Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP Rasio Pembiayaan Qardh QR Rasio Kinerja Zakat ZR

Kriteria penilaian peringkat untuk rasio MMR adalah: Peringkat 1 = MMR 50; Peringkat 2 = 40 MMR ≤ 50; Peringkat 3 = 30 MMR ≤ 40; Peringkat 4 = 20 MMR ≤ 30; dan Peringkat 5 = MMR ≤ 20.

1.2 Rasio Intensitas Fungsi Agency AR

Perhitungan rasio intensitas fungsi agency AR pada bank syariah digunakan untuk mengukur besarnya fungsi agency bank syariah dalam menghimpun dana investasi masyarakat. Dana investasi masyarakat ini berupa dana pihak ketiga DPK profit sharing yang dikumpulkan dari tabungan dan deposito mudharabah dengan menggunakan metode bagi hasil profit sharing. Untuk menghasilkan nilai dari rasio AR ini, DPK profit sharing dibagi dengan DPK total. AR = X 100 Semakin besar AR menunjukkan bahwasanya peran bank syariah untuk mendorong masyarakat berinvestasi cukup baik, demikian juga sebaliknya jika nilai AR semakin kecil maka peranan bank syariah untuk mendorong masyarakat berinvestasi rendah. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio AR yang digunakan adalah: Peringkat 1 = AR 90; Peringkat 2 = 80 AR ≤ 90; Peringkat 3 = 70 AR ≤ 80; Peringkat 4 = 60 AR ≤ 70; dan Peringkat 5 = AR ≤ 60.

1.3 Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP

Samad dan Hasan 2000 melihat kontribusi pembangunan ekonomi pada pembiayaan yang bersifat jangka panjang. Pembangunan ekonomi jangka panjang akan memungkinkan sebuah negara untuk memiliki Universitas Sumatera Utara pertumbuhan yang bersifat berkelanjutan serta memberikan efek multiplikasi yang besar dan berdaya jangka waktu jauh sehingga memberi manfaat yang lebih luas. KPJP = X 100 Pembiayaan jangka panjang dihitung berdasarkan piutang murabahah, pembiayaan qard, mudharabah, musyarakah, dan juga aktiva ijarah selama 5 tahun dan dibagi dengan total aset yang dimiliki bank syariah tersebut. Semakin besar rasio KPJP menunjukkan semakin baik peranan bank syariah dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional, demikian juga sebaliknya. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio KPJP adalah: Peringkat 1 = KPJP 15; Peringkat 2 = 12 KPJP ≤ 15; Peringkat 3 = 9 KPJP ≤ 12; Peringkat 4 = 6 KPJP ≤ 9; dan Peringkat 5 = KPJP ≤ 6.

1.4 Rasio Pendalaman Fungsi Agency PFA

Rasio pendalaman fungsi agency PFA merupakan pendalaman dari rasio AR yang telah dibahas di atas. Rasio PFA ini adalah DPK profit sharing yang dihimpun dalam bentuk deposito mudharabah ditambahkan dengan obligasi mudharabah atau musyarakah yang dikeluarkan oleh bank syariah. Deposito dan obligasi mudharabah dipilih karena memiliki jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan tabungan mudharabah. Untuk menghasilkan nilai dari rasio PFA ini, nilai deposito dan obligasi mudharabah dibagi dengan total kewajiban. PFA = X 100 Universitas Sumatera Utara Semakin besar rasio PFA menunjukkan bahwasannya peran bank syariah untuk mendorong masyarakat berinvestasi dengan jangka waktu yang lebih panjang cukup baik, demikian juga sebaliknya sehingga pembangunan ekonomi lebih luas dilakukan. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio PFA adalah: Peringkat 1 = PFA 70; Peringkat 2 = 60 PFA ≤ 70; Peringkat 3 = 50 PFA ≤ 60; Peringkat 4 = 40 PFA ≤ 50; dan Peringkat 5 = PFA ≤ 40.

2. Kontribusi Kepada Masyarakat KKM

Kontribusi Kepada Masyarakat memperlihatkan seberapa besar peranan bank syariah kepada masyarakat secara langsung. Peranan kepada masyarakat ini diwujudkan dalam bentuk distribusi zakat, memberikan pembiayaan kebajikan qardh, dan dana sosial lainnya. Penelitian KKM bank syariah dinilai dari aspek Rasio Pembiayaan Qardh QR, Rasio Kinerja Zakat ZR, Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial RFS, dan Rasio Pelaksanaan Fungsi Edukasi CSR.

2.1 Rasio Pembiayaan Qardh QR

Rasio Qardh menggambarkan seberapa besar kontribusi bank syariah dalam membantu masyarakat yang membutuhkan dengan cara menyaulurkan dana kebajikan. Besarnya QR dihitung dengan cara membandingkan dana qardh dengan total pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. QR = X 100 Semakin tinggi QR mengindikasikan semakin tinggi juga peranan bank syariah dalam membantu masyarakat dengan menyalurkan dana kebajikan. Kriteria penilaian peringkat untuk QR adalah: Peringkat 1 = QR 5; Universitas Sumatera Utara Peringkat 2 = 3 QR 5; Peringkat 3 = 2 QR 3; Peringkat 4 = 1 QR 2; dan Peringkat 5 = QR 1.

2.2 Rasio Kinerja Zakat ZR

Rasio Zakat ZR menggambarkan besarnya kontribusi zakat yang dikeluarkan oleh bank syariah. Mannan 1997:248 menyebutkan zakat dipandang sebagai bentuk kewajiban keagamaan terpenting yang dikenakan kepada umat Islam. Zakat dipandang sebagai bentuk ibadah yang tidak dapat digantikan oleh model sumber pembiayaan apa pun dan di mana pun juga. Zakat juga dapat menciptakan distribusi pendapatan dan mengekang laju inflasi. ZR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: ZR = X 100 Semakin tinggi komponen ZR mengindikasikan zakat performance bank syariah yang baik. Kriteria penilaian peringkat untuk ZR adalah: Peringkat 1 = ZR 2,5; Peringkat 2 = 2 ZR 2,5; Peringkat 3 = 1,5 ZR 2; Peringkat 4 = 1 ZR 1,5; dan Peringkat 5 = ZR 1.

2.3 Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial RFS

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia

2 95 128

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 14 51

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014 (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

0 3 20

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 16

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia (Periode 2007-2013).

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 16

Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia

0 1 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kesehatan Keuangan Dan Kinerja Sosial Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia

0 0 12

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN DAN KINERJA SOSIAL BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 13