judgment. Berikut ini dijelaskan faktor-faktor yang diteliti dan berpengaruh terhadap kesehatan keuangan bank syariah di Indonesia.
1. Kualitas Aset Asset Quality
Peraturan Bank Indonesia Nomor:1313PBI2011 tentang penilaian kualitas aktiva pada bank syariah menyatakan kualitas aset atau penilaian
kualitas aktiva adalah menilai jenis-jenis aset produktif maupun yang non produktif yang dimiliki oleh bank syariah dalam rangka pengelolaan risiko
terhadap potensi kerugian yang telah diperkirakan dan mungkin dialami oleh bank syariah. Penilaian terhadap kualitas aset ini dilakukan dengan
menggunakan dua rasio penting, yaitu penilaian terhadap kualitas aktiva produktif dan pembiayaan non performing.
1.1 Kualitas Aktiva Produktif KAP
Kualitas aktiva produktif merupakan rasio utama yang digunakan untuk menghitung kualitas aset. Adapun yang termasuk dalam aktiva
produktif pada bank syariah terdiri dari pembiayaan, surat berharga syariah, sertifikat bank indonesia syariah SBIS, penyertaan modal,
penyertaan modal sementara, penempatan modal pada bank lain, transaksi rekening dan administratif komitmen dan kontinjensi, dan bentuk
penyedia dana lainnya. Semakin tinggi rasio KAP dari sebuah bank syariah menunjukkan semakin baik aktiva produktif yang dimiliki bank syariah
tersebut. Cara menghitung kualitas aktiva produktif adalah sebagai berikut: KAP = 1-
X 100
Universitas Sumatera Utara
Aktiva produktif yang diklasifikasikan APYD adalah aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan
atau menimbulkan kerugian, yang besarnya ditetapkan sebagai berikut: 25 dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus; 50 dari
aktiva yang digolongkan kurang lancar; 75 dari aktiva yang digolongkan diragukan; dan 100 dari aktiva produktif yang digolongkan macet.
1.2. Pembiayaan Non-Performing
Rasio penunjang yang digunakan untuk menilai kualitas aktiva pada bank syariah adalah pembiayaan non performing. Pembiayaan non performing
adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebahagian atau seluruh kewajibannya kepada bank syariah sesuai dengan
perjanjian yang berlaku. Semakin tinggi rasio NPF, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Untuk menghitung besarnya tingkat risiko pembiayaan non performing dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
NPF = X 100
2. Rentabilitas Earnings
Rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya melalui semua kemampuan dan sumber daya yang
ada sehingga diketahui tingkat efisiensi usaha dan tingkat profitabilitas yang telah dicapai oleh bank syariah tersebut. Penilaian kuantitatif faktor
Universitas Sumatera Utara
rentabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap lima komponen rasio berikut ini.
2.1 Net Operating Margin NOM
Rasio ini adalah rasio utama yang digunakan untuk menghitung rentabilitas. Rasio NOM menggambarkan pendapatan operasional bersih bank
syariah sehingga dapat membantu untuk mengetahui rata-rata aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Rumus yang digunakan untuk menghitung Net
Operating Margin adalah:
–
X 100 Nilai NOM dihasilkan dari membagi laba operasional dengan aktiva
produktif. Laba operasional diperoleh dari pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dikurangi biaya operasional. Biaya operasional sendiri
mencakup beban operasional termasuk kekurangan PPAP yang wajib dibentuk.
2.2 Return on Assets ROA
Rasio ini digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba secara keseluruhan dengan cara membandingkan antara laba
sebelum pajak dengan total aset serta menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus:
ROA = X 100
Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi bank tersebut
dari penggunaan aset. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya
Universitas Sumatera Utara
kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.
2.3 Rasio Efisiensi Kegiatan Operasional REO