Tanda dan Gejala Klinis Diagnosa Hipertensi

Di negara barat seperti Amerika, konsumsi alkohol yang berlebihan berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi.Sekitar 10 hipertensi di Amerika disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan di kalangan pria separuh baya. Akibatnya, kebiasaan meminum alkohol ini menyebabkan hipertensi sekunder di kelompok usia ini. g. Konsumsi Lemak Jenuh Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan resiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah Sheps, 2005. Lemak jenuh menyebabkan level kolesterol total dan LDL Low Density Lipoprotein meningkat serta menurunlan level HDL High Density Lipoprotein. Hal ini menyebabkan platelet saling lengket sehingga darah menggumpal, sehingga mempercepat laju aterosklerosis dan akhirnya mendorong peningkatan darah permanen Lingga, 2012.

2.1.4. Tanda dan Gejala Klinis

Menurut Sylvia Anderson 2005 gejala hipertensi sebagai berikut: a Sakit kepala bagian belakang dan kaku kuduk b Sulit tidur dan gelisah atau cemas dan kepala pusing c Dada berdebar-debar d Lemas, sesak nafas, berkeringat, dan pusing Universitas Sumatera Utara Gejala hipertensi yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epitaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang- kunang, dan pusing Mansjoer, 2001.

2.1.5. Diagnosa Hipertensi

Hipertensi dapat ditentukan dengan melihat tinggi rendahnya tekanan darah yang diukur selama beberapa kali dalam periode tertentu. Pengukuran tekanan darah merupakan suatu keharusan untuk menentukan hipertensi, melalui pengukuran tekanan darah akan diketahui tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik Lingga, 2012. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah ketika jantung berdetak, sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan darah ketika jantung beristirahat.Tekanan darah sistolik diukur dari derasnya darah akibat mengempisnya bilik jantung, sedangkan tekanan diastolik dengan melihat seberapa besar tekanan terhadap dinding pembuluh darah saat jantung mengembang dan mengempis. Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit.Angka 14090 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Tekanan darah diukur dengan alat berupa sfigmomamonometer, alat yang mengandalkan air raksa untuk menentukan tekanan darah di arteri. Selain itu, tekanan Universitas Sumatera Utara darah dapat diukur dengan alat digital, alat yang lebih mudah digunakan untuk perorangan. Beberapa studi mengatakan bahwa alat digital memiliki akurasi yang tinggi dan dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah mandiri tanpa bantuan dokter atau orang lain Lingga, 2012. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak, ginjal, dan retina. Untuk pemeriksaan retina, digunakan oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina retinopati, maka bisa ditentukan beratnya hipertensi. Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal. Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada elektrokardiografi EKG dan foto rontgen dada. Pada stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan ekokardiografi pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan keadaan jantung. Bunyi jantung yang abnormal disebut bunyi jantung keempat, bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.

2.1.6. Penatalaksanaan Hipertensi

Dokumen yang terkait

Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat 2014

4 83 118

SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA.

0 5 21

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KERJO Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar.

0 2 18

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

1 1 19

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 2

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 9

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 46

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 5

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 39

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWIT SEBERANG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT

0 1 15