Data Jumlah Penduduk Kecamatan Bojong, Tahun 2011 – 2014

yang produktif ialah tanah yang dapat menghasilkan tanaman dengan baik dan menguntungkan. Produktivitas lahan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat menurunkan hasil produksi pertanian antara lain luas lahan, kondisi irigasi, iklim, jenis tanah dan unsur hara yang ada didalam tanah. Sedangkan pengertian kebutuhan menurut KBBI adalah sesuatu hal yang dibutuhkan. 21 Beras merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan utama dalam kehidupan sehari-hari. Beras adalah pangan utama masyarakat Indonesia, pada umumnya beras berwarna putih namun adapula beras yang berwarna merah, tanaman yang menghasilkan beras ialah tanaman padi yang termasuk dalam kelompok rerumputan. Kebutuhan beras akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Pada penelitian produktivitas lahan sawah dalam pemenuhan kebutuhan beras penduduk di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal yang dilaksanakan pada bulan november 2015 sampai dengan september 2016 dengan menggunakan teknik pengambilan data melalui data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. Pada pengamatan yang dilakukan penulis berdasarkan data yang telah diperoleh dari BPS Kabupaten Tegal, pada studi pendahuluan penulis mendapatkan fakta bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Bojong dari tahun 2011-2014 telah mengalami peningkatan, ini akan berdampak pada meningkatnya pula kebutuhan pangan dalam hal ini beras yang menjadi pangan pokok penduduk di Kecamatan Bojong Setelah data diperoleh penulis melakukan analisis untuk mengetahui berapa produksi beras di Kecamatan Bojong dari tahun 2011 hingga tahun 2014 dan bagaimana tingkat produktivitas lahan sawah yang ada di Kecamatan Bojong. 21 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Balai Pustaka, Edisi kedua, hal.161 Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan, dihasilkan bahwa penduduk di Kecamatan Bojong dari tahun 2011-2014 memiliki laju pertumbuhan sebesar 0,89 yang artinya telah terjadi peningkatam jumlah penduduk. Sementara itu angka konsumsi fisik penduduk menurut Direktorat Pangan dan Pertanian sebesar 342 groranghari. Dari sisi permintaan atau kebutuhan beras tahun 2011-2014, dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan angka konsumsi fisik masing- masing sebesar 9.088,61 ton, 9.339,27 ton, 9.402,59 ton dan 9.480,15 ton. Sementara hasil perhitungan dari sisi ketersediaan atau produksi beras di Kecamatan Bojong pada tahun 2011-2014 masing-masing sebesar 8.415,68 ton, 8.403,39 ton, 8.388,05 ton dan 8.398,32 ton. Dari perhitungan diatas jika kita bandingkan antara kebutuhan dengan ketersediaan, Kecamatan Bojong mengalami defisit yang artinya bahwa angka kebutuhan beras di Kecamatan Bojong tahun 2011-2014 berada dibawah angka kebutuhan atau permintaan. Selanjutnya jika dilihat dari tingkat produktivitas lahan sawah tahun 2011-2014 berdasarkan produksi beras atau ketersediaan menunjukan bahwa Kecamatan Bojong mengalami defisit dengan ketersediaan masing-masing sebesar 0,115 ton, 0,112 ton, 0,111 ton dan 0,110 ton, angka tersebut berada di bawah angka konsumsi fisik minimum penduduk Kecamatan Bojong sebesar 0,124 atau setara dengan 342 groranghari. Produktivitas berdasarkan daya dukung lahan pertanian juga mengalami defisit, nilai α menunjukan kurang dari 1 α 1 yang berarti Kecamatan Bojong sudah tidak mampu swasembada pangan, yang artinya jumlah penduduknya telah melampaui jumlah penduduk Optimal. Dan yang terakhir, dari hasil perhitungan secara manual dapat dilihat dari hasil pengurangan antara produksi atau ketersediaan dengan konsumsi atau kebutuhan beras, dan dihasilkan bahwa ketersediaanproduksi Kebutuhan atau Konsumsi, dengan demikian Kecamatan Bojong dalam tentan waktu tahun 2011-2014 mengalami