terhadap anak sekolah di Indonesia 3-7 minggu setelah pengobatan, menunjukkan peningkatan berat badan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol
yang tidak mendapat pengobatan. Penelitian terhadap anak di Kenya setelah 4 bulan pengobatan menunjukkan peningkatan berat badan, berat badan menurut umur, tinggi
badan, dan tinggi badan menurut umur, yang berbeda sangat signifikan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapat pengobatan Mascie, 2006.
2.4. Diagnosis Infeksi STHs
Pemeriksaan mikroskopis terhadap telur nematode pada feses manusia untuk mendiagnosa infeksi cacing, di mana konsentrasi telur digunakan untuk mengestimasi
jumlah cacing dalam hospes. Di dalam masyarakat prevalensi infeksi dan rata-rata jumlah telur dapat memberikan informasi yang berguna terhadap luasnya masalah
kesehatan masyarakat, dan dapat digunakan sebagai dasar di dalam upaya membangun penanggulangan infeksi cacing A.Hall. et al, 2000.
2.5. Landasan Teori
Infeksi STHs adalah infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah, terutama disebabkan oleh infeksi Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Ancylostoma
duodenale, dan Necator americanus. Infeksi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, terutama di negara berkembang dan beriklim tropis, serta kondisi sanitasi yang
buruk dan kepadatan penduduk. Infeksi terjadi pada saat manusia menelan telur melalui makananminumantangan, atau masuk melalui kulit. Intensitas infeksi dapat
Universitas Sumatera Utara
bersifat ringan, sedang, maupun berat. Banyak faktor yang berperan terhadap terjadinya infeksi dan intensitas infeksi, antara lain faktor geografis suatu wilayah,
faktor genetik, dan faktor demografi. Faktor pengetahuan yang tercermin melalui perilaku, dan faktor ada tidaknya interfensi yang telah dilakukan dalam bentuk
pendidikan kesehatan, khususnya berkaitan dengan mekanisme penularan dan penyebaran infeksi cacing, maupun interfensi dalam bentuk pengobatan turut
berperan terhadap prevalensi dan intensitas infeksi. Kurangnya perhatian terhadap infeksi cacing, karena sangat jarang menimbulkan kematian juga menjadi salah satu
faktor yang berkaitan dengan meningkatnya prevalensi infeksi.
Anak usia sekolah dasar memiliki risiko terbesar untuk terinfeksi. Infeksi
cacing memiliki dampak yang cukup signifikan di dalam mengganggu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Seorang anak dapat kehilangan kesempatan untuk
menjadi sehat dan bebas dari penyakit. Seorang anak yang merupakan aset masa depan suatu bangsa akan mengalami pertumbuhan yang terputus akibat mekanisme
gangguan yang ditimbulkan oleh cacing yang tersembunyi di dalam tubuhnya. Secara skematis penulis dapat merumuskan landasan teori determinan terjadinya
infeksi cacing seperti pada Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
FAKTOR GEOGRAFI
KOTADESA
FAKTOR DEMOGRAFI FAKTOR GENETIK
KEPADATAN
PENDUDUK
SOSIOEKONOMI
SANITASI
HIGIENE
PEKERJAAN
UMUR
JENIS KELAMIN
ETNISKULTUR
JUMLAH DALAM KELUARGA
FAKTOR PENGETAHUAN
FAKTOR INTERFENSI
RETARDASI PERTUMBUHAN
DEFISIENSI NUTRISI
PENURUNAN KEMAMPUAN FISIK
PENURUNAN KEMAMPUAN
KOGNITIF
PENURUNAN DAYA TAHAN TUBUH
DAMPAK
INFEKSI CACING
Gambar 2.2. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Infeksi Cacing dan Dampak yang Ditimbulkan Modifikasi
2.6. Kerangka Konsep