3.4 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Insani dan Riset PKSR
Penilaian terhadap peningkatan kapasitas sumber daya insani serta riset digunakan untuk melihat kontribusi BSMI, BMI, dan BSM dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya serta riset pengembangan bank tersebut demi terciptanya kemajuan BSMI, BMI, dan BSM serta masyarakat
sekitarnya. Rasio ini dihitung dengan melibatkan dua komponen yaitu peningkatan pendidikan dan pelatihan pegawai P4 serta Riset dan
Pengembangan RD.
1. Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai P4
Penilaian rasio P4 digunakan untuk mengetahui besarnya peranan BSMI, BMI, dan BSM dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
dimilikinya. Besaran biaya pelatihan yang dikeluarkan oleh BSMI, BMI, dan BSM adalah 5 dari biaya personalia yang dikeluarkannya. Hal ini telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Rasio P4 diperoleh dengan membandingkan biaya pendidikan dan pelatihan yang dikeluarkan oleh BSMI, BMI, dan BSM
dengan laba setelah pajak yang diperoleh bank tersebut. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio P4 adalah: Peringkat 1 = P4
15; Peringkat 2 = 12 P4 ≤ 15; Peringkat 3 = 9 P4 ≤ 12; Peringkat
4 = 6 P4 ≤ 9; dan Peringkat 5 = P4 ≤ 6. Tabel 4.25 menunjukkan bahwa
pada tahun 2008 baik BSMI, BMI, ataupun BSM belum terlalu berperan dalam kegiatan pelatihan karyawannya. Hal ini terlihat dari peringkat yang 5 dan 4
diperolehnya. Tetapi pada tahun berikutnya BSMI mampu meningkatkan anggarannya untuk pendidikan dan pelatihan pegawai dan konsisten dengan tren
Universitas Sumatera Utara
membaiknya tidak seperti BMI yang turun naik. Sedangkan BSM terlihat statis dalam meningkatkan anggaran pelatihan dan pendidikannya. Predikat ini
memberikan arti bahwa sebagai bank syariah yang cukup muda, BSMI giat melakukan pendidikan dan pelatihan kayawannya gara mampu bertumbuh dan
berkembang dengan baik di industri perbankan Indonesia. Secara rata-rata, rasio P4 BSMI lebih baik 3,6167 dibandingkan BMI dan 6,74 lebih baik
dibandingkan BSM.
Tabel 4.28 Biaya Pendidikan dan Pelatihan serta Laba Setelah Pajak
Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 dalam Jutaan Rupiah
Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah
BSMI mendapatkan peringkat 5 untuk tahun 2008, namun mengalami kemajuan untuk tahun berikutnya menjadi peringkat 1. BMI juga mengalami hal
yang sama. Namu, pada tahun 2010 menurun kembali ke peringkat 4. Selanjutnya, BSM konsisten menjaga rasio P4 nya di peringkat 4 sepanjang tiga
tahun dari 2008-2010.
BANK SYARIAH 2008
2009 2010
Rata-Rata BSMI
Biaya Pendidikan dan Pelatihan
4.446 9.449
14.667 9.520,67
Laba setelah Pajak 16.319
59.986 62.854
46.386,33
Rasio 2,73
15,75 23,33
13,94
Peringkat 5
1 1
2
BMI Biaya Pendidikan
dan Pelatihan 7.261
10.040 12.663
9988 Laba setelah Pajak
203.361 50.192
170.939 141.497,33
Rasio 3,57
20 7,4
10,3233
Peringkat
5 1
4 3
BSM Biaya Pendidikan
dan Pelatihan 14.713
19.759 31.134
21.868,67 Laba setelah Pajak
196.416 290.943
418.520 301.959,67
Rasio
7,49 6,79
7,44 7,24
Peringkat 4
4 4
4
Universitas Sumatera Utara
2. Riset dan Pengembangan RD
Rasio Riset dan Pengembangan RD digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi BSM, BMI, dan BSMI dalam melakukan riset dan
pengembangan terhadap bank tersebut. Riset dan pengembangan bermanfaat untuk menjadikan BSMI, BMI, dan BSM unggul dibandingkan dengan
pesaingnya. Rasio RD dihitung dengan membandingkan biaya riset dan pengembangan yang dikeluarkan BSMI, BMI, dan BSM dengan laba setelah
pajak bank tersebut.
Tabel 4.29 Biaya Riset dan
Development RD, serta Laba Setelah Pajak Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010
dalam Jutaan Rupiah
Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah
Tabel 4.29 menunjukkan bahwa rasio RD tertinggi pada BSMI terjadi pada tahun 2008 dengan nilai 3,3 dan yang terendah terjadi pada tahun 2009
dengan nilai 1,88. Untuk BMI, rasio tertingginya terjadi pada tahun 2009 dengan nilai 6,18 sekalugus juga merupakan rasio tertinggi diantara BSMI dan
BMI. Selain itu, BMI juga memeliki rasio terendah diantara BSMI dan BSM yang terjadi pada tahun 2008 dengan nilai 0,32. BSM memiliki rasio RD yang
BANK SYARIAH 2008
2009 2010
Rata-Rata BSMI
Biaya RD 538,46
1.128,24 162,48
609,73 Laba Setelah pajak
16.319 59.986
62.854 46.386,33
Rasio 3,3
1,88 2,59
1,31
Peringkat
1 3
2 3
BMI Biaya RD
652,84 3.104,25
831,22 1.529,44
Laba Setelah pajak 203.361
50.192 170.939
141.497,33
Rasio 0,32
6,18 0,48
2,33
Peringkat 5
1 5
2
BSM Biaya RD
1.233,09 3.143,1
10.927,08 5.101,09
Laba Setelah pajak 196.416
290.943 418.520
301.959,67
Rasio
0,63 1,08
2,61 1,67
Peringkat 5
3 2
3
Universitas Sumatera Utara
mengalami tren naik. Diawali dengan rasio RD terendah senilai 0,63 tahun 2008 hingga pada 2010 mengalami kenaikan sebesar 1,98.
Kriteria penilaian peringkat untuk rasio alokasi anggaran untuk RD adalah: Peringkat 1 = RD 3; Peringkat 2 = 2 RD ≤ 3; Peringkat 3
= 1 RD ≤ 2; Peringkat 4 = 0,5 RD ≤ 1; dan Peringkat 5 = RD ≤ 0,5. Dengan demikian, nilai rata-rata rasio RD BSMI, BMI, dan BSM ada
diperingkat 3, 2, dan 2. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi yang dilaksanakan BMI dalam penelitian dan pengembangan lebih baik dibandingkan
dengan BSMI dan BSM. Hal ini terlihat dari adanya inovasi produk yang dilakukan oleh BMI untuk menarik minat masyarakat dalam berinvestasi sesuai
dengan kebutuhannya.
4.2.4 Penilaian Kinerja Sosial PT Bank Mega Syariah Indonesia BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia BMI, dan PT Bank Mandiri Syariah
BSM Tahun 2008-2010 Bagian ini mendeskripsikan kinerja sosial yang dilaksanakan
oleh BSMI, BMI, dan BSM selama periode 2008-2010. Penilaian dilakukan setiap tahun dan secara rata-rata. Cara melakukan penilaian terhadap kinerja
sosial BSMI, BMI, dan BSM adalah dengan melakukan penilaian terhadap komponen penilaian kinerja sosial, anatar lain Kontribusi Pembangunan
Ekonomi KPE, Kontribusi Kepada Masyarakat KKM, Kontribusi Untuk Stakeholder KUS, serta Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Insani dan Riset
PKSR. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan bobot kepada masing- masing faktor penentu kinerja sosial BSMI, BMI, dan BSM dengan nilai nilai
Universitas Sumatera Utara
bobot akhir sama dengan seratus. Selanjutnya diberikan penilaian yang telah dihitung tadi dengan kriteria berikut. Peringkat 1 mendapat angka kredit 100,
peringkat 2 mendapat angka kredit 80, begitu seterusnya sampai Peringkat 5 mendapat angka kredit 20. Setelah itu ditentukan nilai bobot dengan
mengalikan angka kredit dengan bobot, dijumlahkan dan didapat hasil penilaian tingkat kinerja sosial BSMI, BMI, dan BSM. Nilai yang tadi
diklasifikasikan ke dalam empat predikat yang sesuai dengan penilaia kesehatan keuangan sebelumnya dengan rincian : Sangat Baik memiliki nilai
bobot 81 sd 100, Baik memiliki nilai bobot 66 sd 81, Kurang Baik memiliki nilai bobot 51 sd 66 dan Tidak Baik memiliki nilai bobot 0 sd
51.
4.1 Rekapitulasi Tingkat Kinerja Sosial PT Bank Syariah Mega Indonesia Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI, dan PT Bank
Mandiri Syariah BSM Tahun 2008-2010
Kinerja sosial pada PT Bank Syariah Mega Indonesia Tbk BSMI, PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Syariah BSM dilakukan untuk melihat kontribusi ketiga bank tersebut terhadap masyarakat di
sekelilingnya untuk tahun 2008-2010. Semakin tinggi rasio kinerja sosial bank tersebut menunjukkan bahwa peranan bank syariah tersebut semakin baik bagi
masyarakat sekitarnya dan stakeholder nya. Di bawah ini terdapat perhitungan kinerja sosial BSMI, BMI, dan BSM untuk tahun 2008-2010.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.30 Tingkat Kinerja Sosial PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI
Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Mega Syariah Tbk Periode 2008-2010 Data Diolah
Dari Tabel 4.30 terlihat bahwa kinerja sosial terbaik yang dilaksanakan oleh BSMI terjadi pada tahun 2009 dengan nilai 81,25 dengan predikat sangat
baik. Nilai ini berasal dari aspek-aspek KPE, KKM, KUS, dan KPSR dengan sumbangan masing-masing senilai 20, kecuali KKM yang bernilai 21,25.
Sedangkan kinerja sosial yang terburuk terjadi pada tahun 2008 dengan nilai
Komponen Penilaian Peringkat
Angka Kredit Bobot
Nilai Bobot 08
09 10
08 09
10 08
09 10
Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE
a.
Intensitas Pembiayaan Profit Sharing MMR
2 2
2 80
80 80 6,25
5 5
5
b.
Intensitas Fungsi Agency AR
3 3
4 60
60 40 6,25 3,75
3,75 2,5
c.
Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP
2 2
2 80
80 80 6,25
5 5
5
d.
Pendalaman Fungsi Agency PFA
2 1
3 80 100
60 6,25 5
6,25 3,75
Nilai Terbobot KPE
25 18,75 20 16,25
Kontribusi Kepada Masyarakat KKM
a. Kontribusi Pembiayaan Qardh QR
5 1
1 20 100 100 6,25 1,25
6,25 6,25
b. Kinerja Zakat ZR
1 1
1 100 100 100 6,25
6,25 6,25 6,25
c. Pelaksanaan Fungsi Sosial RFS
5 1
1 20 100 100 6,25 1,25
6,25 6,25
d. Pelaksanaan Fungsi Edukasi CSR
5 4
5 20
40 20 6,25 1,25
2,5 1,25
Nilai Terbobot KKM
25 10 21,25
20
Kontribusi Untuk Stakeholder KUS
a. Kesejahteraan Sohibul Maal KSM
4 1
1 40 100 100
5 2
5 5
b. Kesejahteraan Mudharib KM
1 1
1 100 100 100
5 5
5 5
c. Kesejahteraan Investor DPK KI
3 4
4 60
80 80
5 3
4 4
d. Kesejahteraan Pemegang Wadiah KPW
1 1
1 100 100 100
5 5
5 5
e. Kontribusi Pajak untuk Pemerintah KPP
5 5
5 20
20 20
5 1
1 1
Nilai Terbobot KUS
25 16 20
20
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Insani dan Riset PKSR
a. Peningkatan Pendidikan Pelatihan Pegawai P4
5 1
1 20 100 100 12,5 2,5
12,5 12,5
b. Riset dan Pengembangan RD
1 3
4 100 60
80 12,5 12,5 7,5
10
Nilai Terbobot PKSR
25 15 20
22,5
Nilai Kinerja Sosial
59,75 81,25 78,75
Universitas Sumatera Utara
59,75 dan berpredikat Kurang Baik. Sumbangan nilai terendah diperoleh dari kontribusi kepada masyarakat senilai 10. Hal ini menunjukkan bahwa peranan
BSMI tahun 2009 terhadap masyarakat sekitarnya masih kurang baik. Sedangkan untuk tahun 2010, kinerja sosial BMIS mengalami penurunan senilai 2,5 sehingga
menjadikan BSMI berpredikat baik. Predikat ini hasil dari sumbangan aspek KPE senilai 16,25; aspek KKM dan aspek KUS senilai 20, serta aspek PKSR senilai
22,5. Aspek PKSR yang lebih tinggi pada tahun 2010 menunjukkan bahwa BSMI melakukan pengembangan terhadap karyawan nya dengan sangat baik.
Nilai kinerja sosial BMI tahun 2008 bernilai 59,5 dengan predikat kurang baik. Nilai ini berasal dari sumbangan aspek KPE senilai 21,25 dan merupakan
sumbangan rasio terbesar, aspek KKM senilai 16,25; aspek KUS senilai 17 dan aspek PKSR senilai 5 dan merupakan sumbangan terkecil bagi kinerja sosial
tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2008, BMI kurang tanggap terhadap peningkatan kualitas sumber daya insani yang dimilikinya, namun untuk
kontribusi pembangunan ekonomi masyarakat sangat baik. Tahun 2009, BMI melakukan kontribusi sosial yang amat baik. Hal ini tercermin dari nilai kontribusi
yang diperoleh pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 21,5 dan menjadikan BMI berpredikat baik dalam kinerja sosialnya. Tahun ini juga BMI
melakukan peningkatan kapasitas karyawan nya dengan sangat baik dan menyumbangkan nilai 25 meningkat 20 dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk
tahun 2010, kinerja sosial mengalami penurunan kembali senilai 18,25 dan mendapat predikat kurang baik dengan mengurangi aspek PKSR nya kembali
menjadi 10. Untuk tiga aspek lainnya, KPE, KKM, dan KUS nya juga mengalami
Universitas Sumatera Utara
penurunan, namin penurunan yang dialaminya tidak terlalu ekstrim hanya berkisar 1-5. Naik turunnya kinerja sosial yang dilaksanakan oleh BMI memperlihatkan
bahwa peranan BMI dalam sosial masyarakat dan stakeholder nya tidak stabil. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 4.31 berikut ini.
Tabel 4.31 Tingkat Kinerja Sosial PT Bank Muamalat Tbk BMI
Tahun 2008-2010
Komponen Penilaian Peringkat
Angka Kredit Bobot
Nilai Bobot 08
09 10
08 09
10 08
09 10
Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE
a. Intensitas Pembiayaan Profit Sharing MMR
1 2
1 100 80 100 6,25 6,25
5 5
b. Intensitas Fungsi Agency AR
1 1
2 100 100 80 6,25 6,25
6,25 5
c. Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP
1 2
2 100 80
80 6,25 6,25 5
5
d. Pendalaman Fungsi Agency PFA
4 3
3 40 60
60 6,25 2,5 3,75
3,75
Nilai Terbobot KPE
25 21,25 20 18,75
Kontribusi Kepada Masyarakat KKM
a. Kontribusi Pembiayaan Qardh QR
2 1
1 80 100 100 6,25
5 6,25
6,25
b. Kinerja Zakat ZR
4 1
5 40 100 20 6,25
2,5 6,25 1,25
C. Pelaksanaan Fungsi Sosial RFS
1 1
1 100 100 100 6,25 6,25
6,25 6,25
D. Pelaksanaan Fungsi Edukasi CSR
5 1
1 20 100 100 6,25 2,5
6,25 6,25
Nilai Terbobot KKM
25 16,25 25
20
Kontribusi Untuk Stakeholder KUS
a. Kesejahteraan Sohibul Maal KSM
1 5
3 100 20 60
5 5
1 2
b. Kesejahteraan Mudharib KM
3 3
2 60 60
80 5
3 3
4
c. Kesejahteraan Investor DPK KI
2 1
2 80 100
80 5
4 5
4
d. Kesejahteraan Pemegang Wadiah KPW
5 5
5 20 20
20 5
1 1
1
e. Kontribusi Pajak untuk Pemerintah KPP
2 1
4 80 100
40 5
4 1
2
Nilai Terbobot KUS
25 17
11 14
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Insani dan Riset PKSR
a. Peningkatan Pendidikan Pelatihan Pegawai P4
5 1
4 20 100 40 12,5
2,5 12,5
7,5
b. Riset dan Pengembangan RD
5 1
5 20 100
20 12,5 2,5
12,5 2,5
Nilai Terbobot PKSR
25 5
25 10
Nilai Kinerja Sosial
59,5 81 62,75
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Muamalat Tbk Periode 2008-2010 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.32 Tingkat Kinerja Sosial PT Bank Syariah Mandiri BSM
Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri Tbk Periode 2008-2010 Data Diolah
Dari Tabel 4.32 terlihat bahwa tiap tahun kinerja sosial yang dilakukan BSM kepada masyarakat dan stakeholder nya mengalami peningkatan. Tahun 2008,
nilai kinerja sosial BSM berada dipredikat kurang baik dengan nilai 58,75. Nilai
Komponen Penilaian Peringkat
Angka Kredit Bobot
Nilai Bobot 08
09 10
08 09
10 08
09 10
Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE
a. Intensitas Pembiayaan Profit Sharing MMR
2 2
2 80
80 80 6,25
5 5
5
b. Intensitas Fungsi Agency AR
2 1
2 80 100
80 6,25 5
6,25 5
c. Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP
2 2
2 80
80 80 6,25
5 5
5
d. Pendalaman Fungsi Agency PFA
4 4
4 40 40
40 6,25 2,5 2,5
2,5
Nilai Terbobot KPE
25 17,5 18,25
17,5
Kontribusi Kepada Masyarakat KKM
a. Kontribusi Pembiayaan Qardh QR
1 1
1 100 100 100 6,25 6,25
6,25 6,25
b. Kinerja zakat ZR
2 1
1 40 100 100 6,25 2,5
6,25 6,25
c. Pelaksanaan Fungsi Sosial RFS
1 1
1 100 100 100 6,25 6,25
6,25 6,25
d. Pelaksanaan Fungsi Edukasi CSR
3 3
2 60
60 80 6,25 3,75
3,75 5
Nilai Terbobot KKM
25 18,75 22,5 23,75
Kontribusi Untuk Stakeholder KUS
a. Kesejahteraan Sohibul Maal KSM
2 1
1 80 100 100
5 4
5 5
b. Kesejahteraan Mudharib KM
3 1
2 60 100
80 5
3 5
4
c. Kesejahteraan Investor DPK KI
1 4
4 100 80
80 5
5 4
4
d. Kesejahteraan Pemegang Wadiah KPW
1 1
1 100 100 100
5 1
1 1
e. Kontribusi Pajak untuk Pemerintah KPP
4 3
4 40
60 40
5 2
3 2
Nilai Terbobot KUS
25 15
18 16
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Insani dan Riset PKSR
a. Peningkatan Pendidikan Pelatihan Pegawai P4
2 2
2 40
40 40 12,5
5 5
5
b. Riset dan Pengembangan RD
5 3
4 20
60 80 12,5 2,5
7,5 10
Nilai Terbobot PKSR
25 7,5 12,55 15
Nilai Kinerja Sosial
58,75 71,3 72,25
Universitas Sumatera Utara
ini berasal dari KPE senilai 17,5; KKM senilai 18,75; KUS senilai 15 serta KUS senilai 7,5. Kemudian pada tahun 2009 meningkat sebesar 12,55 dan berada
dipredikat baik. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan nilai KPE, KKM, KUS, dan PKSR dari tahun 2008 masing-masing senilai 0,75; 3,75; 3, dan 5,05.
Terakhir tahun 2010, BSM memiliki kinerja sosial yang palin tinggi diantara tahun-tahun sebelumnya senilai 72,25 dengan predikat yang sama dengan 2009
yaitu baik. Meskipun peningkatan nilainya tidak besar, namun BSM konsisten melakukan peningkatan kontribusi sosial terhadap stakeholdernya.
Grafik 4.5 Tingkat Kinerja Sosial PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI, PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk BMI, dan PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah
Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa secara keseluruhan kinerja sosial yang terbaik dilaksanakan oleh BSMI pada tahun 2009, kemudian diikuti oleh BMI di
tahun yang sama, dan tertinggi ketiga dilaksanakan oleh BSM pada tahun 2010. Sedangkan untuk kinerja sosial terendah untuk ketiga bank syariah tersebut terjadi
pada tahun 2008. Dengan adanya perkembangan kinerja sosial yang dilaksanakan bank syariah bagi masyarakat membuktikan komitmennya untuk tetap
2008 2009
2010 20
40 60
80 100
BSMI BMI
BSM 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
mensejahterakan kehidupan orang banyak sesuai dengan falah dari syariah itu sendiri.
4.2 Rekapitulasi Tingkat Kinerja Sosial Kumulatif PT Bank Mega Syariah Indonesia Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI, dan
PT Bank Mandiri Syariah BSM Tahun 2008-2010
Kinerja sosial secara akumulatif tertinggi dilaksanakan oleh BSMI. Hal ini sudah tercermin sebelumnya dengan tingginya kinerja sosial yang dilaksanakan
BSMI pada tahun 2008 dan diikuti dengan tahun-tahun berikutnya. Nilai kinerja sosial akumulatifnya adalah 70,78. Nilai ini lebih tinggi 3,2 dari BSM diposisi
kedua dan 4,26 dari BMI diposisi terakhir. Meskipun terdapat selisih nilai kinerja sosial diantara ketiga bank tersebut, tapi tetap saja secara rata-rata ketiga bank
syariah tersebut termasuk dalam predikat baik dalam pelaksanaan sosial masyarakatnya.
Tingkat kinerja sosial yang diperoleh oleh BSMI berasal dari 18,34 aspek KPE, 17,09 aspek KKM, 18,67 aspek KUS, dan aspek PKSR sebesar 16,68.
Untuk BMI, tingkat kinerja sosial diperoleh dari aspek KPE 20, aspek KKM 20,02, aspek KUS 13,99, dan aspek PKSR 12,51. Kemudian untuk BSM
diperoleh dari aspek KPE, KKM, KUS, dan PKSR masing-masing bernilai 17,91; 21,66; 16,33; dan 11,68. Dari sini terlihat bawah nilai aspek yang tertinggi pada
BSMI adalah aspek KUS yang berarti kepedulian akan kesejahteraan stakeholder nya lebih diutamakan dibanding sosial kemasyarakatannya. Selanjutnya dua bank
syariah lainnya memiliki aspek KKM yang lebih tinggi. Hal ini berarti fungsi sosial BMI dan BSM kepada masyarat berupa pemberian zakat dan dana
kebajikan lebih tinggi dibanding aspek sosial lainnya. Sedangkan untuk
Universitas Sumatera Utara
pengembangan karyawan masih rendah yang terlihat dari aspek PKSR ketiga bank syariah tersebut masih lebih rendah dibanding ketiga aspek lainnya. Hal ini dapat
dilihat dari Tabel 4.33 dan Grafik 4.6 berikut ini.
Tabel 4.33 Tingkat Kinerja Sosial Akumulatif PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI,
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI, dan PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah
Komponen Penilaian Peringkat
Angka Kredit Bobot
Nilai Bobot BSMI BMI BSM
BSMI
BMI BSM BSMI BMI BSM
Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE
a. Intensitas Pembiayaan Profit Sharing MMR
2 1,67 2
80 86,6 80 6,25
5 5,41
5
b. Intensitas Fungsi Agency AR
3,33 1,33 1,67 53,4 93,4 86,6 6,25 3,34 5,84
5,41
c. Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang KPJP
2 1,67 2
80 86,6 80 6,25
5 5,41
5
d. Pendalaman fungsi Agency PFA
2 3,33 4
80 53,4 40 6,25
5 3,34
2,5
Nilai Terbobot KPE
25 18,34 20 17,91
Kontribusi Kepada Masyarakat KKM
a. Kontribusi Pembiayaan Qardh QR
2,33 1,33 1 73,4 93,4 100 6,25 4,59
5,84 6,25
b. Kinerja Zakat ZR
1 3,33 2 100 53,4
80 6,25 6,25 3,34
5
c. Pelaksanaan Fungsi Sosial RFS
2,33 1
1 73,4 100 100 6,25 4,59 6,25
6,25
d. Pelaksanaan Fungsi Edukasi CSR
4,67 2,33 2,67 26,6 73,4 66,6 6,25 1,66 4,59
4,16
Nilai Terbobot KKM
25 17,09 20,02 21,66
Kontribusi Untuk Stakeholder KUS
a. Kesejahteraan Sohibul Maal KSM
2 3 1,33
80 60 93,4
5 4
3 4,67
b. Kesejahteraan Mudharib KM
1 2,67 2 100 66,6
80 5
5 3,33
4
c. Kesejahteraan Investor DPK KI
2,33 1,67 1,67 73,4 86,6 86,6 5 3,67
4,33 4,33
d. Kesejahteraan Pemegang Wadiah KPW
1 5
5 100 20
20 5
5 1
1
e. Kontribusi Pajak untuk Pemerintah KPP
5 3,67 3,67 20 46,6 46,6
5 1
2,33 2,33
Nilai Terbobot KUS
25 18,67 13,99 16,33
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Insani dan Riset PKSR
a. Peningkatan Pendidikan Pelatihan Pegawai P4
2,33 3,33 4 73,4 53,4
40 12,5 9,18 6,68
5
b. Riset dan Pengembangan RD
2 3,67 3,33 80 46,6 53,4 12,5
7,5 5,83
6,68
Nilai Terbobot PKSR
25 16,68 12,51 11,68
Nilai Kinerja Sosial
70,78 66,52 67,58
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.6 Tingkat Kinerja Sosial Akumulatif PT Bank Mega Syariah Tbk BSMI,
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI, dan PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah
4.2.5 Hubungan Antara Kesehatan Keuangan Dengan Kinerja Sosial Pada PT Bank Mega Syariah Indonesia BSMI, PT Bank Muamalat
Indonesia BMI, dan PT Bank Mandiri Syariah BSM Tahun 2008- 2010
Kesehatan keuangan dan kinerja sosial yang dilakukan oleh perusahaan kerap dikaitkan satu sama lain. Elkington dalam Siagian 2010:49 menyatakan
bahwa pelaku usaha selain mengerjakan keuntungan perusahaan profit, juga harus memperhatikan pemenuhan kesejahteraan masyarakat People, dan aktif
dalam menjamin pemeliharaan dan pelestarian lingkungan Planet. Hal ini mengindikasikan semakin baik kesehatan keuangan sebuah perusahaan dalam hal
ini BSMI, BMI, dan BSM maka seharusnya semakin baik pula pelaksanaan aktivitas sosialnya di masyarakat. Tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh
BSMI, BMI, dan BSM berkaitan erat dengan masyarakat secara keseluruhan bahkan bisa menentukan keberlangsungan bank syariah tersebut karena hal ini
64 65
66 67
68 69
70 71
72
BSMI BMI
BSM
Bank Syariah
Tingkat Kinerja Sosial BSMI, BMI dan BSM Tahun 2008-2010
Tingkat Kinerja Sosial BSMI, BMI dan BSM
Tahun 2008-2010
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan tujuan dari bank ini sendiri bukan hanya mementingkan sekelompok orang yang mementingkan keuangan saja.
5.1 Hubungan Antara Kesehatan Keuangan Dengan Kinerja Sosial PT Bank Mega Syariah Indonesia Tbk BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia
Tbk, dan PT Bank Mandiri Syariah BSM Tahun 2008-2010
Pada bagian ini dijelaskan hubungan antara kesehatan keuangan dan kinerja sosial yang dilaksanakan BSMI, BMI, dan BSM pada tahun 2008-2010.
Tabel 4.34 Kesehatan Keuangan dan Kinerja Sosial Pada PT Bank Mega Syariah Tbk
BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI, dan PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah
Tabel 4.34 menunjukkan bahwa BSMI memiliki nilai kesehatan keuangan yang sangat baik pada tahun 2008. Pada tahun 2009 nilai kesehatan keuangannya
mengalami penurunan senilai 10,25. Penurunan ini juga terjadi pada tahun 2010 hingga nilai kesehatan keuangan menurun ke angka 67,5. Untuk kinerja sosial,
tahun 2008 BSMI memiliki nilai kinerja sosial yang paling rendah. Tahun 2009 nilai kinerja sosial BSMI meningkat drastis ke nilai 81,25. Hal ini terjadi karena
adanya peningkatan aspek KKM dan aspek lainnya dibanding tahun 2008. Tahun 2010 kinerja sosial menurun senilai 2,5 karena ada penurunan aspek KPE. BMI
memiliki nilai kesehatan keuangan yang tidak terlalu baik. Nilai kesehatan tertinggi terjadi pada tahun 2008 dengan nilai 66,75. Tahun 2009 menurun ke nilai
63,75 karena adanya penurunan aspek rentabilitas BMI. Tahun 2010 meningkat senilai 1,5 karena mampu kembali meningkatkan aspek rentabilitasnya meskipun
Keterangan BSMI
BMI BSM
2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010
Kesehatan Keuangan
87,75 77,5 67,5 66,75 63,75 65,25 69 72
79 Kinerja Sosial
59,75 81,25 78,75 59,5 81 62,75 58,75 71,3 72,25
Universitas Sumatera Utara
tidak terlalu tinggi. Untuk kinerja sosialnya, tahun 2009 BMI memiliki nilai kinerja sosial terbaik karena berhasil menyempurnakan aspek KKM dan PKSR
setelah sebelumnya nilai kinerja sosial berada diposisi terendah. Tahun 2010 nilai kinerja sosial kembali menurun ke nilai 62,75 karena adanya penurunan aspek
KKM dan PKSR tersebut. Untuk BSM, nilai kesehatan keuangan dan kinerja sosial bergerak secara postif setiap tahun. Tahun 2008 nilai kesehatan keuangan
bernilai 69, tahun 2009 bernilai 72, dan tahun 2010 bernilai 79. Peningkatan nilai kesehatan keuangan dikarenakan adanya peningkatan kualitas aset, setelah BSM
memiliki nilai sempurna untuk aspek rentabilitas dan likuiditas tahun 2008-2010. Kinerja sosial BSM tahun 2008 berada dinilai 58,75. Kemudian tahun 2009, BSM
meningkatkan kinerja sosial dari seluruh aspek penilaian kinerja sosial seperti KPE, KKM, KUS, dan PKSR ke nilai 71,3 untuk selanjutnya meningkat di tahun
2010 senilai 72,25.
5.2 Hubungan Antara Kesehatan Keuangan Dengan Kinerja Sosial Secara Akumulatif Pada PT Bank Mega Syariah Indonesia Tbk BSMI,
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Syariah BSM
Tahun 2008-2010
Secara kumulatif terlihat bahwa antara kesehatan keuangan dan kinerja sosial memiliki hubungan yang positf. Hal ini terlihat dari nilai kesehatan
keuangan dan kinerja sosial yang tertinggi dimiliki oleh BSMI, kemudian diikuti dengan BSM, dan yang terakhir dimiliki oleh BMI. Selisih antara nilai kesehatan
keuangan tertinggi dan yang terendah adalah 12,56. Sedangkan selisih nilai kinerja sosial BSMI yang tertinggi dengan BMI yang terendah adalah 4,26. Hal
ini dapat dilihat dari Grafik 4.7 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.7 Kesehatan Keuangan dan Kinerja Sosial Pada PT Bank Mega Syariah Tbk
BSMI, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk BMI, dan PT Bank Mandiri Syariah Tbk BSM Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 Data Diolah
4.3 Pembahasan