Hasil Penelitian .1 Kesehatan Keuangan Pada PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI, PT Kualitas Aset Asset Quality

pembantu, 49 Gallery Mega Syariah, dan 324 kantor Mega Mitra Syariah M2S yang tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa, Bali, Sumatera Kalimantan, dan Sulawesi. Dengan menggabungkan profesionalisme dan nilai-nilai rohani yang melandasi kegiatan operasionalnya, PT Bank Mega Syariah hadir untuk mencapai visi menjadi “Bank Syariah Kebanggaan Bangsa” dan misi Memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Kesehatan Keuangan Pada PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI dan PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM Bab ini mendeskripsikan kesehatan keuangan pada ketiga bank yang diteliti, yaitu PT Bank Mega Syariah Tbk yang disingkat dengan BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk disingkat dengan BMI serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk yang disingkat dengan BSM. Kesehatan keuangan pada ketiga bank tersebut dinilai serta dianalisis melalui penilaian kuantitatif dengan tiga aspek penilaian yakni dari aspek kualitas aset, rentabilitas serta likuiditas. Masing-masing aspek penilaian tersebut juga terdiri dari beberapa komponen penilaian yang menjadi bahan perhitungan penting dalam menilai kesehatan keuangan tersebut. Langkah selanjutnya dilakukan analisis tingkat kesehatan keuangan tahunan yang merupakan kumulatif dari seluruh komponen untuk setiap tahun serta rata- rata dalam tiga tahun. Data yang digunakan untuk melakukan analisis kesehatan keuangan diolah dari Laporan Keuangan PT Bank Mega Syariah Tbk, Universitas Sumatera Utara PT Bank Muamalat Indonesia Tbk serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk tahun 2008-2010 yang telah diaudit dan dipublikasikan.

1.1 Kualitas Aset Asset Quality

Penilaian terhadap kualitas aset pada PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM dilakukan untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh ketiga bank syariah tersebut. Rasio yang digunakan untuk menilai kualitas aset adalah rasio kualitas aktiva produktif KAP dan rasio pembiayaan non performing.

1. Kualitas Aktiva Produktif KAP

Rasio Kualitas Aktiva Produktif KAP pada PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM berfungsi untuk menghitung kualitas aset produktif yang dimiliki oleh ketiga bank tersebut. Rasio Kualitas Aktiva Produktif atau KAP dihitung dengan cara mengurangkan satu dengan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Non- Performing APYD terhadap total Aktiva Produktif. APYD adalah aktiva produktif pada BSMI, BMI, dan BSM yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang dihitung khusus. Sedangkan aktiva produktif adalah penanaman dana baik dalam rupiah maupun valuta asing yang menghasilkan keuntungan return bagi bank syariah yang diteliti. Nilai APYD dan Aktiva Produktif BSMI, BMI, dan BSM masing-masing dapat dilihat dalam Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Nilai Aktiva Yang Diproduktifkan APYD dan Aktiva Produktif Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 dalam Jutaan Rupiah Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM tahun 2008-2010 Data Diolah Pada Tabel 4.1 rasio KAP tertinggi pada BSMI terjadi pada tahun 2008 sebesar 96,23 dan mengalami penurunan hingga pada tahun 2010 rasio kualitas produktifnya bernilai 91,73. Bank kedua yang diteliti dan dianalisis adalah BMI. BMI memiliki rasio KAP tertinggi pada tahun 2008 sebesar 92,89 dan mengalami penurunan terendah sepanjang tiga tahun penilaian sebesar 2,43 yang terjadi pada tahun 2009. BSM sebagai bank ketiga yang diteliti memiliki rasio KAP tertinggi pada tahun 2010 sebesar 94,2 dimana sebelumnya tahun 2009 mengalami rasio KAP terendah sepanjang tiga tahun tersebut senilai 91,24. Adapun kriteria penilaian peringkat untuk rasio KAP menurut BI 2007 adalah: Peringkat 1 = KAP 0,99; Peringkat 2 = 0,96 KAP ≤ 0,99; Peringkat 3 = 0 ,93 rasio KAP ≤ 0,96; Peringkat 4 = 0,90 rasio KAP ≤ 0,93; dan Peringkat 5 = KAP ≤ 0,90. Nilai rata-rata rasio KAP tahun 2008-2010 tertinggi dicapai oleh BSMI dengan rasio 94,2 peringkat 3. Kemudian rata-rata Bank Syariah 2008 2009 2010 Rata-Rata BSMI APYD DPK, KL, D, M 105.070 180.820 346.236 210.708,67 Aktiva Produktif 2.790.323 3.920.322 4.187.256 3.632.633,67 Rasio 96,23 95,39 91,73 94,2 Peringkat 2 3 4 3 BMI APYD DPK, KL, D, M 829.332 1.438.847 1.463.498 1.243.892,33 Aktiva Produktif 11.644.551 15.083.200 19.881.169 15.536.306,67 Rasio 92,89 90,46 92,64 91,99 Peringkat 4 4 4 4 BSM APYD DPK, KL, D, M 1.211.047 1.867.090 1.782.240 1.620.125,67 Aktiva Produktif 16.402.071 21.319.071 30.743.722 22.821.621,33 Rasio 92,62 91,24 94,2 92,69 Peringkat 4 4 3 4 Universitas Sumatera Utara kedua diperoleh oleh BSM dan diikuti dengan BMI dengan presentase rasio 91,99 dan 92,69 yang berada dalam peringkat 4. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode 2008-2010 BSMI mimiliki kualitas aktiva produktif lebih baik dibandingkan dengan dua bank syariah BMI dan BSM yang diteliti.

2. Pembiayaan Non Performing NPF

Rasio pembiayaan non performing NPF menggambarkan tingkat kualitas pembiayaan pada BSMI, BMI, dan BSM yang semakin buruk. Semakin tinggi rasio NPF nenunjukkan semakin buruknya pembiayaan yang dialami oleh ketiga bank syariah tersebut. Rasio NPF dinilai dengan membandingkan pembiayaan mencakup kolektibilitas pembiayaan Kurang Lancar KL, Diragukan D dan Macet M dengan total pembiayaan yang dikeluarkan oleh ketiga bank syariah tersebut. Tabel 4.2 menunjukkan jumlah Pembiayaan KL, D, M dengan total pembiayaan. Tabel 4.2 Pembiayaan KL, D, M dan Total Pembiayaan Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 dalam Jutaan Rupiah BANK SYARIAH 2008 2009 2010 Rata-Rata BSMI Pembiayaan KL, D,M 27.619 88.754 108.904 75.092,33 Piutang +Pembiayaan 2.060.432 3.140.735 3.081.777 2.760.981,33 Rasio 1,34 2,83 3,53 2,72 Peringkat 1 2 2 2 BMI Pembiayaan KL, D,M 455.649 409.378 548.262 471.096,33 Piutang+Pembiayaan 10.722.655 11.230.556 15.739.345 12.564.185,33 Rasio 4,25 3,65 3,48 3,75 Peringkat 2 2 2 2 BSM Pembiayaan KL, D,M 744.148 565.158 508.185 605.830,33 Piutang+Pembiayaan 89.673.768 15.173.087 23.193.194 42.680.016,33 Rasio 0,83 3,72 2,191 1,42 Peringkat 1 2 2 1 Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM tahun 2008-2010 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rasio kualitas pembiayaan terbaik dengan rasio terendah periode 2008-2010 pada BSMI dan BSM terdapat pada tahun 2008 sebesar 1,34 dan 0,83. Sedangkan untuk BMI terdapat pada tahun 2010 dengan masing-masing rasio 3,98. Rasio pembiayaan bermasalah terbesar pada BSMI tahun 2010 dengan rasio sebesar 3,53 dan BMI pada tahun 2008 dengan rasio sebesar 7,14, serta BSM pada tahun 2009 dengan rasio NPF 3,72. Nilai rata-rata rasio NPF untuk BSM adalah 1,42 dengan posisi berada pada peringkat 1. Kemudian disusul dengan BSMI dan BMI yang berada pada peringkat 2 dengan masing-masing rasio 2,72 dan 3,75. Hal ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2008-2010 kualitas pembiayaan BSM lebih baik dibanding dengan BSMI dan BMI dengan selisih 1,3 dan 2,33 terhadap kualitas pembiayaan rata-rata dicapai oleh BSM. Adapun yang menjadi kriteria penilaian peringkat untuk rasio NPF ini menurut BI 2007 adalah: Peringkat 1 = NPF 2; Peringkat 2 = 2 ≤ NPF 5; Peringkat 3 = 5 ≤ NPF 8; Peringkat 4 = 8 ≤ NPF 12; dan Peringkat 5 = NPF ≥ 12.

1.2 Rentabilitas

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia

2 95 128

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 14 51

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014 (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

0 3 20

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 16

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia (Periode 2007-2013).

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 16

Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia

0 1 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kesehatan Keuangan Dan Kinerja Sosial Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia

0 0 12

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN DAN KINERJA SOSIAL BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 13