commit to user 49
1. Deskripsi Kondisi Awal
Dalam proses kegiatan belajar yang baik didasari oleh adanya hubungan interpersonal yang baik antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa serta
penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi pembelajaran. Begitupun juga dalam pembelajaran IPA, untuk meningkatkan
kemampuan mengenal wujud benda dan sifatnya, hendaknya memperhatikan kondisi sosioemosional di kelas, karena emosi positif dapat merangsang otak dapat
bekerja secara efektif dan efisien, sehingga dalam kondisi ini siswa dapat mengoptimalkan seluruh kemampuannya untuk berpikir kritis, fokus pada
pembelajaran, melakukan eksperimen, bertanya atau menjawab pertanyaan, bekerja sama dan lain-lain. Sebaliknya keadaan stres dan rasa takut akan
menghambat kerja otak dan memperlambat proses berpikir dan mengingat. Perlu disadari bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung, seluruh aspek
kejiwaan siswa dan guru akan terlibat. Bukan hanya fisik, pikiran, perasaan, pengalaman dan bahasa tubuh emosi pun terlibat. Ini menunjukkan bahwa pada
setiap pembelajaran prosesnya tidak sederhana seperti yang kita bayangkan selama ini. Wajar saja bila pada awal pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ketika guru
memasuki ruang belajar dengan wajah suram, maka proses pembelajaran berlangsung dalam suasana menegangkan dan melelahkan. Siswa tidak berani
bertanya apalagi mengemukakan pendapat yang berbeda dengan guru. Suasana demokratis pun lenyap. Selama proses pembelajaran berlangsung, jiwa siswa
berada pada ketidaknyamanan, maka pembelajaran tidak menghasilkan apa-apa. Berdasarkan hasil penelitian awal melalui observasi dan tes awal Lampiran
3 halaman 94 yang telah dikerjakan siswa, Gambaran pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo,
Kabupaten Bantul tentang mengenal wujud benda dan sifatnya adalah sebagai berikut : Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran tidak berjalan seimbang antara guru dengan siswa, dan pada akhirnya kemampuan mengenal wujud benda dan sifatnya yang
dicapai siswa kurang optimal.
commit to user 50
Permasalahan yang ditemui pada diri siswa yaitu : Kurang aktif pada saat kegiatan pembelajaran, cenderung tidak serius dan tidak memperhatikan saat guru
sedang memaparkan materi pelajaran, tidak berani tampil di depan kelas, siswa kurang antusias dalam menjawab pertanyaan guru, dan siswa cenderung
menunjukkan sikap jenuh dan bosan pada pembelajaran yang diterapkan guru, dilihat dari sikap siswa yang asyik bermain sendiri ataupun mengobrol dengan
teman. Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari tes awal tentang
wujud benda dan sifatnya yaitu dari 16 siswa hanya 31,25 atau 5 siswa yang mendapat nilai di atas batas Kriteria Ketuntasan Belajar KKM, sedangkan yang
lainnnya berada di bawah batas KKM. Dari tes awal tersebut terdapat 18,75 siswa mendapat nilai berkisar antara 31 – 40, 31,25 siswa mendapat nilai
berkisar antara 41 – 50, 18,75 siswa mendapat nilai berkisar antara 51 - 60, 6,25 siswa mendapat nilai berkisar antara 61-70, 12,5 siswa mendapat nilai
berkisar antara 71-80, dan 6,25 siswa mendapat nilai berkisar antara 81-90. Fakta hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian pengenalan wujud dan sifat benda siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul perlu
ditingkatkan. Berdasarkan data nilai yang terlampir dalam Lampiran 4 halaman 98 data nilai tes awal dapat dibuat Tabel 2 frekuensi nilai sebagai berikut:
Tabel 2. Frekuensi Data nilai Tes Awal Sebelum Tindakan No Rentang Nilai
Frekuensi Persentase
1 31 – 40
3 18,75
2 41 – 50
5 31,25
3 51 – 60
3 18,75
4 61 – 70
1 6,25
5 71 – 80
2 12,5
6 81 – 90
1 6,25
7 91 – 100
JUMLAH 16
100
commit to user 51
Berdasarkan Tabel 2 di atas, data tes awal sebelum tindakan dapat dibuat grafik ke dalam Gambar 10 sebagai berikut :
1 2
3 4
5
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90
Gambar 10 .Grafik Data nilai sebelum tindakan
Dari hasil tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 55,31 dimana hasil tersebut
masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak peneliti yaitu sebesar 60. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi
mengenal wujud benda dan sifatnya sebesar 31,25 saja, dari pihak sekolah ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih dari 75. Nilai
terendah dari hasil tes awal adalah 35 sedangkan nilai tertinggi yang mampu diraih siswa pada tes awal adalah 85. Untuk lebih jelasnya, hasil
tes awal dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Tes Awal Keterangan
Tes Awal
Nilai terendah 35
Nilai tertinggi 85
Rata-rata nilai 55,31
Siswa belajar tuntas 31, 25
F r
e k
u e
n s
i
Kelas Int erval
commit to user 52
Dari hasil tes awal pada Tabel 2 di atas dapat disimpulkan sementara bahwa kemampuan mengenal wujud benda dan sifat-benda pada siswa kelas IV
SD 2 Banjarharjo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul masih rendah. Untuk mengupayakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan
tersebut maka peneliti berusaha untuk dapat meningkatkan bahwa kemampuan mengenal wujud benda dan sifat-benda pada siswa kelas IV SD 2 Banjarharjo,
Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul , salah satunya dapat menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
B. Deskripsi Data Tindakan