Data Rata-rata Luas Panen Padi di Kecamatan Bojong Tahun 2011 - 2014
Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan, dihasilkan bahwa penduduk di Kecamatan Bojong dari tahun 2011-2014 memiliki laju
pertumbuhan sebesar 0,89 yang artinya telah terjadi peningkatam jumlah penduduk. Sementara itu angka konsumsi fisik penduduk menurut
Direktorat Pangan dan Pertanian sebesar 342 groranghari. Dari sisi permintaan atau kebutuhan beras tahun 2011-2014, dapat
dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan angka konsumsi fisik masing- masing sebesar 9.088,61 ton, 9.339,27 ton, 9.402,59 ton dan 9.480,15 ton.
Sementara hasil perhitungan dari sisi ketersediaan atau produksi beras di Kecamatan Bojong pada tahun 2011-2014 masing-masing sebesar
8.415,68 ton, 8.403,39 ton, 8.388,05 ton dan 8.398,32 ton. Dari perhitungan diatas jika kita bandingkan antara kebutuhan
dengan ketersediaan, Kecamatan Bojong mengalami defisit yang artinya bahwa angka kebutuhan beras di Kecamatan Bojong tahun 2011-2014
berada dibawah angka kebutuhan atau permintaan. Selanjutnya jika dilihat dari tingkat produktivitas lahan sawah
tahun 2011-2014 berdasarkan produksi beras atau ketersediaan menunjukan bahwa Kecamatan Bojong mengalami defisit dengan
ketersediaan masing-masing sebesar 0,115 ton, 0,112 ton, 0,111 ton dan 0,110 ton, angka tersebut berada di bawah angka konsumsi fisik minimum
penduduk Kecamatan Bojong sebesar 0,124 atau setara dengan 342 groranghari.
Produktivitas berdasarkan daya dukung lahan pertanian juga mengalami defisit, nilai α menunjukan kurang dari 1 α 1 yang berarti
Kecamatan Bojong sudah tidak mampu swasembada pangan, yang artinya jumlah penduduknya telah melampaui jumlah penduduk Optimal.
Dan yang terakhir, dari hasil perhitungan secara manual dapat dilihat dari hasil pengurangan antara produksi atau ketersediaan dengan
konsumsi atau
kebutuhan beras,
dan dihasilkan
bahwa ketersediaanproduksi Kebutuhan atau Konsumsi, dengan demikian
Kecamatan Bojong dalam tentan waktu tahun 2011-2014 mengalami
defisit beras, hal ini sejalan dengan teori vadinicum dalam Muhammad Wahed yang disebutkan bahwa produksi padi pada dasarnya bergantung
pada dua variabel yaitu luas lahan dan hasil per hektar, jika luas panen atau produktivitas persatuan luas mengalami peningkatan yang pada
gilirannya secara otomatis akan meningkatkan Kesejahteraan Penduduk dalam hal ini kebutuhan berasnya akan terpenuhi.
Produktivitas lahan sawah dalam pemenuhan kebutuhan beras penduduk di Kecamatan Bojong masih mengalami defisit, hal ini perlu
ditingkatkan karena jika hal ini terus dibiarkan maka Kecamatan Bojong akan mengalami bencana kelaparan dan akan terus menerus mengandalkan
impor beras dari wilayah atau Kecamatan lain di Kabupaten Tegal, peran pemerintah juga sangat diandalkan dalam memberikan penyuluhan kepada
petani-petani di Kecamatan Bojong terkait dampak rendahnya produktivitas lahan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan dalam hal
ini adalah beras. Rendahnya produktivitas mengakibatkan banyak warga di
Kecamatan Bojong dalam pemenuhan kebutuhan berasnya yang masih mengandalkan beras raskin dari luar daerah terlihat dari Data BPS
Kecamatan Bojong, hal ini diperlukan upaya dari pemerintah setempat untuk meingkatkan kualitas lahan sawah dengan melalui program
intensifikasi dan penyuluhan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan produksi padi sehingga masyarakat tidak mengandalkan impor beras dari
luar daerah.