melakukan perlindungan tanaman atau bagian tanaman. Pemikiran petani menggunakan pestisida karena jika hama dibiarkan tumbuh
atau menyerang tanaman hal ini akan menurunkan produksi tanaman pada lahan, Penggunaan pestisida yang dilakukan oleh para petani
bertujuan untuk membunuh zat pengganggu berupa hama dan gulma dengan tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman.
47
Disamping dapat meningkatkan hasil produk pertanian, penggunaan pestisida juga
memberikan dampak negatif apabila digunakan secara berlebihan, karena dapat membunuh makhluk hidup yang lainnya yang tidak
merugikan tanaman seperti cacing, serangga penyerbuk dan serangga bangkai.
Penggunaan pestisida juga akan berdampak pada kualitas hasil pertanian, jika penggunaan pestisida dilakukan secara terus menerus
tanpa memperhatikan aspek lingkungan maka hal tersebut akan berdampak pencemaran lingkungan akibat bahan kimia yang secara
berlebihan, bahan-bahan kimia tersebut akan mencemari hasil pertanian dan juga kondisi irigasi disekitar lahan, sehingga hal ini
dapat membahayakan kelangsungan hidup manusia karena bahan kimia.
Menurut definisi
dari The
United States
Federal Environmental Pesticide Control Act dalam MG Catur
Yuamatri pestisida adalah semua zat yang digunakan petani khusus untuk memberantas, mencegah dan membunuh zat
penganggu seperti serangga, binatang pengerat, nematoda, jamur, gilma, virus, bakteri, dan jazad renik yang dianggap
hama, kecuali virus, bakteri dan jazad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya.
48
4. Modal
Menurut Tati Nurmala dkk, selain tanah dan tenaga kerja maka modal uang termasuk faktor produksi pertanian, karena apabila
petani tidak mempunyai modal uang maka petani tidak dapat mengolah lahan pertaniannya karena ia tidak akan dapat membeli
pupuk, membayar tenaga kerja buruh tani yang ia pergunakan dalam
47
MG Catur Yuamtari, dkk. “Tingkat Pengetahuan Petani dalam Menggunakan Pestisida Studi Kasus di Desa Curut Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan , Knowledge level of
farmers in the Use of Pesticides Case Study in Village Curut Penawangan District, Grobogan,” Jurnal, 2013 hal.1-2
48
Ibid.,
usaha taninya. Modal dalam pertanian erat kaitannya dengan keputusan terhadap besaran luasan yang akan ditanami padi. Modal
yang digunakan dalamp pertanian anatara lain untuk mendapatkan bibit unggul, membayar upah tenaga kerja, membeli pupuk, pestisida
maupun obat-obatan lain yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
49
Modal merupakan unsur produksi yang paling penting sebab tanpa modal segalanya tidak berjalan. Modal di bedakan menjadi dua,
yaitu modal tetap, dan modal berjalan. Modal tetap adalah modal yang tidak akan habis dalam satu kali pakai, dalam hal ini yang termasuk
modal tetap adalah tanah karena tanah dapat digunakan sepanjang masa, sedangkan modal berjalan adalah modal yang habis dipakai
pada satukali masa tanam, dalam hal ini yang termasuk modal berjalan adalah uang tunai, pupuk dan tanaman.
50
Heady dan Dillon dalam Soekartiwi mengklasifikasikan beberapa variabel yang dapat digolongkan sebagai modal
adalah:
51
a. Modal untuk perbaikan usahatani, terdiri dari biaya penyusutan bangunan dan dam, kekayaan-kekayaan yang
mudah di uangkan serta biaya yang digunakan untuk pemeliharaan. Modal ini diperlukan untuk semua proses
mulai dari persiapan benih sampai pada masa panen, dalam pengolahan dan pemeliharaan tanaman termasuk
pemberian pupuk dan pestisida.
b. Modal yang terdiri dari mesin dan peralatan pertanian, jika pengolahan
lahan menggunakan
tenaga manusia
penggunaan modal ini digunakan untuk membayar tenaga kerja atau membayar sewa.
c. Modal yang terdiri dari penyusutan mesin-mesin pertanian, pupuk, dll.
Berbagai penggolongan modal yang disebutkan di atas pada prinsipnya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Modal tetap, yaitu barang-barang yang tidak akan habis dalam satu kali masa produksi seperti tanah dan mesin
pertanian.
49
Tati Nur Mala, op. cit., h.128
50
Ibid,
51
Seokartiwi, Ilmu Usahatani, Jakarta : UI Press, 1986. hal 229