Infeksi cacing menyebabkan penderitanya kurang nafsu makan, sehingga akan menurunkan masukan gizi, berikutnya dapat mengganggu saluran cerna, gangguan
pada absorpsi makanan sehingga zat gizi akan banyak yang hilang. Banyaknya zat gizi yang hilang maka akan mengakibatkan malnutrisi, anemia dan defesiensi gizi.
Malnutrisi akan menyebabkan rendahnya cadangan tenaga atau energi dan tingkat kesegaran jasmani sehingga akan menurunkan produktifitas terutama pada orang
dewasa, yang pada akhirnya akan mengurangi pendapatan. Dengan kurangnya pendapatan maka akan mengurangi akses untuk mendapatkan makanan. Oleh karena
itu dapat diambil kesimpulan bahwa kejadian infeksi cacing dapat memperburuk tingkat kemiskinan dan malnutrisi, sedangkan kemiskinanan dan malnutrisi akan
menambah beratnya infeksi.
5.1.3. Hubungan Personal hygiene Anak dengan Infeksi Cacing pada Anak SD
di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal hygiene atau higiene perorangan anak mempunyai hubungan signifikan dengan infeksi cacing pada anak
SD dengan nilai p0,05, artinya personal hygiene anak berhubungan terhadap terjadinya infeksi cacing. Anak yang menderita infeksi cacing secara keseluruhan
62,0 di antaranya memiliki personal hygiene yang kurang, dengan Prevalence Rate yang hampir sama pada ketiga kategori infeksi cacing. Hal ini mengindikasikan
bahwa personal hygiene berhubungan terhadap infeksi cacing pada anak SD. Hal ini dapat didukung oleh nilai probabilitas anak SD yang terinfeksi cacing, sebesar 34,7
terinfeksi cacing jika personal hygiene anak kurang.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel personal hygiene merupakan salah satu variabel yang berhubungan terhadap infeksi cacing
pada anak SD dengan nilai ß=1,595;RP=4,929, artinya rasio prevalensi anak terinfeksi cacing pada anak dengan personal hygiene kurang adalah 4,9 kali
dibanding anak dengan personal hygiene baik. Personal
hygiene ini dilihat berdasarkan keadaan kuku anak dan kebersihan
kuku anak. Kuku anak yang panjang biasanya mudah terkotaminasi dengan tanah yang tercemar dan jika tidak dibersihkan maka akan mudah terinfeksi cacing. Hasil
penelitian menunjukkan kuku anak mayoritas 60,8 mempunyai kuku yang panjang tidak dipotong, dan 53,6 terlihat kotor dan tidak dibersihkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Fernando et al 2002 di Brazil menunjukan hasil bahwa tingginya prevalensi infeksi cacing berhubungan
dengan indeks hygiene yang rendah dengan tingkat kepercayaan 95, dan OR= 4,58, artinya ada hubungan antara personal hygiene dengan risiko terinfeksi Ascaris
lumbricoides 4,6 kali lebih besar pada anak-anak yang higiene perorangannya kurang dibandingkan dengan higiene perorangan anak baik.
Universitas Sumatera Utara
62.0
21.3 38.0
78.7
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
80.0 90.0
Kurang Baik
PERSONAL HYGIENE ANAK
P re
v a
le n
si Ra
te
Positif Negatif
Gambar 5.3. Prevalensi Rate Infeksi Cacing Berdasarkan Personal Hygiene di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008
Menurut Margono 1995, bahwa infeksi cacing juga disebabkan karena kebersihan diri yang buruk, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah,
pengetahuan, sikap dan perilaku atau kebiasaan hidup sehat yang belum membudaya, kondisi geografis jenis tanah dan iklim tropis yang sesuai untuk pertumbuhan
cacing.
5.1.4. Hubungan Tindakan Anak dengan Infeksi Cacing pada Anak SD