72 5.
Hasil analisa densitas bioplastik pati kulit singkong menunjukkan adanya kecenderungan meningkat seiring dengan penambahan pengisi serta menurun
seiring dengan penambahan plastisizer dimana nilai tertinggi diperoleh pada temperatur 76
o
C dengan komposisi mirokristalin selulosa 0,6 gram dan sorbitol 2 gram yaitu sebesar 1,05 gcm
3
. 6.
Hasil analisa kuat tarik bioplastik pati kulit singkong menunjukkan adanya kecenderungan meningkat seiring dengan penambahan pengisi serta menurun
seiring dengan penambahan plastisizer dimana nilai tertinggi diperoleh pada temperatur 76
o
C dengan komposisi mirokristalin selulosa 0,6 gram dan sorbitol 2 gram yaitu sebesar 9,12 MPa.
7. Hasil analisa perpanjangan pada saat putus bioplastik pati kulit singkong
menunjukkan adanya kecenderungan menurun seiring dengan penambahan pengisi serta meningkat seiring dengan penambahan plastisizer dimana nilai
tertinggi diperoleh pada temperatur 76
o
C dengan komposisi sorbitol 3 gram dan tanpa pengisi mikrokristalin selulosa yaitu sebesar 22,08.
8. Hasil analisa water uptake bioplastik pati kulit singkong menunjukkan adanya
kecenderungan menurun seiring dengan penambahan pengisi serta meningkat seiring dengan penambahan plastisizer dimana nilai tertinggi diperoleh pada
temperatur 76
o
C dengan komposisi sorbitol 3 gram dan tanpa pengisi mikrokristalin selulosa yaitu sebesar 70,12.
9. Hasil analisa morfologi SEM bioplastik dilakukan pada bagian patahan yang
menunjukkan masih adanya rongga kosong serta agglomerasi partikel mikrokristalin selulosa yang sudah mengalami defibrillasi sehingga turut
mempengaruhi karakteristik mekanik dari bioplastik.
5.2 SARAN
Demi kesempurnaan penelitian ini, maka peneliti menyarankan : 1.
Sebaiknya dilakukan penelitian bioplastik dengan menggunakan treatment ultrasonikasi dan tanpa ultrasonikasi.
2. Sebaiknya dilakukan analisa profil gelatinisasi pada campuran bioplastik
dengan menggunakan pengisi mikrokristalin selulosa dan sorbitol.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KOMPOSIT
Material komposit adalah material yang terdiri dari dua atau lebih fasa yang berbeda baik secara fisika ataupun kimia dan memiliki karakteristik yang lebih
unggul dari masing-masing komponen penyusunnya [21]. Kekuatan sifat dari komposit merupakan fungsi dari fasa penyusunnya, komposisinya serta geometri
dari fasa penguat. Geometri fasa penguat disini adalah bentuk dan ukuran partikel, distribusi dan orientasinya [22].
Pada umumnya komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda yaitu : 1.
Penguat reinforcement Fasa penguat atau fasa tersebar merupakan bahan yang bersifat lengai dalam
bentuk serat, partikel, kepingan dan lamina yang ditambahkan untuk meningkatkan sifat mekanik dan sifat fisik komposit seperti meningkatkan
sifat kekuatan, kekakuan, keliatan dan sebagainya [23]. 2.
Matriks Matriks berfungsi untuk memelihara arah dan jarak antar serat atau partikel,
meneruskan dan membagi gaya kepada serat atau partikel [24]. 3.
Interface Interface antara matriks dan penguat dalam pembuatan komposit akan sangat
berpengaruh terhadap sifat akhir dari komposit yang terbentuk, baik sifat fisik maupun mekanik. Interface adalah suatu fasa atau media yang terdapat pada
komposit yang berfungsi untuk mentransfer beban dari penguat-matriks- penguat [22].
2.2 BIOKOMPOSIT
Biokomposit adalah jenis komposit yang salah satu penyusunnya, yaitu reinforcement atau matriksnya, terbuat dari bahan alam [25]. Untuk pengisi, bahan
yang digunakan dapat berupa serat tumbuhan seperti kapas, lenan, rami dan lainnya, atau dapat berupa serat yang berasal dari kayu daur ulang atau limbah
kertas, atau bahkan serat hasil samping pemotongan kayu. Matriks dapat berupa
Universitas Sumatera Utara
8 polimer, yang berasal dari sumber yang dapat diperbaharui seperti minyak sayur
dan pati [26]. Sifat biokomposit sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh
bahan pengisinya. Karena itu, struktur dan sifat fungsional biokomposit dapat dibuat sesuai dengan keinginan dengan memilih bahan pengisinya [27]. Hal yang
paling penting dalam produksi biokomposit adalah memilih komposisi optimum dari kombinasi yang sesuai. Yang dimaksud dengan kombinasi yang sesuai adalah
proses pencampuran dimana dua atau lebih komponen larut satu sama lain sehingga muncul interaksi antar komponennya [28].
2.3 BIOPLASTIK