan untuk melakukan pengajuan penarikan dana tahap kedua dari APBN. 80 80 Wawancara dengan Ramli, Rusak Sedang, Kampung Persiapan Bies 03102014 Universitas Sumatera Utara Informan lain memberikan penjelasan yang serupa, namun ada perbedaan mengenail detail waktu dan jumlah pemotongan dana bantuan, sebagai berikut dijelaskan bahwa dana bantuan tersebut sudah masuk ke rekening pokmas pada bulan Desember 2013, namun baru direalisasikan pencairannya pada bulan Maret 2014, hal tersebut didapat melalui informasi yang diberikan fasilitator kepada ketua pokmas terkait. Pencairan dana tahap pertama pada bulan Maret 2014 senilai Rp. 8.000.000,- yang bersumber dari APBN, kemudian digunakan untuk pembuatan RAB Rp. 700.000,- dan Rp. 300.000,- untuk saldo kas pokmas. Jadi total uang yang dipotong senilai Rp. 1.000.000,- namun di laporan pertanggungjawaban tetap ditulis senilai Rp. 8.000.000,-. Dana pembuatan RAB sebelumnya telah disetujui oleh seluruh anggota kelompok dan kelompok juga tidak menjadikan hal tersebut sebuah beban. 81

2. Pencairan APBA 100