Stakeholder KUS, dan Peningkatan Kapasitas SDI dan Riset PKSR. Adapun penjelasan dari penelitian kinerja sosial tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE
Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE bertujuan untuk menilai peran perbankan syariah dalam pembangunan ekonomi bagi umat dan
masyarakat secara umum. Pembangunan adalah suatu proses yang kompleks: kondisi ekonomi, politik, religius, sosial dan kultural yan
menguntungkan Manan, 1997:380. Evaluasi KPE dihitung dari aspek Intensitas Pembiayaan Profit Sharing MMR, Intensitas Fungsi Agency AR,
Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP, dan Pendalaman Fungsi Agency PFA.
1.1 Intensitas Pembiayaan Profit Sharing MMR
Rasio intensitas pembiayaan
profit sharing atau mudharabah-musyarakah ratio MMR digunakan untuk mengukur besarnya fungsi intermediasi bank
syariah melalui penyaluran dana dengan akad profit sharing. Hameed, dkk 2004 menyatakan bahwa sasaran utama dari bank syariah adalah profit
sharing, sehingga bank syariah harus bisa melihat seberapa besar profit sharing yang ia dapatkan. Perhitungan rasio ini dapat dilakukan sebgai berikut:
MMR = X 100
Samad Hasan 2000 semakin tinggi rasio pembiayaan ini menunjukkan komitmen kepada pembangunan komunitas yang lebih tinggi.
Semakin besar hasil rasio MMR maka kontribusi bank syariah untuk pengembangan sektor usaha dan pembangunan ekonomi umat semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria penilaian peringkat untuk rasio MMR adalah: Peringkat 1 = MMR 50; Peringkat 2 = 40 MMR ≤ 50; Peringkat 3 = 30 MMR ≤ 40;
Peringkat 4 = 20 MMR ≤ 30; dan Peringkat 5 = MMR ≤ 20.
1.2 Rasio Intensitas Fungsi Agency AR
Perhitungan rasio intensitas fungsi agency AR pada bank syariah digunakan untuk mengukur besarnya fungsi agency bank syariah dalam
menghimpun dana investasi masyarakat. Dana investasi masyarakat ini berupa dana pihak ketiga DPK profit sharing yang dikumpulkan dari tabungan dan
deposito mudharabah dengan menggunakan metode bagi hasil profit sharing. Untuk menghasilkan nilai dari rasio AR ini, DPK profit sharing dibagi dengan
DPK total. AR
= X 100
Semakin besar AR menunjukkan bahwasanya peran bank syariah untuk mendorong masyarakat berinvestasi cukup baik, demikian juga
sebaliknya jika nilai AR semakin kecil maka peranan bank syariah untuk mendorong masyarakat berinvestasi rendah. Kriteria penilaian peringkat untuk
rasio AR yang digunakan adalah: Peringkat 1 = AR 90; Peringkat 2 = 80 AR ≤ 90; Peringkat 3 = 70 AR ≤ 80; Peringkat 4 = 60 AR ≤ 70;
dan Peringkat 5 = AR ≤ 60.
1.3 Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP
Samad dan Hasan 2000 melihat kontribusi pembangunan ekonomi pada pembiayaan yang bersifat jangka panjang. Pembangunan ekonomi
jangka panjang akan memungkinkan sebuah negara untuk memiliki
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan yang bersifat berkelanjutan serta memberikan efek multiplikasi yang besar dan berdaya jangka waktu jauh sehingga memberi manfaat yang
lebih luas. KPJP =
X 100 Pembiayaan jangka panjang dihitung berdasarkan piutang murabahah,
pembiayaan qard, mudharabah, musyarakah, dan juga aktiva ijarah selama 5 tahun dan dibagi dengan total aset yang dimiliki bank syariah
tersebut. Semakin besar rasio KPJP menunjukkan semakin baik peranan bank syariah dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional, demikian juga
sebaliknya. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio KPJP adalah: Peringkat 1 = KPJP 15; Peringkat 2 = 12 KPJP ≤ 15; Peringkat 3 = 9 KPJP ≤
12; Peringkat 4 = 6 KPJP ≤ 9; dan Peringkat 5 = KPJP ≤ 6.
1.4 Rasio Pendalaman Fungsi Agency PFA
Rasio pendalaman fungsi agency PFA merupakan pendalaman dari rasio AR yang telah dibahas di atas. Rasio PFA ini adalah DPK profit sharing yang
dihimpun dalam bentuk deposito mudharabah ditambahkan dengan obligasi mudharabah atau musyarakah yang dikeluarkan oleh bank syariah. Deposito dan
obligasi mudharabah dipilih karena memiliki jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan tabungan mudharabah. Untuk menghasilkan
nilai dari rasio PFA ini, nilai deposito dan obligasi mudharabah dibagi dengan total kewajiban.
PFA = X 100
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar rasio PFA menunjukkan bahwasannya peran bank syariah untuk mendorong masyarakat berinvestasi dengan jangka waktu yang lebih panjang
cukup baik, demikian juga sebaliknya sehingga pembangunan ekonomi lebih luas dilakukan. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio PFA adalah: Peringkat 1 =
PFA 70; Peringkat 2 = 60 PFA ≤ 70; Peringkat 3 = 50 PFA ≤
60; Peringkat 4 = 40 PFA ≤ 50; dan Peringkat 5 = PFA ≤ 40.
2. Kontribusi Kepada Masyarakat KKM
Kontribusi Kepada Masyarakat memperlihatkan seberapa besar peranan bank syariah kepada masyarakat secara langsung. Peranan kepada masyarakat ini
diwujudkan dalam bentuk distribusi zakat, memberikan pembiayaan kebajikan qardh, dan dana sosial lainnya. Penelitian KKM bank syariah dinilai dari
aspek Rasio Pembiayaan Qardh QR, Rasio Kinerja Zakat ZR, Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial RFS, dan Rasio Pelaksanaan Fungsi Edukasi
CSR.
2.1 Rasio Pembiayaan Qardh QR
Rasio Qardh menggambarkan seberapa besar kontribusi bank syariah dalam membantu masyarakat yang membutuhkan dengan cara menyaulurkan dana
kebajikan. Besarnya QR dihitung dengan cara membandingkan dana qardh dengan total pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah.
QR =
X 100 Semakin tinggi QR mengindikasikan semakin tinggi juga peranan bank
syariah dalam membantu masyarakat dengan menyalurkan dana kebajikan. Kriteria penilaian peringkat untuk QR adalah: Peringkat 1 = QR 5;
Universitas Sumatera Utara
Peringkat 2 = 3 QR 5; Peringkat 3 = 2 QR 3; Peringkat 4 = 1 QR 2; dan Peringkat 5 = QR 1.
2.2 Rasio Kinerja Zakat ZR
Rasio Zakat ZR menggambarkan besarnya kontribusi zakat yang dikeluarkan oleh bank syariah. Mannan 1997:248 menyebutkan zakat
dipandang sebagai bentuk kewajiban keagamaan terpenting yang dikenakan kepada umat Islam. Zakat dipandang sebagai bentuk ibadah yang tidak dapat
digantikan oleh model sumber pembiayaan apa pun dan di mana pun juga. Zakat juga dapat menciptakan distribusi pendapatan dan mengekang laju
inflasi. ZR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: ZR
= X 100
Semakin tinggi komponen ZR mengindikasikan zakat performance bank syariah yang baik. Kriteria penilaian peringkat untuk ZR adalah: Peringkat
1 = ZR 2,5; Peringkat 2 = 2 ZR 2,5; Peringkat 3 = 1,5 ZR 2; Peringkat 4 = 1 ZR 1,5; dan Peringkat 5 = ZR 1.
2.3 Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial RFS
Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial RFS memperlihatkan seberapa besar pelaksanaan fungsi sosial yang dilaksanakan oleh bank syariah.
Perhitungan RFS dapat dilakukan dengan cara berikut: RFS =
X 100 Kriteria penilaian peringkat untuk RFS adalah: Peringkat 1 = RFS
20; Peringkat 2 = 15 RFS 20; Peringkat 3 = 10 RFS 15;
Universitas Sumatera Utara
Peringkat 4 = 5 RFS 10; dan Peringkat 5 = RFS 5. Semakin besar RFS menunjukkan semakin baik pelaksanaan fungsi sosial bank syariah.
2.4 Rasio Pelaksanaan Fungsi Edukasi CSR
Rasio pelaksanaan fungsi edukasi CSR memperlihatkan seberapa besar peranan bank syariah dalam mengembangkan kualitas sumberdaya manusia di
sekitarnya. Rasio ini dihung dengan cara sebgai berikut. CSR =
X 100 Semakin besar rasio CSR maka semakin besar juga bank syariah
berperan dalam kegiatan mengembangkan edukasi masyarakat. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio CSR adalah: Peringkat 1 = CSR 7; Peringkat 2
= 5 CSR 7; Peringkat 3 = 3 CSR 5; Peringkat 4 = 2 CSR 3; dan Peringkat 5 = CSR 2.
3. Kontribusi Untuk Stakeholder KUS
Kontribusi Untuk Stakeholder KUS dimaksudkan untuk menilai kontribusi
langsung perbankan
syariah kepada
pihak-pihak yang
berkepentingan atau stakeholder terdekat. Yang termasuk dalam stakeholder terdekat adalah Pemegang Saham ShareholderSohibul Maal; Manajemen
dan Pegawai Bank Syariah Mudharib; Pemilik Rekening Tabungan dan Deposito Mudharabah Investor; Pemilik Rekening Giro dan Tabungan
Wadiah; dan juga Pemerintah. Penilaian KUS pada bank syariah dinilai dari aspek
kontribusi terhadap
Kesejahteraan Sohibul
Maal KSM,
Universitas Sumatera Utara
Kesejahteraan Mudharib KM, Kesejahteraan Investor KI, Kesejahteraan Pemegang Wadiah KPW, dan Kontribusi Pajak untuk Pemerintah KPP.
3.1 Rasio Kontribusi Untuk Kesejahteraan Sohibul Maal KSM
Rasio kontribusi bank syariah terhadap peningkatan kesejahteraan Sohibul Maal KSM digunakan untuk mengukur besarnya keuntungan dari bank
syariah yang dapat dinikmati oleh pemegang saham yang biasanya ditandai dengan meningkatnya laba yang ditahan oleh perusahaan. Perhitungan rasio
KSM dapat dilakukan dengan cara berikut. KSM =
X 100 Semakin tinggi komponen ini memperlihatkan kontribusi bank syariah atas
peningkatan kesejahteraan Sohibul Maal yang baik. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio KSM adalah: Peringkat 1 = KSM 15; Peringkat 2 = 12
KSM 15; Peringkat 3 = 9 KSM 12; Peringkat 4 = 6 KSM 9; dan Peringkat 5 = KSM 6.
3.2 Rasio Alokasi Kesejahteraan Mudharib KM
Rasio alokasi kesejahteraan mudharib KM digunakan untuk mengukur besarnya jumlah alokasi pendapatan operasional bank syariah yang dinikmati
oleh manajemen dan pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan lainnya. Perhitungan rasio KM dapat dilakukan sebagai berikut
KM =
X 100 Semakin tinggi rasio KM dari suatu bank syariah memperlihatkan
jumlah alokasi pendapatan yang diteima oleh manajemen dan pegawai bank
Universitas Sumatera Utara
syariah semakin baik. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio KM adalah: Peringkat 1 = KM 15; Peringkat 2 = 12 KM 15; Peringkat 3 = 9
KM 12; Peringkat 4 = 6 KM 9; dan Peringkat 5 = KM 6.
3.3 Rasio Kontribusi Atas Kesejahteraan Investor KI
Yang dimaksud dengan investor adalah nasabah yang memiliki rekening tabungan serta rekening deposito mudharabah. Rasio ini menghitung seberapa
besar keuntungan yang diperoleh oleh investor dilihat dari jumlah bagi hasil yang diterima. Perhitungan rasio Ki dapat dihitung dengan cara berikut ini.
KI =
X 100 Semakin tinggi rasio KI memperlihatkan kontribusi bank syariah atas
peningkatan kesejahteraan Investor yang baik. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio KI adalah: Peringkat 1 = KI 8; Peringkat 2 = 6 KI 8;
Peringkat 3 = 4 KI 6; Peringkat 4 = 2 KI 4; dan Peringkat 5 = KI 2.
3.4 Rasio Kontribusi Untuk Kesejahteraan Pemegang Wadiah KPW
Wadiah adalah titipan dari satu pihak ke pihak lain yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan mengkehendaki untuk menjaga
keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang yang dijaga. Rasio KPW bermanfaat untuk mengetahui besarnya keuntungan bank syariah yang bisa
dinikmati oleh pemilik rekening wadiah. Rasio KPW yang semakin meningkat mengindikasikan bahwa semakin meningkat juga keuntungan yang didapat
oleh pemilik rekening wadiah.
Universitas Sumatera Utara
KPW = X 100
Kriteria penilaian peringkat untuk rasio KPW adalah: Peringkat 1 = KPW 1,5; Peringkat 2 = 1,2 KPW 1,5; Peringkat 3 = 0,9 KPW 1,2;
Peringkat 4 = 0,6 KPW 0,9; dan Peringkat 5 = KPW 0,6.
3.5 Rasio Kontribusi Pajak Untuk Pemerintah KPP
Bank syariah juga wajib membayar pajak kepada pemerintah. Rasio KPP ini memperlihatkan besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah dari bank
syariah sebagai wajib pajak. Rasio Kontribusi Pajak Untuk Pemerintah dapat dihitung dengan cara berikut ini.
KPP = X 100
Kriteria penilaian peringkat untuk rasio KPP adalah: Peringkat 1 = KPP 7; Peringkat 2 = 5 KPP 7; Peringkat 3 = 4 KPP 5;
Peringkat 4 = 3 KPP 4; dan Peringkat 5 = KPP 3.
4. Peningkatan kapasitas SDI dan Riset PKSR
Evaluasi terhadap peningkatan kapasitas SDI dan riset digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi bank syariah dalam meningkatkan
kualitas SDI dan riset pengembangan institusi yang digunakan untuk kemajuan bank syariah demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Adapun komponen
yang dihitung dalam PKSR adalah aspek alokasi anggaran untuk Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai P4 dan Riset dan Pengembangan RD.
Universitas Sumatera Utara
4.1 Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai P4
Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai P4 dinilai dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari bank syariah dalam
meningkatkan kualitas SDI yang dimilikinya. Peningkatan kualitas ini diharapkan dapat meningkatkan kemampulabaan yang dihasilkan oleh bank syariah.
Perhitungan rasio P4 dapat dihitung dengan cara: P4
= X 100
Kriteria penilaian peringkat untuk rasio P4 adalah: Peringkat 1 = P4 15; Peringkat 2 = 12 P4 ≤ 15; Peringkat 3 = 9 P4 ≤ 12;
Peringkat 4 = 6 P4 ≤ 9; dan Peringkat 5 = P4 ≤ 6.
4.2 Riset dan Pengembangan RD
Rasio riset dan pengembangan RD digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi bank syariah dalam melakukan riset dan
pengembangan terhadap institusi perbankan mereka. Perbankan dituntut untuk semakin aktif dalam melakukan inovasi produk-produk yang menjadi nilai
unggul dibandingkan dengan produk institusi perbankan yang sejenis. Untuk menghitung rasio Riset dan Pengembangan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut. RD =
X 100 Kriteria penilaian peringkat untuk rasio RD adalah: Peringkat 1 =
RD 3; Peringkat 2 = 2 RD ≤ 3; Peringkat 3 = 1 RD ≤ 2;
Peringkat 4 = 0,5 R D ≤ 1; dan Peringkat 5 = RD ≤ 0,5.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Penilaian Kinerja Sosial Bank Syariah