Keterampilan Proses Sains KPS

No Keterampilan Proses Indikator Keterampilan Proses 3 Menafsirkan Pengamatan Interpretasi a. Menghubung-hubungkan hasil pengamatan b. Menemukan pola atau keteraturan dalam suatu seri pengamatan c. Menyimpulkan 4 Meramalkan Prediksi a. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati 5 Mengajukan pertayaan a. Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa b. Bertanya untuk meminta penjelasan c. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis 6 Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu dikaji kebenarannya dengan memperolah bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah No Keterampilan Proses Indikator Keterampilan Proses 7 Merencanakan percobaan atau penyelidikan a. Menentukan alatbahansumber yang akan digunakan b. Menentukan variabel faktor penentu c. Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat d. Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja 8 Menggunakan alat dan bahan a. Memakai alat bahan b. Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat bahan c. Mengetahui bagaimana menggunakan alat bahan 9 Menerapkan konsep atau prinsip a. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru b. Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi No Keterampilan Proses Indikator Keterampilan Proses 10 Berkomunikasi a. Mengubah untuk penyajian b. Memberikan menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram c. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis d. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian e. Membaca grafik atau tabel atau diagram f. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa 11 Melaksanakan Percobaan Eksperimentasi - Penjelasan mengenai aspek keterampilan proses sains yang akan dijadikan fokus penelitian adalah sebagai berikut: Keterampilan proses sains yang satu memiliki hubungan dengan keterampilan proses yang lain. Penggunaan salah satu keterampilan proses akan mempengaruhi perkembangan keterampilan proses yang lain. Hal ini dikemukakan oleh Funk yang menyatakan bahwa masing-masing keterampilan proses saling bergantung satu sama lain. 7 Adapun penjelasan mengenai beberapa keterampilan proses sains siswa adalah 7 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., hal. 141 sebagai berikut : a. Melakukan pengamatan observasi Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta mengetahui hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain. 8 Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat. 9 Mengobservasi atau mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan pancaindera: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa pengecap. 10 Dalam kegiatan ilmiah mengamati berarti menyeleksi fakta-fakta yang relevan dan memadai dari hal-hal yang diamati. b. Menafsirkan pengamatan interpretasi Kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah salah satu keterampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuan. 11 Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil pengamatan dengan bentuk angka-angka, menghubung-hubungkan hasil pengmatan, menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh kesimpulan. Sedangkan inferensi adalah kesimpulan sementara terhadap data hasil observasi, bahkan. merupakan penjelasan sederhana terhadap hasil observasi. 12 c. Mengelompokkan klasifikasi Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. 13 Dasar keterampilan mengklasifikasikan adalah kemampuan mengidentifkasi perbedaan dan persamaan antara berbagai obyek yang diamati. Termasuk jenis keterampilan ini 8 Ibid., h. 142 9 Conny S., op. cit., h. 19 10 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 141 11 Conny, S., op. cit., h. 29 12 Zulfiani, dkk., op. cit., h. 53 13 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 143 adalah menggolong-golongkan, membandingkan, mengkontraskan dan mengurutkan. Dalam membuat klasifikasi perlu diperhatikan dasar klasifikasi, misalnya menurut suatu ciri khusus, tujuan atau kepentingan tertentu. 14 Dalam proses pengelompokan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. d. Meramalkan prediksi Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang. Berdasarkan pemikiran pada pola atau kecenderungan tertentu atau hubungan antara fakta, konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. 15 Keterampilan meramalkan atau memprediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraaan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang sudah ada. Para ilmuwa sering membuat ramalan atau prediksi berdasarkan hasil observasi, pengukuran atau penelitian yang memperlihatkan kecenderungan gejala tertentu. 16 e. Berkomunikasi Menginformasikan hasil pengamatan hasil prediksi atau hasil percobaan kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi. “The skill of communication must be included in the early stages of teaching and studying of science”. 17 Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil percobaan kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi. Bentuk komunikasi bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram, atau gambar. 14 Conny S., op. cit., h. 22 15 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 144 16 Conny S., op. cit., h. 31 17 Mary L. Ango, Mastery Of Science Process Skills And Their Effective Use In The Teaching Of Scinec : An Educology Of Science In The Nigerian Context, Internasional Journal Of Educology, 2002, h. 17 Jenis komunikasi dapat berupa paparan sistematik laporan atau transformasi parsial. f. Berhipotesis Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan “dugaan yang dianggap benar” mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam suatu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan. 18 Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Bila prediksi, inferensi dan interpreatsi didasarkan pada data atau pola data dan kecenderungan dengan metode induktif, maka hipotesis didasarkan pada penemuan suatu teori atau konsep dengan metode deduktif. g. Merencanakan percobaan atau penyelidikan Merencanakan penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara operasional. Kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan. 19 Keterampilan menentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu dan merencanakan percobaan dalam Lembar Kerja Siswa LKS tidak dicantumkan secara khusus alat-alat dan bahan yang diperlukan. Keterampilan ini membantu siswa dalam memproses informasi yang diperoleh dari objek atau peristiwa disekitarnya, membantu mendekati masalah secara umum dan membantu siswa memikirkan kembali gagasannya. Dengan demikian kemampuan siswa dalam mendekati masalah akan berkembang. h. Menerapkan konsep atau prinsip Keterampilan menggunakan kosenp-konsep yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru, menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru 18 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 148 19 Ibid., h. 150 atau menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru. Keterampilan ini menjadi penunjang dalam memantapkan dan mengembangkan konsep atau prinsip yang telah dimiliki siswa, megembangkan kemampuan intelektual siswa dan merangsang siswa untuk lebih banyak mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam IPA. i. Mengajukan pertanyaan Keterampilan ini merupakan keterampilan mendasar yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. Keterampilan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya, baik yang bersifat penyelidikan maupun yang tidak secara langsung bersifat penyelidikan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mencerminkan cara berfikir dan dapat pula dikatakan bahwa kualitas pertanyaan yang diajukan menunjukan tinggi rendahnya tingkat berfikir siswa. Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. j. Menggunakan alat dan bahan Keterampilan menggunakan alat dan bahan merupakan salah satu keterampilan proses sains yang penting. Keterampilan menggunakan alat-alat percobaan menunjang keberhasilan dalam melakukan percobaan. Menurut Susiwi “pengalaman menggunakan alat dan bahan merupakan pengalaman konkrit yang dibutuhkan oleh siswa untuk menerima gagasan- gagasan baru”. 20 Selain itu penggunaan alat percobaan yang benar dapat menjaga keamanan seorang peneliti dalam melakukan percobaan. Siswa atau praktikan yang menggunakan alat tanpa memperhatikan cara dan keamanan penggunaan alat akan membahayakan dirinya sendiri dan juga orang lain. Sehingga pentingnya keterampilan menggunakan alat dan bahan agar keamanan dalam percobaan tetap terjaga. 20 Susiwi, dkk. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada “Model Pembelajaran Praktikum D-E- H”, Jurnal Pengajaran MIPA Vol. 14, 2009, h. 90 Keterampilan-keterampilan yang telah dipaparkan merupakan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Dengan mengembangkan beberapa keterampilan tersebut, akan mengubah pandangan bahwa kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat kepada guru tetapi guru berperan sebagai fasilitator. Selain itu, evaluasi tidak lagi pada kemampuan kognitif saja, melainkan pada keterampilan siswa yang mendasari kemampuan intelektual yang harus dimiliki siswa. Seperti telah dijelaskan diatas, dengan mengembangkan keterampilan proses sains, siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan mereka. Dengan demikian, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep yang mereka temukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta dapat menumbuhkembangkan sikap serta nilai, sehingga seluruh tindakan dalam proses belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi belajar siswa aktif, dan itulah tujuan dari pendekatan keterampilan proses

B. Metode Problem Solving

1. Pengertian Problem Solving

Metode Pembelajaran problem solving merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada pembelajaran konstruktivisme. Pada pembelajaran problem solving aktivitasnya bertumpu kepada masalah dengan penyelesaiannya dilandaskan atas konsep-konsep atau konsep dasar bidang ilmu. Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Menurut Jhon Dewey, “masalah adalah sesuatu yang diragukan atau sesuatu yang belum pasti.” 21 Sedangkan menurut Vessen “suatu masalah adalah ketidaksamaan antara dua pertanyaan atau lebih yang disampaikan kepada siswa pada waktu proses belajar mengajar berlangsung.” 22 Kemampuan untuk menyelesaikan suatu 21 Mulyati Arifin, dkk., Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: UPI, 2000 h. 95 22 Ibid., h. 97 masalah pada dasarnya merupakan tujuan utama proses pendidikan. 23 Keterampilan pemecahan masalah problem solving skill merupakan keterampilan yang tidak hanya penting dibidang akademik, tetapi keterampilan ini juga sangat penting di bidang bisnis, industri dan kehidupan sehari-hari. Di bidang sains, problem solving skill memiliki peranan yang sangat penting dalam perolehan dan pengor ganisasianpengetahuan secaralebih bermakna. Jadi problem solving adalah belajar memcahkan masalah yang pada tingkat ini peserta didik belajar merumuskan masalah, memecahkan masalah, memberikan respons terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya.

2. Karakteristik Problem Solving

Mayer mengungkapkan bahwa terdapat tiga karakteristik pemecahan masalah, yaitu: 1 Pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif, tetapi dipengaruhi oleh perilaku, 2 Hasil-hasil pemecahan masalah dapat dilihat dari tindakan atau perilaku dalam mencari pemecahan, 3 Pemecahan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan yang telah dimilki sebelumnya. 24

3. Langkah-langkah problem solving

Metode problem solving bisa dilakukan dengan langkah-langkah: 25 1 Menyadari masalah Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah 23 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011 h. 121 24 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012, Cet. Ke-7, h. 87 25 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008, hal. 218-220 siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari fenomena yang ada. 2 Merumuskan masalah Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, merinci, dan menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan. 3 Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. 4 Mengumpulkan data Keuntungan yang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilih data, kemudian memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami. 5 Menguji hipotesis Berdasarkan data yang dikumpulkan,akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahappan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Selain itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan. 6 Menentukan pilihan penyelesaian Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi.

4. Keunggulan Pembelajaran Problem Solving

Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Solving memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah : 26 a. Pemecahan masalah problem solving merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran. b. Pemecahan masalah problem solving dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa. c. Pemecahan masalah problem solving dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. d. Pemecahan maslah problem solving dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. e. Pemecahan masalah problem solving dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. f. Melalui pemecahan masalah problem solving bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. g. Pemecahan masalah problem solving dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. h. Pemecahan masalah problem solving dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru. 26 Wina sanjaya, op. cit., h. 220