DESKRIPSI METODOLOGI PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN A. KESIMPULAN DAN SARAN

xii DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 70 Lampiran 2. ParameterRubrik Lembnar Onservasi 78 Lampiran 3. Lembar Observasi 89 Lampiran 4. LKS 92 Lampiran 5. Pedoman Wawancara Siswa 97 Lampiran 6. Nilai KPS Siswa 101 Lampiran 7. Nilai Rata-Rata Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Keseluruhan 134 Lampiran 8. Perbandingan Nilai Ulangan Nilai KPS Siswa 135 Lampiran 9. Pengelompokan Siswa 137 Lampiran 10. Rekap Hasil Wawancara 139 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan tidak mudah dipecahkan kecuali dengan penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya SDM. Berbicara mengenai kualitas SDM, pendidikan memegang peran yang sangat penting. Pendidikan secara umum menurut Undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003 merupakan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ”. 1 Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tersebut, pendidikan ditujukan untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik serta keterampilan yang dapat siswa kembangkan dalam menjalani hidup di masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu keterampilan yang diharapkan adalah keterampilan proses sains. Pada intinya pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan berfikir, kecerdasan emosional, berwatak dan keterampilan untuk siap hidup di tengah masyarakat. Proses dalam pendidikan adalah kejadian berubahnya peserta didik dari belum terdidik menjadi peserta terdidik. Belajar merupakan salah satu kebutuhan vital bagi manusia dalam usaha mengembangkan diri serta mempertahankan eksistensinya. Belajar adalah suatu 1 Inherent Dikti, UUD RI No. 20 tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional, dapat diakses di www.inherent-dikti.netfilessisdiknas.pdf, 02072015 . 10.00 WIB. h. 1 aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. 2 Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup karena kehidupan yang selalu berubah. Keberhasilan sebuah proses kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peran seorang guru sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia telah dijelaskan No. 20 pasal 40 ayat 2 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi : “Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban : 1 menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. 2 mempunyai komitmen yang profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan 3 memberi tauladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya ”. 3 Dari undang-undang tersebut jelas bahwa peran seorang guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Guru harus mampu melakukan pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan sehingga mereka dapat menangkap informasi yang diberikan guru dengan baik. Setiap ilmu pengetahuan memiliki karakteristik spesifik yang membedakan ilmu tersebut dengan ilmu lainnya. Pembelajaran IPA menekankan pada pembelajaran langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. 4 Jadi, setiap cabang ilmu pengetahuan memiliki keterkaitan kandungan prinsip, hukum dan teori satu dengan lainnya, karena memiliki induk kajian yang sama yaitu fenomena alam. Salah satu cabang ilmu pengetahuan alam adalah kimia, pembelajaran kimia 2 Suyono, dkk., Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Konsep Belajar, Bandung: Rosda, 2001, h. 9. 3 Inherent Dikti, op. cit., hal. 13. 4 Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, cet. I, h. 48. mempunyai karakteristik objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas SMA. Kimia merupakan mata pelajaran yang mengkaji berbagai fenomena alam yang meliputi komposisi, struktur dan sifat serta perubahan yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran kimia harus lebih diarahkan pada proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk memperoleh berbagai kemampuan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. Mata pelajaran kimia di SMAMA mempelajari sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Dalam standar isi mata pelajaran kimia di SMAMA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 5 1. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain. 3. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan, atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. 4. Meningkatkan kesadaran tentang penerapan ilmu kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat. 5. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan 5 Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP , Standar Isi Mata Pelajaran Kimia Untuk Sekolah Menengah Atas SMAMadrasah Aliyah, dari http:bsnp-indonesia.orgid, pada 20 Desember 2012, h. 460 teknologi. Salah satu bentuk kemampuan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan harus dimiliki oleh siswa setelah mengalami pembelajaran kimia adalah Keterampilan Proses Sains KPS. Dengan menggunakan keterampilan- keterampilan proses, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan. 6 Keterampilan memecahkan permasalahan dan keterampilan proses sains dapat dikembangkan dalam pembelajaran dengan cara mengaitkan materi kimia yang akan dipelajari dengan fenomena yang sering dijumpai oleh siswa dalam kehidupan sehari- hari. 7 Penggunaan pupuk pada lahan pertanian merupakan salah satu peristiwa yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pembelajaran tentang titrasi asam basa, bahwa reaksi dengan cepat atau lambat. Sebagai contoh reaksi yang cepat adalah bom, dan perkaratan besi yang merupakan contoh reaksi yang berjalan lambat. Titrasi asam basa merupakan salah satu materi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, namun karena materi ini biasanya diajarkan hanya untuk pemahaman konsep maka siswa kurang mengetahui manfaat dari mempelajari materi ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan metode pembelajaran yang dapat mengaitkan konsep titrasi asam basa dengan peristiwa yang terjadi dikehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis dan memecahkan suatu permasalahan serta mengembangkan KPS siswa disamping terciptanya pembelajaran yang aktif, menarik, inspiratif dan menyenangkan. Metode Problem Solving merupakan metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada materi ini, karena pada pembelajarannya siswa dihadapkan pada suatu 6 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, cet. I, h. 51 7 Susiwi, dkk “Analisis keterampilan proses sains siswa SMA pada model pembelajaran praktikum D-E-H ”, jurnal pengajaran MIPA Vol.14, 2009, h. 87-103