50 dalam air, sehingga pati hanya dapat mengembang dalam air panas yang
dibutuhkan dalam proses gelatinisasi pati. Dengan kadar amilopektin yang tinggi, banyak ruang kosong yang ada sehingga ruang kosong ini akan diisi oleh
biopolimer pencampur [95]. Kandungan amilosa yang terdapat pada pati memicu pembentukan bioplastik yang lebih kuat, sedangkan struktur amilopektin dalam
pati menyebabkan karakteristik mekanik yang rendah, serta ketahanan terhadap tekanan dan elongasi yang rendah [103].
4.2.3 Kadar
Air
Tujuan analisa kadar air adalah untuk mengetahui kandungan air dalam pati yang dapat mempengaruhi karakteristik bioplastik. Pengeringan pada pati
bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai batas tertentu sehingga pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim penyebab kerusakan pada pati dapat
dihambat [78]. Dari hasil analisa diperoleh juga kadar air sebesar 9,45 dimana standar mutu pati menurut Standar Industri Indonesia untuk nilai kadar air
maksimum 14, sehingga kadar air pati secara garis besar masih memenuhi syarat Standar Industri Indonesia [104]. Uji kadar air dilakukan di Laboratorium
Jasa Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Kadar air erat hubungannya dengan keawetan bahan selama
penyimpanan. Semakin rendah kadar air bahan maka semakin aman bahan tersebut dari kerusakan akibat serangan mikroorganisme [32]. Kadar air yang
tinggi memiliki kecenderungan untuk menyerap air yang dapat menghasilkan plastik dengan elastisitas rendah [105].
4.2.4 Kadar
Abu
Kadar abu menunjukkan kandungan mineral dari suatu bahan. Tujuan analisa kadar abu adalah untuk melihat kualitas umum bahan dimana kadar abu
juga berkaitan erat dengan zat pengotor asing. Semakin tinggi kadar abu suatu bahan maka semakin tinggi kandungan mineral yang dimiliki bahan tersebut
[106]. Nilai kadar abu yang diperoleh dari pati kulit singkong sebesar 1,5 . Berdasarkan standar mutu pati menurut Standar Industri Indonesia, kadar abu
yang diizinkan adalah maksimal 15 [104]. Uji kadar abu dilakukan di
Universitas Sumatera Utara
51 Laboratorium Proses Industri Kimia Universitas Sumatera Utara. Jika
dibandingkan dengan kadar abu pati menurut Standar Industri Indonesia, kadar abu pati kulit singkong telah memenuhi standar.
4.2.5 Kadar
Protein
Kadar protein menunjukkan keberadaan asam-asam amino pada pati. Dalam bentuk pati, komponen protein dipersyaratkan dalam konsentrasi sangat
rendah, karena akan menyebabkan viskositas pati menurun [77]. Tujuan analisa kadar protein adalah untuk melihat kandungan protein yang terdapat pada pati
kulit singkong yang mempengaruhi karakteristik sifat bioplastik. Uji kadar protein dilakukan di Laboratorium Jasa Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian,
Universitas Padjadjaran. Dipeoleh hasil analisa berupa kadar protein sebesar 4,25. Pada penelitian Ulloa dan PunĂnBurneo 2012 diperoleh kadar protein
kulit singkong sebesar 2,3 [6]. Nilai tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil penelitian ini. Perbedaan kandungan protein antar varietas diduga
disebabkan oleh faktor genetic [77]. Kandungan protein pada pati dapat mempengaruhi karakteristik film yang dihasilkan. Film dengan jumlah protein
yang tinggi dapat menyerap lebih banyak air dari lingkungan. Selain itu, film dengan kandungan protein yang tinggi memiliki sifat yang lebih higroskopik
dibandingkan film dengan kandungan protein rendah [107]. Komponen protein dalam pati juga mempengaruhi suhu gelatinisasi. Dijelaskan lebih lanjut bahwa
protein mempunyai kemampuan untuk mengabsorpsi air. Air dapat diikat oleh protein melalui ikatan hidrogen. Kemampuan absorpsi tersebut menyebabkan
pembengkakan butir-butir pati terjadi lebih lambat, sehingga meningkatkan suhu dan waktu gelatinisasi [108].
4.2.6 Kadar
Lemak
Tujuan kadar lemak adalah untuk melihat pengaruh kandungan lemak terhadap karakteristik pati. Kandungan lemak dalam pati dipersyaratkan rendah,
karena dapat membentuk kompleks dengan amilosa sehingga menghambat proses gelatinisasi [77]. Uji kadar lemak dilakukan di Laboratorium Jasa Uji Fakultas
Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Adapun kadar lemak yang
Universitas Sumatera Utara
52 terdapat pada pati kulit singkong sebesar 1,58. Hasil ini masih terlalu tinggi
dibandingkan dengan kadar lemak pada penelitian Ulloa dan PunĂnBurneo 2012 sebesar 0,44 [6]. Kadar lemak yang tinggi menyebabkan ketidakteraturan
struktur mikro dalam plastik. Selain itu, kadar lemak yang tinggi juga berpengaruh terhadap keburaman plastik [109].
4.3 KARAKTERISTIK HASIL ANALISA FT-IR BIOPLASTIK PATI