b. Syarat dan Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan RR
Pencairan dana BLM tahap pertama, dilakukan setelah masyarakat memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh BPBD dalam Dokumen
Teknis Pembangunan Permukiman DTPP, diantaranya adalah: 1.
Lembar Pengendalian dan Verifikasi; 2.
Lembar Penilaian dan Kelayakan DTPP; 3.
Surat Pengajuan Bantuan Dana Rumah BDR; 4.
Usulan Kegiatan Pembangunan Rumah BDR; 5.
Surat Pernyataan Kesepakatan Atas Lampiran DTPP; 6.
Berita Acara Pembentukan Kelompok Mayarakat Pokmas; 7.
Lembar Pernyataan Pokmas; 8.
Pernyataan Bersama Kelompok Masyarakat; 9.
Surat Penetapan Skala Prioritas dan Kelayakan Lokasi; 10.
Surat Bukti Kepemilikan Tanah Surat HibahLetter CSertifikat dan Photocopy KTP dan KK;
11. Peta Existing Kampung dan Lokasi Lahan Rumah BDR;
12. BA Survey dan Pengukuran Lokasi Lahan Rumah BDR;
13. Surat Keterangan Kampung;
14. Pernyataan Hibah Lahan jika lahan kas desa;
15. Foto Lokasi Kondisi 0 BDR;
16. Gambar Desain dan RAB dan Daftar Kuantitas dan Harga;
17. Rencana Kerja dan Syarat;
18. Kajian Dampak Lingkungan dan Sosial serta Rekomendasi; dan
Universitas Sumatera Utara
19. Berita Acara Penetapan Penerima Manfaat BDR SK Bupati.
Sumber: Data Sekunder, 2014. Peneliti melihat bahwa persyaratan teknis dan administratif pada
penyaluran dana bantuan rumah yang dilakukan masyarakat seperti syarat-syarat di atas sudah sangat jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan
keabsahan metode pelayanan. Namun karena banyaknya persyaratan teknis dan mekanisme penyaluran bantuan tersebut, tampak terlalu rumit dan tidak
sederhana, sehingga masyarakat yang terkena bencana dan berhak mendapatkan bantuan dalam implementasinya banyak yang belum sepenuhnya memahami
prosedur dan mekanisme tersebut. Berdasarkan Perka BNPB No. 3 Tahun 2013 mengenai mekanisme
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi, di Kabupaten Aceh Tengah mengambil tata cara pelaksanaan anggaran dengan sistem pemberian bantuan
langsung kepada masyarakat kelompok masyarakat. Maka proses penyaluran dan penggunaan BLM yang sudah ada di rekening Pokmas maupun yang di Bank
dilakukan dengan suatu pendampingan fasilitator. Penggunaan dana bantuan BLM dari rekening Pokmas atau Bank kepada masyarakat penerima bantuan, dilakukan
secara bertahap minimal 2 tahap setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditetapkan.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan bahwasnya mekanisme telah sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Perka BNPB tersebut, dimana terlihat
bahwa, masyarakat telah menerima penuh dana bantuan tersebut dalam rekening kelompok mereka, seperti yang dikatakan Pak Budi dari Kampung Blang Gele
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan bahwa dana tersebut sepenuhnya sudah mereka terima semua dalam rekening pada bulan Desember 2013, dengan jumlah total senilai Rp. 400 Juta.
Namun pencairannya harus dilakukan tahapan terlebih dahulu, yaitu untuk rusak berat mempunyai mekanisme 5 tahapan dalam dua alokasi anggaran yang
berbeda, sedangkan untuk rusak sedang dilakukan dalam 4 tahapan, pun juga dalam dua alokasi anggaran, yaitu berasal dari APBN dan APBAceh.
Hal tersebut diperkuat dengan perkataan yang disebutkan Kabid RR yaitu pendanaan bantuan yang bersumber dari APBN, mekanisme pencairan uang
dalam rekening dilakukan dalam 3 tahapan, tahap pertama sebesar 40, tahap kedua 30, dan tahap ketiga menyusul 30. Pokmas bisa berkonsultasi dan
berkomunikasi dengan fasilitator untuk membuat permintaan pencairan dana tahap pertama dengan meminta persetujuanpengesahan PJOK dan TPM, lalu
menyerahkannya ke BPBD agar dibuatkan rekomendasi pencairan dananya ke Bank BRI, setelah itu masyarakat bisa langsung mencairkan dana tersebut untuk
dipergunakan membangun rumahnya. Penggunaan oleh masyarakat utamanya didasarkan pada kemajuan
pelaksanaan kegiatan yang terlebih dahulu diverifikasi oleh fasilitator untuk menjamin bahwa penggunaan dana BLM sesuai dengan yang direncanakan dalam
tujuan kegiatan. BLM yang sudah berada di rekening Pokmas ataupun di Bank dapat digunakan sampai pekerjaan selesai dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
Syarat Untuk Relokasi Rumah
Namun untuk kasus pada rumah informan disini tidak direnovasi, melainkan dibangun dari awal, dikarenakan tanah bangunan yang sebelumnya
terlalu riskan untuk ditempati, sehingga fasilitator mengarahkan bahwa informan harus merelokasi pembangunan rumahnya untuk meminimalisir dampak gempa di
masa mendatang. Informan menyebutkan bahwa persyaratan relokasi harus menyertakan persetujuan dari Reje, pihak Kecamatan, Fasilitator, dan BPBD.
Berdasarkan kutipan wawancara yang dilakukan oleh Bapak Budi selaku masyarakat yang menerima bantuan, menyebutkan bahwa syarat relokasi rumah
sama seperti syarat untuk bendapatkan bantuan seperti penjelasan di atas, namun ada sedikit penambahan, berupa surat tanah yang akan direlokasi dan lokasi yang
direlokasi tidak boleh keluar dari kampung yang mengajukan relokasi.
c. Prosedur Pencairan Dana Kepada Masyarakat KERUSAKAN RUMAH MASYARAKAT KATEGORI SEDANG