Hasil Pengamatan Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan LKS
pelajaran. Para peserta didik harus dilatih tentang cara memecahkan masalah dengan mengembangkan kemampuan berfikir yang terarah untuk
menghasilkan gagasan mengenai berbagai kemungkinan memecahkan masalah tersebut, dalam kaitannya dengan upaya mencapai tujuan.
1
Menurut siswa yang diwawancara, kesepuluh indikator keterampilan proses sains perlu dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran dan
praktikum. Hal ini menunjukan bahwa dengan mengembangkan aspek tersebut, siswa bisa lebih kreatif mengembangkan ide-idenya dan proses
memahami pembelajaran lebih cepat dari biasanya. Berdasarkan
pertanyaan mengenai
respon siswa
terhadap pembelajaran menggunakan problem solving, siswa menjawab senang
mengikuti pembelajaran tersebut. Peneliti juga menanyakan tentang kegiatan pembelajaran ini membantu mereka atau tidak dalam mengerti dan
memahami materi laju reaksi. Pertanyaan lain yang ditanyakan peneliti adalah tentang kemungkinan
kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pada tabel 4.4 mengenai kesulitan siswa, ada beberapa faktor yang mungkin
terjadi, diantaranya faktor dari diri siswa sendiri, faktor lingkungan dan faktor guru yang kurang memperhatikan semua siswa.
Pada saat wawancara, peneliti menanyakan juga pertanyaan tentang aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul pada saat kegiatan
pembelajaran dikelas maupun pada saat praktikum. Fungsinya, peneliti ingin mengetahui sejauh mana aspek-aspek tersebut muncul dan aspek apa saja
yang dominan muncul. Dalam kegiatan praktikum ini, ada beberapa keterampilan yang dinilai, diantaranya: mengajukan pertanyaan, menyusun
hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, observasi, mengklasifikasikan, memprediksi, interpretasi, menerapkan konsep, dan
mengkomunikasikan, dari sekian keterampilan tersebut menurut siswa keterampilan apa yang sangat penting, dan keterampilan apa yang dapat siswa
kembangkan.
1
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, h. 152
Berdasarkan pada tabel 4.4 siswa-siswi MAN Serpong memiliki kemampuan yang heterogen. Hal inilah yang membuat siswa saling
melengkapi diantara kelompoknya. Siswa juga diminta pendapatnya tentang motivasi mereka dalam meningkatkan kreatifitas melakukan pembelajaran
model problem solving yang telah dilaksanakan. Siswa menyatakan bahwa pembelajaran metode problem solving memotivasi mereka untuk lebih kreatif.
Beberapa alasan yang memotivasi mereka diantaranya kesukaan mereka terhadap praktikum dan diskusi.