4.2.1 Sosial Budaya
Hasil jawaban responden tentang sosial budaya terkait kebiasaan makan dan gaya hidup responden yang dapat menyebabkan hipertensi cenderung mengarah ke
negatif. Artinya mereka memiliki kebiasaan adat dan makan yang dapat menyebabkan kejadian hipertensi.
Responden biasanya mengikuti berbagai acara adat seperti acara perkawinan, kematian, khitanan, perayaan hari besar agama dan kenduri berbagai hidangan
disajikan kepada masyarakat pada kelompok kasus dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda. Adapun menu makanan yang biasa dihidangkan pada acara tersebut adalah
daging lembu, kambing, ayam, dan bebek. Dalam acara adat tersebut, masyarakat disajikan berbagai makanan dengan porsi yang hampir sama masing-masing
diberikan dalam mangkok seperti rendang lembu, kari kambing, bebek labakh, manukh labakh ikan pacik kule dan lainnya serta buah khum-khum, pulut berkuah,
pulut memakai inti dan lainnya. Khusus acara pemamanan biasanya menu yang dihidangkan bermacam-macam tergantung tingkat sosial ekonomi yang mengadakan
pesta, biasanya semakin tinggi tingkat sosial yang mengadakan pesta maka semakin banyak makanan yang dihidangkan.
Demikian juga kebiasaan makanan sehari-hari dalam keluarga pada kelompok kasus dan kontrol juga tidak jauh berbeda. Ibu rumah tangga dalam mengelola
makanan keluarga dengan cara merebus, menggorong dan menggunakan santan untuk meningkatkan rasa lezat.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun kebiasaan pola konsumsi makanan masyarakat suku Alas ini berisiko terjadinya hipertensi, tetapi masih banyak faktor mendukung lainnya yang
dapat memicu terjadinya hipertensi seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi kopi minum alkohol, gaya hidup dan aktivitas olahraga. Terkait dengan pola makan
tersebut, pada kelompok kasus cenderung memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dan kelompok kontrol bekerja sebagai petani.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sosial Budaya Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan
No. Sosial
Budaya Kasus
Kontrol Ya
Ti dak
Ya Ti
dak
1. Keseringan mengikuti
acara adat acara adat pernikahan, khitanan,
turun mandi, dan hari besar keagamaan
58 98,3 1
1,7 58 98,3
1 1,7
2. Frekuensi mengikuti
acara adat ≥ 3x
seminggu
25 42,4 34 57,6
30 50,8 29 49,2
3. Selalu mengikuti
kegiatan-kegiatan sosial di desa
47 79,7 12 20,3
47 79,7 12 20,3
4. Frekuensi mengikuti
acara adat ≥ 3x
seminggu
27 45,8 32 54,2
28 47,5 31 52,5
Keikutsertaan mengikuti kegiatan
sosial 5.
a. Peleng Ari
32 54,2 27 45,8
28 47,5 31 52,5
6. b. Nempuhi
27 45,8 32 54,2
31 52,5 28 47,5
7. c. Pemamanen
53 89,8 6 10,2
51 86,4 8 40,7
Sanksi yang diberikan oleh ketua adat jika
tidak mengikutinya 8.
a. Denda
45 76,3 14 23,7
14 23,7 45 76,3
9. b. Dikucilkan
13 22,0 46 78,0
46 78,0 13 22,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Lanjutan
10. c. Tidak diberikan
sanksi
17 28,8 42 71,2
41 69,5 18 30,5
Makanan yang sering dikonsumsi dalam
acara adat 11.
a. Rendang daging
lembu
34 57,6 25 42,4
35 59,3 24 40,7
12. b.
Kari kambing
46 78,0 13 42,4
47 79,7 12 20,3
13. c.
Bebek labakh
44 74,6 15 22,0
43 72,9 16 27,1
14. d.
Manukh labakh
35 59,3 24 25,4
37 62,7 22 37,3
15. e.
Ikan labakh
51 86,4 8 40,7
53 89,8 6 10,2
16. f.
Puket megaukh
31 52,5 28 13,6
35 59,3 24 40,7
17. g.
Ikan pacik kule
46 78,0 13 47,5
52 88,1 7 11,9
18. h.
Gelame
46 78,0 13 22,0
49 83,1 10 16,9
19. i.
Buah khum-khum onde-onde
37 62,7 22 22,0
40 67,8 19 32,2
20. j.
Puket mekuah
37 62,7 22 37,3
41 69,5 18 30,5
21. k.
Godekh
43 72,9 16 37,3
44 74,6 15 25,4
22. l.
Puket sikuning
42 71,2 17 27,1
44 74,6 15 25,4
23. m.
Cimpe
41 69,5 18 30,5
42 71,2 17 28,8
24. Selalu mengonsumsi
makanan yang disajikan di acara adat
1 1,7
58 98,3 1
1,7 58 98,3
Cara saudarakeluarga saudara dalam
mengolah menu makanan sehari-hari
25. a. Merebus
59 100,0 0,0
59 100,0 0,0
26. b. Menggoreng
44 74,6 15 25,4
41 69,5 18 30,5
27. c. Menggunakan
santan
54 91,5 5
8,5 47 79,7
12 20,3
28. Kebiasaan makan
secara bersama-sama
49 83,1 10 16,9
18 30,5 41 69,5
29. Ada pembedaan untuk
orangtua dan anak laki-laki dalam
pembagian makanan
28 47,5 31 52,5
28 47,5 31 52,5
30. Hubungan dengan
kerabat atau sanak saudara terdekat baik
53 89,8 6 10,2
53 89,8 6 10,2
31. Hubungan dengan
tetangga dan masyarakat baik
47 79,7 12 20,3
11 18,6 48 81,4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Lanjutan
32. Kebiasaan mengikuti
kenduri setiap ada hari besar keagamaan
46 78,0 13 22,0
12 20,3 47 79,7
33. Kebiasaan
mengunjungi kerabat atau sanak saudara
yang lebih tua setiap hari besar keagamaan
29 49,2 30 50,8
21 35,6 38 64,4
34. Kebiasaan merokok
14 23,7 45 76,3
8 13,6 51 86,4
35. Mengkonsumsi rokok
kurang dari satu bungkus setiap hari
31 52,5 28 47,5
22 37,3 37 62,7
36. Kebiasaan
mengkonsumsi minuman alkohol
9 15,3 50 84,7
8 13,6 51 86,4
Frekuensi mengkonsumsi alcohol
37. a.
Lebih dari 1x seminggu
2 3,4
57 96,6 1
1,7 58
1
38. b.
Belum tentu seminggu sekali
6 10,2 53 89,8
2 3,4
57 2
39. c.
Tidak mengkonsumsi
1 1,7
58 98,3 5
8,5 54
5
Pada Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi sosial budaya terkait kebiasaan makan dan gaya hidup responden yang dapat menyebabkan status gizi
maupun hipertensi lebih banyak dikategorikan negatif pada kelompok kasus yaitu 34 orang 57,6 dan kelompok kontrol 36 orang 61.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sosial Budaya Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara
No. Sosial Budaya
Kasus Kontrol
N n
1. Positif
25 42,4
23 39,0
2. Negatif
34 57,6
36 61,0
Total 59
100,0 59
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pola Makan