commit to user 22
Sedang menurut Wina Sanjaya 2007:258 yang memberikan perbedaan pembelajaran CTL dengan pembelajaran yang lain, adanya ciri-ciri
sebagai berikut : 1 Menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan
aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran.
2 Siswa belajar melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi.
3 Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil. 4 Kemampuan didasarkan atas pengalaman.
5 Tujuan akhir dari pembelajaran CTL adalah kepuasan diri. 6 Tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri.
7 Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai
dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang
dimilikinya.
8 Siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing.
9 Pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
10 Tujuan yang ingin dicapai adanya seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan
berbagai cara, misalnya denagn evaluasi psoses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman dan lain sebagainya.
f. Langkah-langkah dalam Pembelajaran CTL
Menurut Halil dalam http:halil4. wordpress.com 2010 02 26 pendekatan_ctl_contextual_teaching and_learning mengemukakan langkah-
langkah pembelajaran CTL sebagai berikut : 1 Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2 Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3 Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4 Ciptakan masyarakat belajar. 5 Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6 Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7 Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
commit to user 23
g. Model Pembelajaran CTL dalam Pembelajaran IPA
Untuk beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan teknologi, pembelajaran IPA di SDMI perlu terus ditingkatkan kualitasnya.
Informasi yang harus diketahui oleh manusia setiap hari begitu beraneka, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, sehingga tidak mungkin kita memilih
dan memahami sebagian kecilpun dari informasi tersebut tanpa memanfaatkan cara atau strategi tertentu untuk memperolehnya.
Belajar IPA adalah suatu proses aktivitas berpikir disertai dengan aktivitas fisik. Pembelajarn IPA yang ingin dicapai, di antaranya yaitu memiliki
kemampuan berpikir kritis, dan kenyataan yang ada di lapangan. Juga dapat kita cermati bahwa agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan
dengan baik, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan harus melibatkan siswa secara aktif. Sehingga dalam hal ini pemilihan model pembelajaran CTL
sangat tepat dalam pembelajaran IPA. Pendefinisian pembelajaran dengan model pembelajaran CTL yang
dikemukakan oleh ahli sangatlah beragam, namun pada dasarnya memuat faktor-faktor yang sama. Pembelajaran dengan CTL Contextual Teaching and
Learning adalah suatu model pembelajaran yang dimulai dengan mengambil, mensimulasikan, menceritakan, berdialog, bertanya jawab atau berdiskusi pada
kejadian dunia nyata kehidupan sehari-hari yang dialami siswa, kemudian diangkat ke dalam konsep IPA yang akan dipelajari dan dibahas. Melalui
pendekatan ini, memungkinkan terjadinya proses belajar yang di dalamnya siswa mengeksplorasikan pemahaman serta kemampuan akademiknya dalam
berbagai variasi konteks, di dalam ataupun di luar kelas, untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya baik secara mandiri ataupun
berkelompok. Di lain pihak, CTLmembantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh
commit to user 24
dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif, yakni:
1. Konstruktivisme Constructivisme Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong- konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. 2. Bertanya Questioning
Questioning merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. 3. Menemukan Inquiry
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperolih siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari penemuan sendiri.
4. Masyarakat belajar Learning community Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Learning community bisa terjadi apabila ada komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam learning
community memberi informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. 5. Pemodelan Modelling
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan
sesuatu, cara melempar bola, cara melafalkan bahasa inggris, dan sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang ’ bagaimana cara
belajar’.
commit to user 25
6. Refleksi reflection Refleksi juga bagian penting dalam pembelajaran dengan pendekatan
CTL. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu.
Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.
7. Penilaian sebenarnya Authentic Assesment Assesment adalah pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
Gambaran perkembangan belajar siswa. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian assesment bukanlah untuk mencari informasi tentang
belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari learning how to
learning , bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran. Karena assesement menekankan
proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa saat melakukan pembelajaran.
Depdiknas, 2003 : 11-19 . Dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran CTL,
siswa dilibatkan untuk turut berfikir sehingga emosi siswa dapat terlibat secara
langsung dalam proses pembelajaran guna meningkatkan
keterampilan siswa melalui suatu kegiatan, serta mengamati suatu proses atau kejadian dengan sendirinya, sehingga akan memperkaya pengalaman
dan meningkatkan serta membangkitkan rasa ingin tahu.Sehingga siswa akan lebih memahami sesuatu yang bersifat abstrak dan lebih mampu
mengingat dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.
commit to user 26
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang peningkatan hasil belajar IPA belum banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Salah satu penelitian yang sama-sama
menggunakan model pembelajaran CTL adalah penelitian dengan judul Penerapan Pendekatan CTL Contextual Teaching Learning Dalam Pembelajaran Biologi
Sebagai Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Cawas Ika Setya Peny Fatmawati : 2007 , dengan kesimpulan bahwa melalui
model pembelajaran kotekstual dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VII Tahun Ajaran 20072008. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa
persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persaamanya adalah sebagai berikut: 1 penelitian sama-sama menggunakan model pembelajaran CTL, 2
penelitian sama-sama dilaksanakan pada pelajaran IPA. Sedangkan Perbedaannya adalah sebagai berikut : 1 penelitian yang telah dilaksanakan Ika variabel
terikatnya adalah hasil belajar Biologi, sedangan dalam penelitian ini mengenal wujud dan sifat benda adalah variabel terikatnya, 2 penelitian yang dilaksanakan
Ika pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cawas Tahun pelajaran 20072008, sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo
Tahun Pelajaran 20102011. Selanjutnya Ani Syafi’atin dalam penelitiannya yang berjudul
Penggunaan Strategi Contextual Teaching Learning dengan Pendekatan Inquiry Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Kelas V SD MI Al Hikmah Sumberrejo
Gedangan Malang Tahun 2010. Dalam penelitian ini dengan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD MI Al Hikmah Sumberrejo
Gedangan Malang. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persaamanya adalah sebagai berikut: 1
penelitian sama-sama menggunakan model pembelajaran CTL, 2 penelitian sama-sama dilaksanakan pada pelajaran IPA. Sedangkan Perbedaannya adalah
sebagai berikut : 1 penelitian yang telah dilaksanakan Ika variabel terikatnya adalah prestasi belajar IPA, sedangan dalam penelitian ini mengenal wujud dan
sifat benda adalah variabel terikatnya, 2 penelitian yang dilaksanakan Ani pada