Hubungan Tindakan Anak dengan Infeksi Cacing pada Anak SD

62.0 21.3 38.0 78.7 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 Kurang Baik PERSONAL HYGIENE ANAK P re v a le n si Ra te Positif Negatif Gambar 5.3. Prevalensi Rate Infeksi Cacing Berdasarkan Personal Hygiene di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 Menurut Margono 1995, bahwa infeksi cacing juga disebabkan karena kebersihan diri yang buruk, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan, sikap dan perilaku atau kebiasaan hidup sehat yang belum membudaya, kondisi geografis jenis tanah dan iklim tropis yang sesuai untuk pertumbuhan cacing.

5.1.4. Hubungan Tindakan Anak dengan Infeksi Cacing pada Anak SD

di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan perilaku anak dengan infeksi cacing dengan nilai p=0,006, artinya perilaku anak berhubungan terhadap infeksi cacing pada anak SD. Prevalence Rate anak terinfeksi cacing 54,7 terdapat pada anak dengan perilaku kategori kurang. Secara Prevalensi Rate memiliki persentase yang hampir sama pada ketiga kategori infeksi cacing, masing- Universitas Sumatera Utara masing 80,0 anak dengan infeksi berat, 92,9 anak dengan infeksi sedang, dan 54,5 anak dengan infeksi ringan memiliki perilaku kurang. Artinya bahwa beratn intentitas infeksi cacing juga terjadi akibat tindakan anak itu sendiri. ya 54.7 27.3 45.3 72.7 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 Kurang Bai k TINDAKAN ANAK P re v a le n si Ra te Posi tif Negatif Gambar 5.4. Prevalence Rate Infeksi Cacing Berdasarkan Tindakan Anak di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 Tindakan anak dilihat berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang lazim dilakukan ak ian ,7 seperti memakai sandal, mencuci tangan sebelum makan, mencuci tangan setelah buang air besar, dan kebiasaan bermain dengan tanah. Semakin tinggi frekuensi an untuk tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut di atas, maka semakin besar kemungkinan untuk terinfeksi cacing. Hal ini dapat diindikasikan dari hasil penelit bahwa 38,1 anak jarang mamakai sandal, sehingga berpotensi terhadap paparan telur cacing yang ada di tanah. Selain itu 43,3 anak sering makan di halaman rumah, 36,1 anak tidak pernah dan jarang mencuci tangan sebelum makan, 43 anak tidak pernah mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, dan 39,2 Universitas Sumatera Utara anak sering bermain tanah, sehingga secara keseluruhan menjadi faktor risiko terhadap infeksi cacing. Hal ini sejalan dengan penelitian Wachdanijah, dkk 2002 pada Anak SD dan i Taiwan menyebutkan bahwa kebiasaan n dengan Infeksi Cacing pada Anak SD di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang tidak menunjukkan ilai i di Kabupaten Kebumen menemukan bahwa anak yang tidak menggunakan sandal sering bermain tanah 76,9 terinfeksi cacing, dan anak yang tidak mencuci tangan sebelum makan 63,7 terinfeksi cacing. Hasil penelitian Sung, tahun 2001 d murid bermain di tanah dan kebiasaan menggigit jari kuku berhubungan dengan terjadinya infeksi cacing. Hubungan faktor risiko dengan infeksi cacing tersebut adalah untuk kebiasaan bermain tanah OR, 2.52; 95 CI, 1.80- 3.51, kebiasaan menggigit kuku OR, 2.15; 95 CI, 1.58-2.93, kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makanan OR, 1.71; 95 ci, 1.23-2.37, dan yang tinggal di rumah buka apartemen OR, 1.56; 95 CI, 1.04-2.35.

5.1.5. Hubungan Sosioekonomi Keluarga