Rentabilitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rasio kualitas pembiayaan terbaik dengan rasio terendah periode 2008-2010 pada BSMI dan BSM terdapat pada tahun 2008 sebesar 1,34 dan 0,83. Sedangkan untuk BMI terdapat pada tahun 2010 dengan masing-masing rasio 3,98. Rasio pembiayaan bermasalah terbesar pada BSMI tahun 2010 dengan rasio sebesar 3,53 dan BMI pada tahun 2008 dengan rasio sebesar 7,14, serta BSM pada tahun 2009 dengan rasio NPF 3,72. Nilai rata-rata rasio NPF untuk BSM adalah 1,42 dengan posisi berada pada peringkat 1. Kemudian disusul dengan BSMI dan BMI yang berada pada peringkat 2 dengan masing-masing rasio 2,72 dan 3,75. Hal ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2008-2010 kualitas pembiayaan BSM lebih baik dibanding dengan BSMI dan BMI dengan selisih 1,3 dan 2,33 terhadap kualitas pembiayaan rata-rata dicapai oleh BSM. Adapun yang menjadi kriteria penilaian peringkat untuk rasio NPF ini menurut BI 2007 adalah: Peringkat 1 = NPF 2; Peringkat 2 = 2 ≤ NPF 5; Peringkat 3 = 5 ≤ NPF 8; Peringkat 4 = 8 ≤ NPF 12; dan Peringkat 5 = NPF ≥ 12.

1.2 Rentabilitas

Rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM dalam meningkatkan labanya melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimiliki sehingga tingkat efisiensi dan profitabilitas dari ketiga bank syariah tersebut dapat tercapai secara maksimal. Penilaian terhadap rasio rentabilitas terhadap BSMI, BMI, dan BMI akan dilakukan dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara lima komponen rasio, yaitu rasio Net Operating Margin NOM, Return On Asset ROA, Diversifikasi Pendapatan DP, dan Return On Equity ROE.

1. Net Operating Margin NOM

Rasio Net Operating Margin NOM digunakan untuk menggambarkan pendapatan operasional BSMI, BMI, dan BSM yang dilihat dari aktiva produktif yang dimiliki bank syariah tersebut. Rasio NOM didapat dengan membagi pendapatan operasional yang didapat BSMI, BMI, dan BSM setelah distribusi bagi hasil dikurangi dengan biaya operasional termasuk beban operasional yang berasal dari penyisihan penyusutan aktiva produktif PPAP yang wajib dibentuk. Tabel 4.3 menyajikan data pendapatan operasional, distribusi bagi hasil, biaya operasional, serta aktiva produktif yang dimiliki oleh BSMI, BMI, dan BSM. Tabel 4.3 Pendapatan Operasional, Distribusi Bagi Hasil DBH, Biaya Operasional dan Aktiva Produktif BSMI, BMI, dan BMI Tahun 2008-2010 dalam Jutaan Rupiah Bank Syariah 2008 2009 2010 Rata-Rata BSMI Pendapatan Operasional 367.313 764.195 971.497 701.001,67 Distribusi Bagi Hasil 116.738 215.858 185.710 172.768,67 Biaya Operasional 226.994 464.943 566.115 419.350,67 Aktiva Produktif 2.790.323 3.920.322 4.187.256 3.632.633,67 Rasio 4,43 2,13 5,25 3 Peringkat 1 2 1 2 BMI Pendapatan Operasional 1.468.034 1.746.522 1.885.707 1.700.087,67 Distribusi Bagi Hasil 515.423 822.350 764.601 700.791,33 Biaya Operasional 624.919 846.607 884.489 785.338,33 Aktiva Produktif 11.644.551 15.083.200 19.881.169 15.536.306,67 Rasio 2,81 0,51 1,19 1,38 Peringkat 2 5 4 4 BSM Pendapatan Operasional 2.922.024 2.837.786 4.012.925 3.257.578,33 Distribusi Bagi Hasil 793.049 927.052 1.188.913 969.671,33 Biaya Operasional 964.387 1.153.376 1.692.371 1.270.044,67 Aktiva Produktif 16.402.071 21.319.071 30.743.722 22.821.621,33 Rasio 7,1 3,55 3,68 4,46 Peringkat 1 1 1 1 Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM tahun 2008-2010 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa rasio NOM terendah pada BSMI terdapat pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,13 kemudian mengalami peningkatan sepanjang tahun. Tahun 2010 rasio NOM meningkat menjadi 5,25 dan menjadikan tahun 2010 sebagai tahun dengan rasio NOM tertinggi sepanjang 2008-2010. Berbeda dengan rasio NOM pada BSMI, BMI dan BSM mengalami hal kebalikannya. Nilai rasio NOM pada tahun 2008 merupakan rasio NOM tertinggi untuk kedua bank syariah ini dengan tingkat rasio 2,81 dan 7,1. Sedangkan rasio terendahnya ada di tahun 2009 dengan nilai 0,51 dan 3,55. Adapun kriteria penilaian peringkat rasio NOM menurut BI 2007 sebagai berikut: Peringkat 1 = NOM 3; Peringkat 2 = 2 NOM ≤ 3; Peringkat 3 = 1,5 NOM ≤ 2; Peringkat 4 = 1 NOM ≤ 1,5; dan Peringkat 5 = NOM ≤ 1. Dengan demikian nilai rata-rata rasio Net Operating Margin NOM pada BMI berada diurutan terendah dengan nilai rasio 1,38 dan berada diperingkat 3. Kemudian disusul dengan BSMI berada diperingkat 2 dengan rasio 3. Dan diperingkat teratas ada BSM dengan rasio 4,46. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas aktiva produktif BSM dalam menghasilkan laba operasional lebih baik 3,08 dibanding BMI dan lebih baik 1,46 dibanding BSMI.

2. Return On Assets ROA

Rasio Return On Assets ROA pada BSMI, BMI, dan BSM digunakan mengukur keberhasilan manajemen bank syariah dalam menghasilkan laba. Rasio ROA didapat dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak dengan total Universitas Sumatera Utara aset. Di bawah ini disajikan Tabel 4.4 tentang data laba sebelum pajak dan total aset yang dimiliki oleh BSMI, BMI, dan BSM tahun 2008-2010. Tabel 4.4 Laba Sebelum Pajak dan Total Aktiva Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 dalam Jutaan Rupiah Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM tahun 2008-2010 Data Diolah Tabel 4.4 menperlihatkan bahwa rasio Return On Assets ROA pada BSMI terendah berada pada tahun 2008 dengan rasio 0,77. Kemudian tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 1,14 yang menjadikan rasio ROA 2009 menjadi rasio ROA tertinggi sepanjang tiga tahun, namun pada tahun 2010 rasio ROA mengalami penurunan 0,08 dari tahun 2009 walaupun tetap lebih besar dibanding tahun 2010. Untuk BMI rasio ROA tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,34 kemudian tahun 2009 menurun menjadi 0,40 karena laba sebelum pajak BMI mengalami penurunan yang sangat tajam. Namun, tahun 2010 laba BMI mengalami peningkatan lagi sebanding dengan peningkatan rasio ROA menjadi 1,08. Rasio ROA pada BSM tahun 2008 adalah 1,67 dan menjadikan rasio terendah pada BSM. Tahun 2009 rasio ROA mengalami peningkatan 0,23 dari tahun 2008 dan menjadi rasio tertinggi sepanjang kurun waktu tiga tahun sebelum akhirnya menurun 0,15 di tahun 2010. BANK SYARIAH 2008 2009 2010 Rata-Rata BSMI Laba Sebelum Pajak 23.717 83.785 84.352 63.951,33 Total Aktiva 3.096.201 4.381.991 4.637.730 4.038.640,67 Rasio 0,77 1,91 1,83 1,502 Peringkat 3 1 1 1 BMI Laba Sebelum Pajak 294.797 64.725 231.076 196.866 Total Aktiva 12.596.715 16.064.093 2.1442.596 1.6701.134,67 Rasio 2,34 0,40 1,08 1,27 Peringkat 1 4 3 2 BSM Laba Sebelum Pajak 285.085 418.403 568.733 424.073,67 Total Aktiva 17.065.938 22.036.535 32.481.873 23.861.448,67 Rasio 1,67 1,90 1,75 1,77 Peringkat 1 1 1 1 Universitas Sumatera Utara Nilai rata-rata rasio ROA pada BSMI adalah 1,502 dan berada di peringkat 1 kriteria penilaian. Kemudian BMI memiliki rasio ROA senilai 1,27 yang berada pada posisi 2 dan BSM menduduki rasio rata-rata tertinggi dengan nilai rasio senilai 1,77 atau berada diperingkat 1. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan manajerial BSM lebih baik 0,268 dalam mengelola aktiva untuk meningkatkan laba dibandingkan dengan kemampuan manajerial BSMI. BMI memiliki kemampuan manajerial terburuk dalam mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini terbukti karena pada tahun 2009 BMI mengalami penurunan laba sebelum yang sangat tajam sampai Rp 230 Milyar. Adapun kriteria penilaian peringkat ROA ini menurut BI 2007 adalah: Peringkat 1 = ROA 1,5; Peringkat 2 = 1,25 ROA ≤ 1,5; Peringkat 3 = 0,5 ROA ≤ 1,25; Peringkat 4 = 0 ROA ≤ 0,5; dan Peringkat 5 = ROA ≤ 0.

3. Rasio Efisiensi Kegiatan Operasional REO

PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM menggunakan rasio efisiensi kegiatan operasional REO untuk tingkat efisiensi bank dalam kegiatan operasionalnya. Rasio REO dihitung dengan cara membandingkan biaya operasional BSMI, BMI, dan BSM dengan pendapatan operasional bank tersebut setelah distribusi bagi hasil. Tabel 4.5 disajikan daftar biaya operasional dan pendapatan operasional BSMI, BMI, dan BSM tahun 2008-2010. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 dalam Jutaan Rupiah Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM tahun 2008-2010 Data Diolah Untuk periode 2008-2010, tahun 2008 BSMI dan BMI memiliki tingkat efisiensi yang terburuk yaitu 61,80 dan 53,50. Kemudian tingkat efisiensi kedua bank tersebut mengalami perbaikan sehingga pada tahun 2010 efisiensinya membaik 1,5 dan 3,88 dibanding tahun 2008. Berbanding terbalik dengan BSMI dan BMI, tahun 2008 merupakan tahun dengan efisiensi terbaik bagi BSM dengan rasio 33 karena pada tahun-tahun berikutnya rasio REO BSM mengalami peningkatan yang mengindikasikan bahwa peningkatan biaya operasional lebih besar dibandingkan dengan pendapatan operasional bank tersebut. Adapun kriteria penilaian peringkat REO menurut BI 2007 adalah: Peringkat 1 = REO ≤ 83; Peringkat 2 = 83 REO ≤ 85; Peringkat 3 = 85 REO ≤ 87; Peringkat 4 = 87 REO ≤ 89; dan Peringkat 5 = REO 89. Untuk nilai rata-rata rasio REO pada BSMI, BMI, dan BSM BANK SYARIAH 2008 2009 2010 Rata-Rata BSMI Biaya Operasional 226.994 464.943 566.115 419.350,67 Pendapatan Operasional 367.313 764.195 971.497 701.001,67 Rasio 61,80 60,84 58,27 60,3 Peringkat 1 1 1 1 BMI Biaya Operasional 624.919 846.607 884.489 785.338,33 Pendapatan Operasional 1.468.034 1.746.522 1.885.707 1.700.087,67 Rasio 53,50 48,47 46,90 49,62 Peringkat 1 1 1 1 BSM Biaya Operasional 964.387 1.153.376 1.692.371 1.270.044,67 Pendapatan Operasional 2.922.024 2.837.786 4.012.925 3.257.578,33 Rasio 33 40,64 42,17 38,6 Peringkat 1 1 1 1 Universitas Sumatera Utara periode 2008-2010 masing-masing mendapatkan peringkat 1. Dengan rincian rasio REO untuk BSMI senilai 60,3, BMI senilai 49,62, dan BSM senilai 38,6. Meskipun sama-sama berada diperingkat 1, namun tingkat efesiensi operasional terbaik dimiliki oleh BSM, kemudian disusul dengan BMI, selanjutnya diposisi akhir ada BSMI.

4. Diversifikasi Pendapatan DP

Perhitungan rasio diversifikasi pendapatan DP bertujuan untuk mengukur kemampuan PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM dalam menghasilkan pendapatan bersbasis fee. Rasio diversifikasi pendapatan DP dihitung dengan membandingkan pendapatan berbasis fee yang didapatkan oleh BSMI, BMI, dan BSM dari jasa-jasa perbankan yang diberikan dengan pendapatan dari penyaluran dana yang telah dikurangi dengan bagi hasil untuk investor dana investasi. Diversifikasi pendapatan terbaik pada BSMI terjadi pada tahun 2009 dengan rasio 11,30 dan terendah terjadi pada tahun 2010 dengan rasio 9,93. Diversifikasi pendapatan terbaik untuk BMI dan BSM terjadi pada tahun 2010 dengan nilai rasio 1,11 dan 25,1. Sedangkan untuk diversifikasi terendahnya terjadi pada tahun 2008 dengan nilai 0,64 dan 14,14. Hal ini digambarkan pada Tabel 4.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Pendapatan Berbasis Fee dan Pendapatan dari Penyaluran Dana Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 dalam Jutaan Rupiah Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM tahun 2008-2010 Data Diolah Diversifikasi pendapatan DP periode 2008-2010 terbaik diperoleh BSM dengan rasio sebesar 20,48 , kemudian BSMI dengan rasio 10,5 diperingkat 2, terakhir BMI dengan rasio 2,29 diperingkat 5. Hal ini mengindikasikan ketergantungan BSM terhadap pendapatan dari penyaluran dana lebih rendah dari BMSI dan BMI. Kriteria penilaian peringkat dalam rasio DP telah ditetapkan oleh BI 2007 dengan rincian sebagai berikut: Peringkat 1 = DP 12; Peringkat 2 = 9 DP ≤ 12; Peringkat 3 = 6 DP ≤ 9; Peringkat 4 = 3 DP ≤ 6; dan Peringkat 5 = DP ≤ 3. BANK SYARIAH 2008 2009 2010 Rata-Rata BSMI Pendapatan Berbasis Fee 36.056 61.968 78.045 58.689,67 Pendapatan dari Penyaluran Dana 350.575 548.337 785.787 561.566,33 Rasio 10,28 11,30 9,93 10,5 Peringkat 2 2 2 2 BMI Pendapatan Berbasis Fee 5.951 6.400 12.428 8.259,67 Pendapatan dari Penyaluran Dana 924.172 952.611 1.121.106 999.296,33 Rasio 0,64 0.67 1,11 2,292 Peringkat 5 5 5 5 BSM Pendapatan Berbasis Fee 300.986 346.972 566.543 404.833,67 Pendapatan dari Penyaluran Dana 2.128.975 1.563.760 2.257.469 1.983.401,33 Rasio 14,14 22,19 25,1 20,48 Peringkat 1 1 1 1 Universitas Sumatera Utara

5. Retun On Equity ROE

Rasio return on equity ROE merupakan rasio pengamatan observed dalam penilaian rentabilitas. PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM menggunakan rasio ROE untuk mengukur kemampuan ketiga bank tersebut dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pemabayaran deviden. Semakin besar rasio ROE maka semakin besar kemampuan modal sendiriekuitas dalam menghasilkan laba. Tabel 4.7 memperlihatkan rasio ROE yang dimiliki oleh BSMI, BMI, dan BSM untuk tahun2008-2010. Tabel 4.7 Rasio Retun On Equity Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2009 BANK SYARIAH 2008 2009 2010 Rata-Rata BSMI 11,06 39,97 26,81 25,95 BMI 33,14 8,03 17,78 19,65 BSM 46,21 44,20 63,58 51,33 Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah Nilai rasio ROE rata-rata periode 2008-2010 tertinggi adalah 51,33 yang terjadi pada BSM. Kemudian diikuti dengan BSMI dengan selisih rasio sebesar 25,38 dan rasio terendah terjadi pada BMI dengan selisih 31,65 dengan BSM. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan modal disetor dalam menghasilkan laba pemegang saham pada BSM lebih baik dibandingkan dengan kedua bank lainnya yaitu BSMI dan BMI. Grafik 4.1 juga menggambarkan perbandingan rasio antara BSMI, BMI, dan BSM periode 2008-2010. Universitas Sumatera Utara Grafik 4.1 Rasio Return On Equity Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah Dari Grafik 4.1 terlihat bahwa rasio ROE tertinggi pada BSMI terjadi pada tahun 2009 dengan rasio 39,97 dan terendah pada tahun 2008 dengan selisih 28,21. Untuk BMI, rasio ROE tertinggi terjadi pada tahun 2008 dengan rasio 33,14 dan terendah terjadi pada tahun 2009 dengan selisih 25,11. Selanjutnya BSM memiliki rasio tertinggi sebesar 63,58 tahun 2010 yang sebelumnya pada tahun 2009 berada pada titik terendah dengan rasio 44,20. Karena rasio ROE merupakan rasio pengamatan observed, maka rasio ini tidak diklasifikasikan sesuai dengan kriteria pemeringkatan yang diatur oleh BI tahun 2007.

1.3 Likuiditas

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia

2 95 128

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 14 51

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014 (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

0 3 20

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 16

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia (Periode 2007-2013).

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 16

Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia

0 1 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kesehatan Keuangan Dan Kinerja Sosial Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia

0 0 12

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN DAN KINERJA SOSIAL BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 13