KARAKTERISTIK HASIL ANALISA MORFOLOGI PATAHAN

68 molekul selulosa cenderung untuk membentuk ikatan hidrogen intramolekul, termasuk dengan molekul air [116]. Selain itu, terdapat penyimpangan antara hasil yang diperoleh pada nilai penyerapan air dan densitas bioplastik. Pada bioplastik dengan mikrokristalin selulosa 4 dan sorbitol 30, nilai penyerapan air yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan bioplastik mikrokristalin selulosa 4 dan sorbitol 25. Hasil ini berbanding terbalik dengan kerapatan bioplastik yang mana bioplastik mikrokristalin selulosa 4 dan sorbitol 25 memiliki densitas yang lebih rendah. Terjadinya penyimpangan pada niai penyerapan air dapat disebakan oleh adanya penggumpalan yang menyebabkan kenaikan niai penyerapan air. Agregat dapat dihasilkan melalui proses ultrasonikasi yang kurang sempurna dimana Penurunan diameter rata-rata dari partikel meningkatkan jumlah partikel individu. Hal ini menyebabkan pengurangan jarak partikel rata-rata dan meningkatkan luas permukaan partikel. Luas permukaan dan jarak partikel rata-rata dapat mempengaruhi reologi cairan. Jika ada perbedaan berat jenis antara partikel dan cairan, homogenitas campuran dapat mempengaruhi stabilitas dispersi. Stabilitas dispersi erat kaitannya dengan viskositasnya dimana semakin kecil ukuran agregat, maka viskositasnya juga semakin rendah [128]. Proses pendispersian mikrokristalin selulosa yang kurang homogen menyebabkan penggumpalan yang menghalangi ikatan hidrogen antar komponen bioplastik sehingga mengurangi kekompakkan bioplastik. Adanya agglomerasi didukung dengan hasil analisa morfologi bioplastik yang menunjukkan keberadaan rongga kosong yang mempermudah penetrasi molekul air ke dalam permukaan bioplastik sehingga meningkatkan penyerapan air bioplastik.

4.7 KARAKTERISTIK HASIL ANALISA MORFOLOGI PATAHAN

BIOPLASTIK PATI KULIT SINGKONG DENGAN MIKROKRISTALIN SELULOSA DAN PEMLASTIS SORBITOL Karakteristik morfologi permukaan patahan ditunjukkan dengan analisa Scanning Electron Microscopy SEM. Dibawah disajikan karakteristik hasil analisa morfologi patahan bioplastik dengan komposisi kandungan pati kulit singkong 10 gram, mikrokristalin selulosa 6 dan sorbitol 20 di perbesaran Universitas Sumatera Utara 69 10000x. Karakteristik analisa morfologi SEM dilakukan di Laboratorium SEM, Institut Teknologi Bandung. a b Gambar 4.9 Hasil Analisa Morfologi Patahan a Bioplastik Pati Kulit Singkong dan b Bioplastik Pati Kulit Singkong Dengan Mikrokristalin Selulosa dan Pemlastis Sorbitol di Perbesaran 10000x Dari gambar 4.9 dapat dilihat hasil analisa morfologi patahan uji kekuatan tarik dari bioplastik. Pada hasil analisa SEM bioplastik pati kulit singkong tanpa pengisi mikrokristalin selulosa dan sorbitol Gambar 4.9 a menunjukkan permukaan matriks yang tidak rata serta strukturnya yang tidak kompak dengan masih adanya fraksi kosong. Fraksi kosong tersebut menyebabkan pada saat bioplastik yang dihasilkan diberi beban maka tegangan akan berpindah ke daerah void sehingga mengurangi kekauatan bioplastik [138]. Hal ini yang menyebabkan bioplastik pati kulit singkong murni memiliki kuat tarik terendah. Sedangkan pada bioplastik pati kulit singkong berpengisi mikrokristalin selulosa dan pemlastis sorbitol Gambar 4.9 b hasil analisa SEM menunjukkan struktur yang kasar dan tidak rata tetapi lebih kompak dibandingkan bioplastik pati murni. Hal ini dikarenakan penambahan mikrokristalin selulosa dan sorbitol yang berikatan dengan matriks pati menghasilkan ikatan hidrogen yang meningkatkan kekompakkan bioplastik. Tetapi pada bioplastik ini juga masih terdapat rongga kosong. Adanya rongga kosong dapat diakibatkan oleh udara yang terperangkap dalam bioplastik pada saat proses pengeringan [139]. Hasil SEM bioplastik juga menunjukkan adanya pengurangan ukuran partikel mikrokristalin selulosa akibat ultrasonikasi yang ditunjukkan dengan berkurangnya fasa kristalin menjadi fibril atau serat yang panjang. Disisi lain, Rongga Kosong MCC Matriks Pati Rongga Kosong Universitas Sumatera Utara 70 adanya pengurangan ukuran partikel mikrokristalain selulosa ini turut mempengaruhi karakteristik kuat tarik bioplastik dimana semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar luas permukaan kontaknya dengan matriks pati sehingga menghasilkan sifat kuat tarik yang lebih baik [124]. Dari hasil SEM juga dapat dilihat adanya kerusakan pada struktur permukaan atau erosi terutama pada pengisi mikrokristalin selulosa dikarenakan proses ultrasonikasi yang menghasilkan gelembung kavitasi. Selain itu, dari hasil analisa SEM diatas juga dapat disimpulkan bahwa mikrokristalin selulosa terdispersi dengan baik dalam matriks pati ditunjukkan dengan hasil karakteristik mekanik bioplastik yang optimum dengan nilai kuat tarik 9,12 Mpa, persen perpanjangan pada saat putus 0,29, nilai densitas 1,05 grcm 3 dan persen penyerapan air 40,18. Universitas Sumatera Utara 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

8 26 116

Pembuatan Bioplastik dari Pati Kulit Singkong (Manihot esculenta) Berpengisi Mikrokristalin Selulosa AvicelPH-101 (Wood pulp) dengan Plastisizer Sorbitol

2 3 21

Pembuatan Bioplastik dari Pati Kulit Singkong (Manihot esculenta) Berpengisi Mikrokristalin Selulosa AvicelPH-101 (Wood pulp) dengan Plastisizer Sorbitol

1 1 2

Pembuatan Bioplastik dari Pati Kulit Singkong (Manihot esculenta) Berpengisi Mikrokristalin Selulosa AvicelPH-101 (Wood pulp) dengan Plastisizer Sorbitol

0 2 6

Pembuatan Bioplastik dari Pati Kulit Singkong (Manihot esculenta) Berpengisi Mikrokristalin Selulosa AvicelPH-101 (Wood pulp) dengan Plastisizer Sorbitol

2 8 18

Pembuatan Bioplastik dari Pati Kulit Singkong (Manihot esculenta) Berpengisi Mikrokristalin Selulosa AvicelPH-101 (Wood pulp) dengan Plastisizer Sorbitol

2 10 10

Pembuatan Bioplastik dari Pati Kulit Singkong (Manihot esculenta) Berpengisi Mikrokristalin Selulosa AvicelPH-101 (Wood pulp) dengan Plastisizer Sorbitol

0 0 17

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 23

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 2

HIDROLISIS ASAM KLORIDA TEPUNG PATI SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DALAM PEMBUATAN GULA CAIR

1 10 9