Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP

1.3 Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP

Rasio kontribusi pembangunan jangka panjang digunakan untuk melihat peranan BSMI, BMI, dan BSM dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional selama periode 2008-2010. Perhitungan rasio KPJP dilakukan dengan membandingkan pembiayaan jangka panjang BSMI, BMI, dan BSM selama lima tahun dengan total aktiva yang dimiliki oleh masing-masing bank syariah tersebut. Perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut ini. Tabel 4.17 Pembiayaan Jangka Panjang dan Total Aktiva Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 dalam Jutaan Rupiah Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah Pada Tabel 4.17 terlihat tahun 2009 merupakan rasio KPJP tertinggi bagi BSMI dengan nilai 14,33 selisih 1,04 dengan rasio KPJP terendah tahun 2010. Untuk BMI dan BSM, rasio KPJP tertinggi terjadi tahun 2008 dengan nilai masing-masing 16,3 dan 14,68 dan rasio KPJP terendah sama-sama terjadi tahun 2009 dengan nilai berurutan 13,88 dan 13,66 BANK SYARIAH 2008 2009 2010 Rata-Rata BSMI Pembiayaan Jangka Panjang 436.584 628.147 616.355 560.362 Total Aktiva 3.096.201 4.381.991 4.637.730 4.038.640,67 Rasio 14,16 14,33 13,29 13,9267 Peringkat 2 2 2 2 BMI Pembiayaan Jangka Panjang 2.052.776 2.229.987 3.117.412 246.6725 Total Aktiva 12.596.715 16.064.093 21.442.596 16.701.134,67 Rasio 16,30 13,88 14,54 14,9067 Peringkat 1 2 2 1 BSM Pembiayaan Jangka Panjang 250.601 3.009.148 4.586.797 2.615.515,33 Total Aktiva 17.065.938 22.036.535 32.481.873 23.861.448,67 Rasio 14,68 13,66 14,12 14,1533 Peringkat 2 2 2 2 Universitas Sumatera Utara Kriteria penilaian peringkat untuk rasio KPJP sebagai berikut: Peringkat 1 = KPJP 15; Peringkat 2 = 12 KPJP ≤ 15; Peringkat 3 = 9 KPJP ≤ 12; Peringkat 4 = 6 KPJP ≤ 9; dan Peringkat 5 = KPJP ≤ 6. Berdasarkan kriteria tersebut rasio KPJP BSM ada diperingkat 1 dengan nilai 14,15, selisih 0,22 dengan BSMI dan 0,76 dengan BMI yang ada diperingkat 2 sekaligus mengindikasikan bahwa BSM lebih baik dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional dibandingkan BSMI dan BMI.

1.4 Rasio Pendalaman Fungsi Agency PFA

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia

2 95 128

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 14 51

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014 (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

0 3 20

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 16

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia (Periode 2007-2013).

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 16

Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia

0 1 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kesehatan Keuangan Dan Kinerja Sosial Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia

0 0 12

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN DAN KINERJA SOSIAL BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 13