5.1.8. Hubungan Tindakan Ibu dengan Infeksi Cacing pada Anak SD
di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan tindakan ibu dengan infeksi cacing pada anak SD dengan nilai p0,05. Secara keseluruhan
58,0 anak yang menderita infeksi cacing adalah anak dari ibu dengan tindakan kurang. Secara Prevalence Rate anak yang terinfeksi cacing dengan intensitas tinggi
80,0 terjadi pada anak dengan tindakan ibu kategori kurang, anak yang terinfeksi cacing dengan intensitas sedang 64,3 juga terdapat pada ibu dengan perilaku yang
kurang, dan 72,7 anak yang terinfeksi cacing dengan intensitas ringan juga terdapat pada anak dari ibu dengan pengetahuan kategori kurang.
Keadaan tersebut mencerminkan bahwa tindakan ibu sangat erat kaitannya dengan infeksi cacing pada anaknya. Tindakan ibu dilihat berdasarkan kebiasaan ibu
mencuci tangan anaknya sebelum makan, mencuci tangan setelah buang air besar anaknya, kebiasaan mencuci sayuran sebelum dimasak dan kebiasaan membersihkan
jamban keluarga. Hasil penelitian menunjukkan 36,1 ibu tidak pernah dan jarang mencuci tangan anaknya sebelum makan, 43,7 ibu tidak pernah mencuci tangan
dengan sabun setelah buang air besar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.8. Prevalence Rate Infeksi Cacing Berdasarkan Tindakan Ibu di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008
Tindakan ini merupakan bukti nyata dari pengetahuan seseorang terhadap objek dan merupakan faktor kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat Notoatmodjo, 2003. Oleh sebab itu dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, maka tindakan
atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis. Tindakan terhadap faktor lingkungan fisik adalah dalam bentuk perbaikan sanitasi lingkungan,
sedangkan tindakan terhadap lingkungan sosial, budaya, politik dan ekonomi dalam bentuk program-program peningkatan pendidikan, perbaikan sosial ekonomi
masyarakat, penstabilan politik dan keamanan dan sebagainya Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan kesehatan
merupakan bentuk
tindakan terutama terhadap faktor perilaku, namun demikian tindakan terhadap faktor-faktor lainnya seperti lingkungan,
pelayanan kesehatan dan hereditas juga memerlukan tindakan pendidikan kesehatan Notoatmodjo, 2003.
Seperti diketahui sampai saat ini telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun seperti jamban keluarga, jamban umum, tempat sampah dan
sebagainya. Namun karena perilaku masyarakat, sarana atau fasilitas tersebut kurang atau tidak dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik. Pendidikan kesehatan adalah
suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan, artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari
atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan
kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bila sakit, dan sebagainya. Kesadaran masyarakat di atas disebut tingkat kesadaranpengetahuan
masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek kesehatan” health literacy Notoatmodjo, 2003.
5.2. Hubungan Tindakan Pengobatan dengan Infeksi Cacing pada Anak SD