Keterkaitan Metode Problem Solving dengan KPS

adalah larutan yang sedikit menghasilkan ion OH - . Contoh basa lemah yang khas adalah NH 4 + berekasi dengan OH - membentuk amoniak NH 4 OH.

2. Titrasi Asam Basa

Penetapan kadar larutan asam dan basa dapat dilakukan melalui suatu prosedur percobaan yang disebut titrasi asam basa. Istilah titrasi berarti penetapan kadar. Titrasi asam basa adalah titrasi yang berdasarkan reaksi penetralan asam basa. 34 Dalam titrasi, zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai penambahan indikator. Larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dengan tepat dinamakan larutan baku atau larutan standar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah akhir titrasi. 35 Berdasarkan pengertian titrasi, titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter zat penitrasi asam suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter zat penitrasi suatu larutan asam. Proses ini melibatkan larutan dengan konsentrasi yang diketahui titran, yang diturunkan dari buret ke dalam larutan yang akan ditentukan konsentrasinya titrat sampai pada titik ekivalen, yang biasa ditandai dengan perubahan warna indikator. 36 1 Pembuatan larutan baku dan standarisasi Standarisasi ialah suatu usaha untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari calon larutan baku. Untuk standarisai secara titrasi ini, maka bahan perstandarisasian haruslah suatu bahan baku primer, yakni suatu bahan yang konsentrasi larutannya dapat langsung ditemuakan dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume larutan yang terjadi. Larutan yang dibuat 34 Michael Purba, op. cit. h. 221 35 Ibid. h. 222 36 Ibid. h. 222 dari bahan baku primer tersebut dinamakan larutan baku primer. 37 Larutan baku primer berfungsi unuk membakukan atau untuk memastikan konsentrsai larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatankepastian konsentrsinya sukar diperoleh melalui pembuatannya secara langsung. Larutan yang sukar dibuat secara kuantitatif ini selanjutnya dapat berfungsi sebagai larutan baku disebut larutan baku sekunder setelah dibakukan jika larutan bersifat stabil sehingga dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain atau kadar suatu cuplikan. 38 Larutan baku primer harus dibuat secara teliti dan setepat mungkin secara kuantitatif. Zat yang dapat digunakan sebagai zat baku primer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Kemurniannya tinggi pengotornya tidak melebihi 0,2 , 2. Stabil tida menyerap H 2 O dan CO 2 , tidak bereaksi dengan udara, tidak mudah menguap, tidak terurai, mudah dan tidak berubah pada pengeringan. Zat yang stabil berarti memiliki rumus kimia yang pasti, dan akan memudahkan penimbangan, 3. Memiliki bobot molekul BM, Mr atau bobot ekuivalen BE tinggi, dan 4. Larutannya bersifat stabil. 39 Selain syarat-syarat tersebut harus dipenuhi, kesalahan-kesalahan selama proses pembuatan seperti pengeringan, pengukuran, penimbangan, dan pemindahan zat juga harus dihindarkan kecuali karena kesalahan alat. Dengan demikian, larutan yang diperoleh akan terukur secara teliti dan tepat, dan melalui pengemasanpenyimpanan yang baik akan bertahan lama. Adapun persyaratan untuk larutan baku sekunder, larutan ini kebakuannya kepastian molaritasnya ditetapkan langsung terhadap larutan baku primer. Jika suatu larutan baku sekunder bersifat stabil dan dikemasdisimpan dengan benar, larutan ini dapat berfungsi sebagai larutan baku dan langsung dapat 37 Yayan Sunarya, Agus Setiabudi, Mudah dan Aktif Belajar Kimia, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. h. 170 38 Ibid. h. 171 39 Ibid. h. 172 digunakan tanpa harus dibakukan lagi. 40 2 Melaksanakan titrasi asam basa Dalam melakukan titrasi, larutan yang dititrasi disebut titrat dimasukan kedalam labu erlenmeyer biasanya larutan asam, sedangkan larutan penitrasi, disebut titran biasanya larutan basa dimasukan ke dalam buret. Titran dituangkan dari buret tetes demi tetes ke dalam larutan titrat sampai titik stoikiometri tercapai. 41 Pada titrasi dilakukan pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi secara tepat dengan zat yang terdapat dalam larutan lain. sebagai contoh, kita akan mengukur konsentrasi larutan asam asetat CH 3 COOH yang akan dititrasi dengan larutan NaOH yang telah diketahui konsentrasinya. Pada titrasi asam basa, larutan yang konsentrasinya diketahui larutan standar dimasukkan ke dalam buret, sedangkan larutan yang akan diselidiki konsentrasinya dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Sebagai contoh, jika anda menentukan konsentrasi HCl, anda harus mereaksikan HCl dengan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi. Persamaan reaksinya sebagai berikut. 42 NaOH aq + HCl aq → NaCl aq + H 2 O aq Langkah pertama, ukurlah dengan tepat volume larutan HCl dengan menggunakan pipet volume. Tambahkan sedikit larutan indikator, misalnya phenolplatein. Kemudian, isi buret dengan larutan NaOH standar yang konsentrasinya telah diketahui. Teteskan larutan NaOH ke dalam larutan HCl perlahan-lahan hingga terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Hal ini menunjukan bahwa seluruh HCl telah bereaksi. Kemudian tentukan volume larutan NaOH yang terpakan pada buret sehingga 40 Yayan Sunarya, Agus Setiabudi, Mudah dan Aktif Belajar Kimia, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. h. 172 41 Ibid. h. 173 42 Ibid. h. 173