2.10. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori maka dapat digabungkan menjadi suatu pemikiran yang terintegrasi. Pemikiran yang terintegrasi tersebut merupakan
kerangka konsep yang terdiri dari variabel independen yaitu sosial budaya, pola makan dan status gizi sedangkan variabel dependen terdiri dari kejadian hipertensi.
Penelitian ini mengemukakan faktor sosial budaya yang berhubungan dengan Pola makan masyarakat suku Alas. Faktor sosial budaya yang terdapat dalam penelitian ini
mempengaruhi pola makan masyarakat suku Alas baik kuantitas maupun kualitas frekuensi makan, asupan energi, protein dan lemak yang mereka konsumsi,
selanjutnya juga dapat mempengaruhi kejadian hipertensi masyarakat tersebut. Variabel pola makan juga akan mempengaruhi status gizi seseorang yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi, yang mana status gizi tersebut diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh IMT yang diperoleh dengan melakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan seseorang. Variabel pola makan dengan status gizi di sini tidak dianalisis, meskipun seseorang yang mempunyai berat badan
lebih atau obes mempunyai resiko yang lebih besar pada mekanisme timbulnya hipertensi daripada seseorang yang berat badannya normal akan tetapi mekanisme
terjadinya hal tersebut belum dipahami secara jelas. Pada penelitian ini berfokus pada pola makan masyarakat suku Alas frekuensi makan, asupan energi, protein dan
lemak yang berkaitan dengan kejadian hipertensi. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dengan model sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi
Keterangan: variabel yang dianalisis
variabel yang tidak dianalisis Pola makan:
• Frekuensi makan,
• Asupan energi, protein,
lemak, Sosial Budaya
Kejadian Hipertensi
Status Gizi
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan studi kasus kontrol, yang dapat menilai hubungan paparan penyakit dengan cara
menentukan kelompok kasus dan kelompok kontrol, kemudian mengukur besarnya frekuensi hubungan faktor resiko pada kelompok tersebut.
Gambar3.1. Desain Case ControlStudy
Terpapar faktor resiko
Tidak terpapar faktor resiko
Terpapar faktor resiko
Tidak terpapar faktor resiko
Responden yang menderita hipertensi
Responden yang tidak menderita
hipertensi Kasus
Kontrol Retrospektif
Retrospektif
56
Universitas Sumatera Utara