2.1.3.2. Faktor yang Dapat Diubah Dimodifikasi
a. Psikososial dan Stress Stress atau ketegangan jiwa rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa
takut, rasa bersalah dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga
tekanan darah akan meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau
perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.Diperkirakan, prevalensi atau kejadian hipertensi pada orang kulit hitam di
Amerika Serikat lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih disebabkan stress atau rasa tidak puas orang kulit hitam pada nasib mereka. Stress adalah
suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi antar individu dengan lingkungannya yang mendorong seseorang untuk mempersepsikan adanya
perbedaan antara tuntutan situasi dan sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang ada pada diri seseorang Damayanti, 2003. Peningkatan tekanan
darah akan lebih besar pada individu yang mempunyai kecenderungan stress emosional yang tinggi Pinzon, 1999.
b. Kegemukan obesitas Kegemukan obesitas adalah persentase abnormalitas lemak yang dinyatakan
dalam Indeks Masa Tubuh IMT, yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter Kaplan dan Stamler, 1991. Kaitan erat antara
kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan oleh
Universitas Sumatera Utara
beberapa studi.Berat badan dan IMT berkolerasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi, akan
tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan seseorang yang badannya normal. c. Pola Asupan Garam dalam Diet
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi.Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya
hipertensi.Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh
peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik sistem perdarahan yang normal. Pada hipertensi esensial
mekanisme ini terganggu, disamping ada faktor lain yang berpengaruh. Ada beberapa senyawa garam yang ada di dalam tubuh kita, garam yang
berbahaya adalah garam dapur NaCl dan diduga menjadi pemicu kenaikan tekanan darah adalah sodium Na.Kepekaan individu terhadap garam berbeda-
beda.DNA sebagai cetak biru manusia menentukan kepekaan seseorang terhadap sodium. Gen tertentu peka terhadap sodium, sedangkan gen yang lain bersifat
netral. Uji genomik menemukan kepekaan garam terkait denga gen yang terbawa oleh ras atau suku Lingga, 2012.
Badan kesehatan dunia WHO merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi resiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang
Universitas Sumatera Utara
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan
konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan
ekstraseluler tersebut menyebabkan maningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. Karena itu disarankan untuk
mengurangi konsumsi natriumsodium. Sumber natriumsodium yang utama adalah natrium klorida garam dapur, penyebab masakan monosodium
glutamate MSG, dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur mengandung iodium yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu
sendok teh.Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak- memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam dan MSG
Anggraini, 2009. Menurut Lingga 2012, wanita lebih peka terhadap garam dibandingkan pria,
terutama ketika mereka memasuki masa menopause. Konsumsi garam berlebih pada wanita akan meningkatkan risiko terhadap penyakit kardiovaskular.
Demikian riset yang diliris oleh Framingham Heart Study di Amerika, wanita penderita hipertensi sepatutnya mengurangi asupan garam harian lebih sedikit
dibandingkan dengan pria, terutama menjelang dan post-menopause. d. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
Universitas Sumatera Utara
pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses arterosklerosis dan tekanan darah tinggi Nurkhailida, 2003. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara
kebiasaan merokok dengan adanya arterosklerosis pada seluruh pembuluh darah.Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk
disuplai ke otot-otot jantung.Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.
Selain dari lamanya, resiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari.seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih
rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok Price dkk, 1995. e. Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah dan bermanfaat bagi penderita hipertensi ringan.Pada orang tertentu dengan
melakukan olah raga aerobik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah tanpa perlu sampai berat badan turun.
f. KonsumsiAlkohol Berlebih Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah telah dibuktikan.Mekanisme
peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun, diduga peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta
kekentalan darah berperan dalam menaikkan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol dan
di antaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak apabila mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya.
Universitas Sumatera Utara
Di negara barat seperti Amerika, konsumsi alkohol yang berlebihan berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi.Sekitar 10 hipertensi di Amerika disebabkan
oleh asupan alkohol yang berlebihan di kalangan pria separuh baya. Akibatnya, kebiasaan meminum alkohol ini menyebabkan hipertensi sekunder di kelompok
usia ini. g. Konsumsi Lemak Jenuh
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan
resiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah Sheps, 2005. Lemak jenuh menyebabkan level kolesterol total dan LDL Low Density
Lipoprotein meningkat serta menurunlan level HDL High Density Lipoprotein. Hal ini menyebabkan platelet saling lengket sehingga darah menggumpal,
sehingga mempercepat laju aterosklerosis dan akhirnya mendorong peningkatan darah permanen Lingga, 2012.
2.1.4. Tanda dan Gejala Klinis