Pedoman Wawancara Teknik analisis data

4. Mengklasifikasikan 73,82 Baik 5. Memprediksi 72,73 Baik 6. Interpretasi 59,51 Cukup 7. Menerapkan Konsep 78,77 Baik 8. Mengkomunikasikan 80,04 Baik Jumlah 71,81 Baik Berdasarkn tabel 4.2 aspek KPS yang mendapat kategori baik adalah mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, mengklasifikasikan, memprediksi, menerapkan konsep, mengkomunikasikan. KPS yang mendapat kategori cukup adalah menyusun hipotesis dan interpretasi.

3. Hasil Keterampilan Proses Sains Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah

Pengamatan terhadap aspek keterampilan proses siswa yang muncul pada pembelajaran titrasi asam basa melalui metode praktikum terdiri dari beberapa aspek yaitu: Mengajukan Pertanyaan, Menyusun Hipotesis, Merencanakan Percobaan, Menggunakan Alat dan Bahan, Mengamati, Mengklasifikasikan, Memprediksi, Interpretasi, Menerapkan Konsep, dan Mengkomunikasikan. Tabel 4.3 Nilai Rata-Rata Keterampilan Proses Sains Kelompok No Aspek KPS Kelompok Tinggi Kelompok Sedang Kelompok Rendah Nilai KG Nilai KG Nilai KG 1 Mengajukan Pertanyaan 86,67 Sangat Baik 79,09 Baik 66,67 Baik

2 Menyusun Hipotesis

66,67 Baik 60,91 Cukup 40,00 Kurang 3 Merencanakan Percobaan 88,89 Sangat Baik 80,00 Baik 60,00 Cukup 4 Menggunakan Alat dan Bahan 86,30 Sangat Baik 73,03 Baik 63,33 Baik

5 Mengamati

85,56 Sangat 72,42 Baik 62,22 Baik Baik 6 Mengklasifikasikan 85,56 Sangat Baik 75,91 Baik 60,00 Cukup

7 Memprediksi

80,00 Baik 78,18 Baik 60,00 Cukup

8 Interpretasi

64,44 Baik 59,09 Cukup 55,00 Cukup

9 Menerapkan Konsep

85,33 Sangat Baik 79,64 Baik 71,33 Baik 10 Mengkomunikasikan 87,41 Sangat Baik 79,39 Baik 73,33 Baik Nilai Rata-Rata 81,87 Sangat Baik 73,95 Baik 61,19 Baik Berdasarkan Tabel 4.3 nilai rata-rata KPS kelompok tinggi sebesar 81,87 dengan kategori sangat baik. Nilai rata-rata KPS kelompok sedang sebesar 73,95 dengan kategori baik. Nilai rata-rata KPS kelompok rendah sebesar 61,19 dengan kategori baik.

4. Hasil wawancara

Dalam penelitian ini, selain menggunakan data lembar observasi dan lembar kerja siswa, peneliti juga memperkuat data hasil penelitian dengan data wawancara. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan tertutup mengenai respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode problem solving dan aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul. Wawancara ini dilakukan dengan mewawancarai dua orang perwakilan masing-masing dari kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah, kemudian hasil dari wawancara siswa tersebut diambil kesimpulan berdasarkan jawaban tiap- tiap kelompok. Tabel 4.4 Temuan Jawaban Wawancara Siswa Kisi-Kisi Pertanyaan Temuan Jawaban Siswa Respon terhadap pembelajaran menggunakan metode problem solving Sangat senang, karena belajar seperti ini sangat membantu mengetahui bentuk bahan-bahan kimia yang lain, seperti HCl, NaOH, dapat mengetahui penggunaan alat-alat kimia seperti pipet dan lain-lain, dan larutan jika dicampurkan akan bereaksi dan dapat membuat larutan NaOH 0,1 M Kegiatan pembelajaran problem solving membantu atau tidak dalam mengerti dan memahami materi titrasi asam basa sangat membantu memahami secara jelas materi titrasi asam basa dan bisa mencocokan teori dengan keadaan yang sebenarnya. Karena setelah pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan praktikum Kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran Ketika melakukan penimbangan, yaitu ketika membaca skala, setelah tiga kali dalam menimbang hasilnya selalu berbeda, serta kesulitan dalam menggunakan pipet tetes, dan membaca batas ukur pada larutan. Kesulitan lai adalah dalam berdiskusi dengan teman kelompok yang kurang kooperatif Aspek keterampilan proses sains yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran dikelas maupun pada saat praktikum keterampilan merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, observasi, memprediksi, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan keterampilan mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, observasi, memprediksi, dan menerapkan konsep keterampilan merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, observasi, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan Dengan pembelajaran problem solving dapat mermotivasi dan meningkatkan kreativitas Pembelajaran problem solving sangat memotivasi dan lebih leluasa dalam berfikir serta mengembangkan ide-ide kreatif. Pembelajaran problem solving juga sangat menggugah pemikiran untuk mengembangkan ide-ide dan pemikiran, baik dalam diskusi mapupun praktikum. Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa adanya respon positif dari siswa dengan metrode pembelajaran Problem Solving. Hal ini yang membuat siswa aktif dan senang mengikuti pembelajaran, karena setelah melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya pada waktu pembelajaran di kelas, lalu siswa mengaplikasikan apa yang telah di dapatkan dalam diskusi dengan melakukan praktikum di laboratorium. Sehingga kegiatan yang mereka lakukan menjadi lebih bermakna dan mereka lebih memahami materi