18 [16]. Rantai polimer di interkalasi atau di eksfoliasi untuk membentuk
nanokomposit. Proses pembuatan dengan metode interkalasi ini biasa untuk membuat nanokomposit dari thermoplastik atau bagi polimer yang tidak sesuai
untuk dibuat dengan teknik adsorpsi atau in situ polimerisasi [65]. Pada kondisi tertentu, jika permukaan lapisan cukup kompatibel atau sesuai dengan polimer,
maka polimer dapat masuk ke ruang interlayer dan membentuk nanokomposit terinterkalasi atau exfoliasi [68]. Pada penelitian ini digunakan metode melt
intercalation dimana tidak diperlukan pelarut dalam menghasilkan bioplastik, serta digunakan proses mekanik ultrasonikasi untuk mendispersikan pengisi
mikrokristalin selulosa.
2.11 KARAKTERISASI PATI
Beberapa analisakarakterisasi yang dilakukan pada bioplastik adalah sebagai berikut.
2.11.1 Analisa Kadar Pati
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi
yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket [56]. Kadar pati merupakan banyaknya pati yang
terkandung dalam bahan kering yang dinyatakan dalam persen. Kadar pati dianalisa dengan metode hidrolisis dengan asam. Berdasarkan standar mutu pati
menurut Standar Industri Indonesia, kadar pati yang diizinkan adalah minimal 75 [69].
2.11.2 Analisa Kadar Amilosa Dan Amilopektin
Kadar amilosa yaitu banyaknya amilosa yang terdapat di dalam granula pati. Amilosa sangat berperan pada saat proses gelatinisasi dan lebih menentukan
karakteristik pasta pati. Pati yang memiliki amilosa yang tinggi mempunyai kekuatan ikatan hidrogen yang lebih besar. Sedangkan amilopektin memiliki
rantai cabang yang panjang memiliki kecenderungan yang kuat untuk membentuk gel. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin
tidak bereaksi [56]. Kadar amilosa pada pati dianalisa dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
19 metode AOAC Official Methods of Analysis 1998. Umumnya pati mengandung
15 –30 amilosa, 70–85 amilopektin dan 5–10 material antara [70]. Pada
umumnya amilosa dari umbi-umbian mempunyai berat molekul yang lebih besar dibandingkan dengan berat molekul amilosa serealia, dengan rantai polimer lebih
panjang daripada rantai polimer amilosa serealia [71].
2.11.3 Analisa Kadar Air
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah atau berdasarkan berat kering. Kadar air
merupakan pemegang peranan penting, dimana aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kandungan air dalam bahan
ikut menentukan daya tahan bahan itu sendiri [72]. Standar Industri Indonesia untuk nilai kadar air maksimum 14 [73]. Dalam penelitian ini menggunakan
metode AOAC Official Methods of Analysis 1998 berdasarkan basis kering [56]. Kadar air yang tinggi pada tepung atau pati dapat menimbulkan gumpalan,
perubahan warna dan bau akibat timbulnya jamur [74].
2.11.4 Analisa Kadar Abu