duduk ayah disebelah ulunen di sisi yang tidak dilewati orang, sedangkan ibu dan anak-anak duduk berkeliling.
Kebiasaan pada keluarga yang masih kuat memegang kuat tradisi, untuk tempat duduk ayah disediakan tikar khusus yang disusun beberapa buah di atas lantai
beralas tikar. Pada acara makan bersama dalam keluarga yang juga dihadiri tamu, hidangan disiapkan terpisah dari anggota keluarga yang lain. Setiap orang boleh saja
mengakhiri makannya menurut kondisinya.
2.5.4. Makan dan Minum pada Kenduri
Banyak kegiatan dalam masyarakat yang mengikutsertakan makanan sebagai bagian dari suatu seremonial. Suku bangsa Alas yang masyarakatnya beragama islam
dan bermatapencaharian dalam bidang pertanian mempunyai sejumlah upacara yang mensyaratkan keberadaan jenis-jenis makanan tertentu untuk berlangsungnya acara
tersebut. Adapun beberapa acara kenduri tersebut antara lain kenduri di bidang pertanian, kenduri yang berhubungan dengan lingkaran hidup, kenduri hari besar
keagamaan, dan kenduri yang sifatnya situsional Sufi R, 2008. Adapun makanan dan minuman untuk orang yang dihormati dan disegani
dihidangkan tersendiri dan diletakkan di depannya. Hal ini merupakan penghormatan sekaligus supaya orang tersebut tidak segan untuk makan hidangan.Begitu juga
tatacara duduk sewaktu makan di dalam kenduri. Orang yang lebih tua dan dituakan dipersilahkan duduk di bagian nihulun bagian terdepan dan biasanya mereka duduk
bersandar pada didnding rumah atau didinding serambi depan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam acara kenduri penyajian makan dan piranti pada masyarakat suku bangsa Alas adalah khas. Sebagai giliran pertama dihidangkan sajian-sajian dari ketan
yang dimakan dengan kuah.Untuk hidangan ini ketan putih dihidangkan dalam piring porsinya relatif besar lalu kuahnya dihidangkan dalam mangkuk.jadi setiap orang
akan mendapat sepiring ketan, satu mangkok kuah, segelas air minum dan satu cuci tangan tidak ada sendok.
Sebagai gilirannya disajikan makanan lengkap. Nasi yang disebut nakan kepel atau nasi hangat dibungkus dengan daun pisang.Dua bungkus diletatkkan dalam
piring makan. Satu macam lauk diletakkan dalam mangkuk piring kecil segelas air minum dan satu cuci tangan.
Di dalam menghidangkan, makanan biasanya ditempatkan dalam cambung- cambung kecil yang disebut cawan. Jenis makanan yang selalu dihidangkan dalam
setiap upacara kenduri yaitu gulai daging kambing dan gulai nagka.Kedua gulai ini dalam penyajiannya dipisahkan sendiri-sendiri dan tidak bercampur. Daging kambing
yang sudah dimasak itu apabila dihidangkan untuk ketua adat maka dipisahkan dalam pingggan besar yang disebut dengan istilah pahar. Pahar ini berfungsi seperti meja
makan.Adapun yang menyajikan makanan ini biasanya anak-anak muda. Kebiasaan dalam acara kenduri yang menyangkut dengan lingkaran
kehidupan seperti upacara turun mandi, khitanan dan perkawinan, pemamanen pihak wali dari ibu mendapat pelayanan khusus.Perbedaan yang sangat jelas yaitu pada
tempat duduk.Rombongan pemamanen semua duduk di atas lantai yang beralas kasur.Posisi duduk pun sudah ditentukan menurut jauh dekatnya hubungan
Universitas Sumatera Utara
keluarga.Sebelum rombongan menikmati hidangan, terlebih dahulu membaca doa yang dipimpin oleh imam atau yang dituakan. Hidangan diutamakan untuk kaum
pria, setelah sajian cukup untuk pria baru giliran berikutnya untuk kaum wanita. Adapun kebiasaan menambah nasi atau lauk dalam kenduri
diperbolehkan.Bahkan dalam masyarakat suku bangsa Alas nasi tambah dinamakan kepel.Pada masa lalu juga ditemukan suatu kebiasaan di kalangan perempuan.Mereka
diperbolehkan makan dalam satu talam untuk empat orang.Begitu juga orang laki-laki yang sebaya diperbolehkan makan dalam satu piring atau dalam satu talam.
Selain adat makan di atas, cara mengunyah makanan juga memiliki aturan. Cara mengunyah makanan yang dianjurkan oleh orangtua yaitu tidak boleh cepat-
cepat namun juga tidak boleh lambat sekali, sewajarnyadan sesopan mungkin.Begitu juga dalam mengambil makanan pada upacara kenduri dianjurkan untuk mengambil
seperlunya.Jadi tidak diperbolehkan ada sisa dalam piring. Apabila hal itu dilanggar maka dapat diartikan sebagai rasa tidak menghormati tuan rumah dan bisa
menimbulkan perasaan malu bagi orangtua yang dianggap tidak pernah mengajarkan adat makandan minum pada anaknya.
2.6. Sosial Budaya dan Pola Makan
Pola konsumsi makan merupakan hasil budaya masyarakat yang bersangkutan, dan mengalami perubahan terus-menerus sesuai dengan kondisi
lingkungan dan tingkat kemajuan budaya masyarakat.Pola konsumsi ini diajarkan dan
Universitas Sumatera Utara