71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisis kadar pati, amilosa, amilopektin, protein, lemak, spektrum FT-IR dan sifat pasting pati kulit singkong, serta uji kekuatan tarik, uji
pemanjangan pada saa tputus, analisa morfologi SEM, uji ketahanan air, pati kulit
singkong dengan mikrokristalin selulosa dan plasticizer sorbitol dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain : 1.
Karakteristik analisa pati kulit singkong diperoleh kadar pati 75,9061, kadar amilopektin 49,9139, kadar amilosa 25,1921, kadar abu 1,5, kadar
protein 4,25, kadar air 9,45 dan kadar lemak 1,58. 2.
Karakteritik hasil analisa pasting diperoleh temperatur gelatinisasi pati kulit singkong yakni 76,685
o
C dengan viskositas puncak yang cukup tinggi 4225,5
cP, hold viscosity 1659 cP, viskositas akhir 2657 cP dan nilai viskositas
breakdown sebesar 2566,5 cP. Dari hasil profil gelatinisasi ini dimana terdapat peningkatan viskositas yang tinggi serta penurunan viskositas yang moderat
maka pati kulit singkong termasuk ke dalam pati tipe B. 3.
Karakteristik analisa FTIR bioplastik dengan penguat mikrokristalin selulosa dan plastisizer sorbitol diperoleh puncak serapan yang menunjukkan gugus
fungsi C-H alkena, OH alkohol, C=O karbonil dan C-O ester, dimana perubahan signifikan yang menunjukkan adanya ikatan hidrogen akibat
penambahan mikrokristalin selulosa ditunjukkan dengan perluasan rentang gugus OH dari 3649,32 cm
-1
menjadi 3633,89 cm
-1
serta gugus C-O dari 1111 cm
-1
dan 1176,58 cm
-1
menjadi 1118,71 cm
-1
dan 1168,86 cm
-1
. Gugus C=O pada bioplastik menunjukkan kehadiran gugus amida I yang merupakan protein
dengan ikatan C=O. 4.
Karakteristik analisa morfologi SEM pada pati kulit singkong menunjukkan bentuk granula pati yang berbentuk oval dan masih utuh yang menunjukkan
belum adanya modifikasi serta masih terdapat zat pengotor dalam bentuk butiran putih.
Universitas Sumatera Utara
72 5.
Hasil analisa densitas bioplastik pati kulit singkong menunjukkan adanya kecenderungan meningkat seiring dengan penambahan pengisi serta menurun
seiring dengan penambahan plastisizer dimana nilai tertinggi diperoleh pada temperatur 76
o
C dengan komposisi mirokristalin selulosa 0,6 gram dan sorbitol 2 gram yaitu sebesar 1,05 gcm
3
. 6.
Hasil analisa kuat tarik bioplastik pati kulit singkong menunjukkan adanya kecenderungan meningkat seiring dengan penambahan pengisi serta menurun
seiring dengan penambahan plastisizer dimana nilai tertinggi diperoleh pada temperatur 76
o
C dengan komposisi mirokristalin selulosa 0,6 gram dan sorbitol 2 gram yaitu sebesar 9,12 MPa.
7. Hasil analisa perpanjangan pada saat putus bioplastik pati kulit singkong
menunjukkan adanya kecenderungan menurun seiring dengan penambahan pengisi serta meningkat seiring dengan penambahan plastisizer dimana nilai
tertinggi diperoleh pada temperatur 76
o
C dengan komposisi sorbitol 3 gram dan tanpa pengisi mikrokristalin selulosa yaitu sebesar 22,08.
8. Hasil analisa water uptake bioplastik pati kulit singkong menunjukkan adanya
kecenderungan menurun seiring dengan penambahan pengisi serta meningkat seiring dengan penambahan plastisizer dimana nilai tertinggi diperoleh pada
temperatur 76
o
C dengan komposisi sorbitol 3 gram dan tanpa pengisi mikrokristalin selulosa yaitu sebesar 70,12.
9. Hasil analisa morfologi SEM bioplastik dilakukan pada bagian patahan yang
menunjukkan masih adanya rongga kosong serta agglomerasi partikel mikrokristalin selulosa yang sudah mengalami defibrillasi sehingga turut
mempengaruhi karakteristik mekanik dari bioplastik.
5.2 SARAN