55 Bioplastik terdapat
gugus fungsi C=O karbonil dan COOH ester mengindikasi adanya kemampuan degradabilitas pada plastik yang disintesis. Hal
ini dikarenakan gugus fungsi O-H, C=O karbonil dan C-O ester merupakan gugus yang
bersifat hidrofilik
sehingga molekul
air dapat
mengakibatkan mikroorganisme pada lingkungan memasuki matriks plastik tersebut [115].
Penambahan selulosa dan sorbitol bertujuan untuk memodifikasi pati. Namun jika dilihat dari panjang gelombang yang terbaca belum ada gugus fungsi
baru yang terbentuk. Menurut Darni, dkk., 2009 hal tersebut berarti bioplastik yang dihasilkan merupakan proses blending secara fisika karena tidak
ditemukannya gugus fungsi baru sehingga bioplastik memiliki sifat seperti komponen-komponen penyusunnya.
Walaupun begitu pada spektra pati tidak ditemukan gugus OH alkohol di daerah serapan 3600-3700 cm
-1
. Gugus OH alkohol pada sampel plastik berasal dari gugus fungsi OH sorbitol [116].
4.4 KARAKTERISTIK MORFOLOGI PATI KULIT SINGKONG
DENGAN SEM SCANNING ELECTRON MICROSCOPE
Karakteristik morfologi
pati kulit
singkong dilakukan
dengan SEM.Karakteristik dengan SEM ini dilakukan di Laboratorium Terpadu USU.
Hasil pengamatan dengan SEM ditunjukkan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Hasil SEM pati kulit singkong perbesaran 10000 kali Gambar 4.3 menunjukkan hasil analisa SEM partikel pati kulit singkong
yang berukuran 100 mesh dengan perbesaran 10000x. Dari hasil analisa SEM dapat dilihat bahwa sebagian besar morfologi pati kulit singkong berbentuk
Impurities
Universitas Sumatera Utara
56 granula dengan ukuran granula yang relatif besar yaitu sekitar 2,8-6,75 µm. Selain
itu, hasil SEM juga memperlihatkan bahwa granula pati masih terlihat utuh dengan bentuknya yang oval yang menunjukkan bahwa granula pati belum
mengalami kerusakan struktur granulanya. Granula pati yang belum mengalami proses modifikasi akan memiliki permukaan yang halus dan utuh. Ganula pati
yang lebih besar memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap perlakuan panas dan air dibandingkan granula pati yang kecil. Pada struktur granula pati, amilosa
dan amilopektin tersusun dalam suatu cincin. Jumlah cincin dalam suatu granula pati kurang lebih 16 buah, yang terdiri atas cincin lapisan amorf dan cincin lapisan
semikristal [117]. Amilosa merupakan fraksi gerak, yang artinya dalam granula pati letaknya tidak pada satu tempat, tetapi bergantung pada jenis pati. Umumnya
amilosa terletak di antara molekul-molekul amilopektin dan secara acak berada selang-seling di antara daerah amorf dan kristal [118].
Dari hasil analisa SEM juga dapat dilihat bahwa pati kulit singkong masih mengandung zat pengotor impurites yang ditunjukkan dengan adanya butiran-
butiran putih yang tidak seragam dengan granula pati. Zat pengotor dalam pati kulit singkong dapat berupa lemak, protein, mineral dan lainnya. Zat pengotor
yang terdapat pada pati dapat dikaitkan dengan kadar abu dimana pengeringan dengan suhu yang terlalu tinggi serta waktu yang lama mempengaruhi warna pati.
Butiran putih yang tidak seragam pada hasil analisa SEM pati mengindikasikan adanya perubahan warna dan tekstur yang tidak seragam dengan pati kulit
singkong pada umumnya.
4.5 KARAKTERISTIK PROFIL GELATINISASI PATI DENGAN RVA