Analisis Praktek Berbasis Pembuktian Evidence Based Nursing Practice Masalah P Intervensi I Comparation C Sebagai Sumber Energi Sebagai bahan Penyusun Komponen Tubuh

75 T: 36,5 C, RR: 26xI, klien tidak memakai nasal kanul. Hasil pengkajian mual dialami 1 kali dengan durasi 1 menit dan intensitas 2 dan muntah tidak ada. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati 2011 bahwa terapi relaksasi otot progresif dapat mengurangi durasi dan intensitas mual dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi. Mual dan muntah masih dirasakan oleh pasien saat menjalani kemoterapi, tetapi intensitas, frekuensi,dan durasinya lebih rendah dibandingkan tanpa ada terapi relaksasi otot progresif.

4.3 Analisis Praktek Berbasis Pembuktian Evidence Based Nursing Practice

Dengan memaparkan hasil analisa dan sintesa secara kritis hasil aplikasi terkait masalah keperawatan utama masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan pengalaman melaksanakan evidence based nursing pada kasus yang dikelola selama praktek profesi ners. Fenomena klinis berdasarkan PICO

a. Masalah P

Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sering terjadi pada pasien kanker yang menjalani siklus kemoterapi dan belum mendapatkan cara terbaik dan selama ini hanya memakai terapi farmakologi untuk mengatasi masalah tersebut. Dari kasus yang dikelola, pasien sudah mengalami masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang disebabkan mual dan muntah yang menjadi salah satu efek samping dari terapi sitostatika ini sehingga seiring waktu akhirnya mempunyai dampak buruk terhadap fungsi imunitas tubuh serta menurunkan toleransi pasien terhadap sitostatika. Universitas Sumatera Utara 76

b. Intervensi I

Intervensi yang dilakukan pada pasien mual dan muntah adalah aplikasi terapi relaksasi otot progresif yang dilakukan selama 10 – 15 menit dalam waktu 2 kali sehari.

c. Comparation C

Membandingkan hasil evaluasi perkembangan sebelum dan sesudah dilakukan aplikasi terapi relaksasi otot progresif dengan pengkajian Morrow Assesment of Nausea and Vomiting MANE.

d. Output O

Ketika pertemuan terakhir dengan pasien, evaluasi masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan pengkajian Morrow Assesment of Nausea and Vomiting MANE sangat berkurang menjadi lebih baik dengan mual dialami 1 kali dengan durasi 1 menit dan intensitas 2 dan muntah tidak ada.

4.3.1 Penelaahan Kritis critical review

Salah satu tindakan dalam penatalaksanaan kanker payudara adalah kemoterapi obat anti kanker sitostatika untuk menghancurkan sel kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat atau mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel. Pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi sering mengalami masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh akibat mual dan mual yang merupakan efek samping kemoterapi tersebut. Pada penelitian Rahmawati 2009, 70-80 pasien kanker mengalami e fek samping mual dan muntah yang Universitas Sumatera Utara 77 menjalani kemoterapi sehingga perlu dipertimbangkan toleransi pasien dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat. Penelusuran literatur dilakukan dengan menggunakan key word teknik otot progresif untuk mengurangi mual dan muntah. Saat penelusuran diantaranya adalah Pengaruh progressive muscle relaxation PMR terhadap Tingkat Kecemasan, Mual dan Muntah setelah Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung oleh Ani Maryani 2009 dan perbedaan kecemasan, mual dan muntah akibat kemoterapi setelah relaksasi Progressive Muscle Relaxation PMR pada Pasien Kanker Payudara di RS Dr Hasan Sadikin Bandung oleh Rahmawati 2011. Penelusuran literatur selanjutnya menggunakan link jurnal online EBSCO dan PROQUEST menggunakan key word progressive muscle relaxation therapy. Saat penelusuran yang muncul adalah jurnal penelitian The effectiveness of progressive muscle relaxation training in managing chemotherapy-induced nausea and vomiting in Chinese breast cancer patients: a randomised controlled trial oleh Alexander Molassiotis, Hilary P. Yung, Bernard M.C. Yam, Flora Y.S. Chan, T.S.K. Mok 2001, Efficacy of progressive muscle relaxation training and guided imagery in reducing chemotherapy side effects in patients with breast cancer and in improving their quality of life oleh Hee J. Yoo, Se H. Ahn, Sung B. Kim, Woo K., Kim, Oh S. Han 2005, Randomized controlled trial to evaluate the effects of progressive resistance training compared to progressive muscle relaxation in breast cancer patients undergoing adjuvant radiotherapy: the BEST study oleh Potthoff, Karin; Schmidt, Martina E; Wiskemann 2013. Universitas Sumatera Utara 78

4.3.2 Praktek Berdasarkan Pembuktian

Pada periode praktikan senior bulan Agustus 2015, ners mendapatkan kesempatan untuk merawat pasien yang mengalami masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh akibat mual dan muntah yang menjalani kemoterapi atas indikasi Ca Mammae T4N1M1. Pada teknik pelaksanaannya dengan melakukan pre dan post penggunaan therapi relaksasi otot progresif. Hasil evaluasi praktek berdasarkan pembuktian dengan menggunakan pengkajian Morrow Assesment of Nausea and Vomiting MANE dan observasi adalah sebagai berikut: Ny. J, umur 30 tahun, pendidikan terakhir SMK , pekerjaan adalah Ibu Rumah Tangga. Masuk ke rumah sakit karena pemasangan drainase pada paru dan menjalani kemoterapi dengan indikasi Cancer Mammae T4N1M1. Masalah keperawatan utama adalah masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Setelah dilakukan tindakan keperawatan teknik relaksasi otot progresif selama 4 kali pertemuan maka hasil evaluasi mual dialami 1 kali dengan durasi 1 menit dan intensitas 2 dan muntah tidak ada. Universitas Sumatera Utara 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada hasil praktika senior dengan aplikasi terapi relaksasi otot progresif didapatkan bahwa sangat efektif untuk mengurangi masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh akibat mual dan muntah pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Pada teknik pelaksanaannya dengan melakukan pre dan post penggunaan terapi relaksasi otot progresif maka hasil evaluasi dengan menggunakan pengkajian Morrow Assesment of Nausea and Vomiting MANE hasil evaluasi mual dialami 1 kali dengan durasi 1 menit dan intensitas 2 dan tidak ada muntah. 5.2 Saran

5.2.1 Pelayanan Keperawatan

Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit harus melakukan perubahan paradigma dari “health for survival” yang mengutamakan kuratif dan rehabilitatif berorientasi pada orang sakit dan “health for human development” yang mengutamakan orang sehat dan berorientasi pada promotif dan preventif untuk meningkatkan mutu quality assurance dari pelayanan keperawatan yang diberikan. Maka perawat lebih gencar meningkatkan patient safety di area pelayanan asuhan keperawatan.Salah satunya adalah dengan membuat Standard Operational Procedur SOP untuk mengatasi masalah nutrisi mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi. Universitas Sumatera Utara 80

5.2.2 Pendidikan Keperawatan

1. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk mengelola asuhan keperawatan secara komprehensif terutama pengelolaan masalah keperawatan dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 2. Senantiasa meningkatkan semangat belajar dan critical thinking sehingga dapat terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menerapkan inovasi di bidang keperawatan. Universitas Sumatera Utara 81 DAFTAR PUSTAKA America Cancer Society. 2015. Breast cancer facts and figures. Diakses tanggal 5 Agustus 2015 dari http:www.cancer.orgresearchcancerfactsstatisticscancerfactsfigures20 15index Baradero, Mary, Dayrit Mary W., Siswandi, Yakobus, et al. 2008. Seri asuhan keperawatan klien kanker. Jakarta: EGC. Fujin, Chen, Zhongli Chen, Minshan Chen, et al. 2013. Buku ajar onkologi klinis edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Hesketh, Paul J. 2008. Chemotherapy-induced nausea and vomiting. Diakses tanggal 4 Agustus 2015 dari www.nejm.org Hudayani, Fitri. 2013. Gangguan makan pasca kemoterapi dan radiasi. Diakses tanggal 29 Juli 2015 dari http:www.gizi.net Hyman, Mark. 2006. Ultra metabolisme. Yogyakarta: Penerbit B-first. Infodatin. 2015. Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI, stop kanker. Diakses tanggal 13 Agustus 2015 dari www.depkes.go.iddownload.php3Ffile3Ddownloadpusdatininfodat ininfodatin-kanker.pdf Jong, Wim De. 2005. Kanker apakah itu? Pengobatan, harapan hidup dan dukungan keluarga. Jakarta: Arcan. Maryani, Ani. 2009. Pengaruh progressive muscle relaxation PMR Universitas Sumatera Utara 82 terhadap Tingkat Kecemasan, Mual dan Muntah setelah Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Diakses tanggal 19 Juni 2015 dari http:www.ncbtmb.org Mckay, Gary, Dinkmeyer. 2002. How you feel is up to you. Jakarta: Grasindo. Molassiotis, Alexander. 2001. The effectiveness of progressive muscle relaxation training in managing chemotherapy-induced nausea and vomiting in chinese breast cancer patients. Diakses tanggal 27 Juli 2015 dari www.proquest.com Newton, Susan, Hickey, Margaret, Marrs, Joyce. 2009. Oncology nursing advisor. Canada: Elsevier. Otto, Shirley E. 2005. Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta: EGC. Pasiak, Taufik. 2008. Revolusi IQEQSQ. Bandung: PT. Mizan Publika. Rahmawati. 2011. Praktek keperawatan berbasis pembuktian: efektivitas latihan relaksasi otot progresif PMRT dalam mengurangi mual muntah pasien yang menjalani kemoterapi. Diakses tanggal 27 Juli 2015 dari http:jurnal.unimus.ac.id Rasjidi, Imam. 2013. Buku ajar onkologi klinik. Jakarta: EGC. Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi dini pencegahan kanker pada wanita. Jakarta: Sagung Seto. Reksodiputro, A. Harryanto, Madjid, A., Rachman, A. Muin., et al. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing. Universitas Sumatera Utara 83 Robert, W. 2007. Mengelola kemarahan terapi menangani konflik, melanggengkan hubungan, dan mengekspresikan diri tanpa lepas kendali. Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta. Rulianti, Mona Rahmi. 2013. Hubungan depresi dan sindrom dyspepsia pada pasien penderita keganasan yang menjalani kemoterapi di RSUP DR. M. Djamil Padang. Diakses tanggal 21 Agustus 2015 dari http:jurnal.fk.unand.ac.id SEER. 2015. National cancer institute, cancer statistic review. Diakses tanggal 13 Agustus 2015 dari http:seer.cancer.govcsr1975_2012 Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8. Jakarta: EGC. Sukadja, I. Dewa Gede. 2000. Onkologi klinik. Surabaya: Airlangga University Press. Sutandyo, Noorwati. 2007. Nutrisi pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi. Diakses tanggal 21 Agustus 2015 dari www.indonesianjournalofcancer.or.id Suyatno, Pasaribu, Emir T. 2014. Bedah onkologi diagnosis dan terapi edisi ke- 2. Jakarta: Sagung Seto. Tobing, Duma. 2014. Pengaruh progressive muscle relaxation dan logoterapi terhadap kecemasan, depresi dan kemampuan relaksasi. Diakses tanggal 29 Juli 2015 dari http:www.ejkp.orgjkpindex.phpjkparticleview69 Universitas Sumatera Utara 84 Vitahealth team. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama. WHO. 2015. Cancer. Diakses tanggal 29 Juli 2015 dari http:www.iarc.frenpublicationsbookswcrwcr-order.php Yoo, Hee J. 2005. Efficacy of progressive muscle relaxation training and guided imagery in reducing chemotherapy side effect in patients with breast cancer and in improving their quality of life. Diakses tanggal 27 Juli 2015 dari www.proquest.com Universitas Sumatera Utara 85 LEMBAR PENGKAJIAN MUAL HARI KE-1 24 JAM SETELAH KEMOTERAPI TGL KELUHAN MUAL tulis jam dimana keluhan mual terjadi DURASI MUAL Berapa lama anda merasa mual, dalam menit INTENSITAS MUAL tulis sesuai keluhan mulai dari 0 untuk tidak ada keluhan mual s.d 10 untuk keluhan mual yang sangat hebat semakin besar nilainya, semakin berat mualnya Keterangan Pengaruh progressive..., Universitas Sumatera Utara 86 LEMBAR PENGKAJIAN MUNTAH HARI KE-1 24 JAM SETELAH KEMOTERAPI TGL KELUHAN MUNTAH Tulis jam dimana keluhan muntah terjadi DURASI MUNTAH berapa lama anda mengalami muntah, mohon ditulis dalam menit BANYAKNYA MUNTAH Tulis jumlah muntah yang keluar dalam cc ml dengan menggunakan gelas ukur Keterangan Pengaruh progressive..., Universitas Sumatera Utara 87 LEMBAR OBSERVASI MUAL TGL KELUHAN MUAL tulis jam keluhan mual terjadi DURASI MUAL Berapa lama anda merasa mual, dalam menit INTENSITAS MUAL tulis sesuai keluhan mulai dari 0 untuk tidak ada keluhan mual s.d 10 untuk keluhan mual yang sangat hebat semakin besar nilainya, semakin berat mualnya Keterangan Relaksasi otot progressive..., 12 Agustus 2015 Pkl. 06.30 3 menit 7 Pkl. 08.00 3 menit 7 Pkl. 09.30 Pkl.12.30 3 menit 7 Pkl. 15.00 2 menit 7 Mengajarkan relaksasi di seluruh bagian otot Universitas Sumatera Utara 88 Pkl. 17.00 2 menit 7 Klien melakukan relaksasi di beberapa bagian otot yaitu, dahi, mulut, lengan, dada, dan perut Pkl. 19.30 2 menit 6 Klien melakukan relaksasi di beberapa bagian otot yaitu, dahi dan mata, mulut, bahu, otot tangan, lengan, dada, dan perut 13 Agustus 2015 Pkl. 08.30 2 menit 5 Klien melakukan relaksasi di beberapa bagian otot yaitu, dahi dan mata, mulut, bahu, otot tangan, tangan belakang, lengan, dada, dan perut Pkl. 13.00 2 menit 5 Pkl. 16.00 2 menit 5 Klien melakukan relaksasi di beberapa bagian otot yaitu, otot tangan, tangan belakang, Universitas Sumatera Utara 89 lengan, dada, perut dan betis Pkl. 20.00 1 menit 5 15 Agustus 2015 Pkl. 08.30 1 menit 3 Klien melakukan relaksasi di beberapa bagian otot yaitu, otot dahi dan mata, mulut, rahang dan pipi Pkl.11.00 1 menit 3 Pkl. 13.00 1 menit 3 Pkl.18.00 1 menit 3 Klien melakukan relaksasi di beberapa bagian otot yaitu, otot perut, tangan, tangan belakang, lengan, bahu, dada, dan perut 17 Agustus 2015 Pkl. 07.00 1 menit 2 Klien melakukan relaksasi di beberapa bagian otot yaitu, dahi, leher depan, dada, tangan dan betis Pkl.11.30 1 menit 2 Universitas Sumatera Utara 90 LEMBAR OBSERVASI MUNTAH TGL KELUHAN MUNTAH Tulis jam keluhan muntah terjadi DURASI MUNTAH berapa lama anda mengalami muntah, mohon ditulis dalam menit BANYAKNYA MUNTAH Tulis jumlah muntah yang keluar dalam cc ml dengan menggunakan gelas ukur Keterangan Pengaruh progressive..., 12 Agustus 2015 Pkl. 06.30 2 menit Kurang lebih 2 gelas 200ccgelas Pkl. 09.30 2 menit 1 gelas Pkl.12.30 2 menit 1 gelas Pkl. 15.00 2 menit ½ gelas Mengajarkan relaksasi di seluruh bagian otot Pkl. 17.00 3 menit 1 gelas Klien melakukan relaksasi di beberapa bagian otot yaitu, dahi, mulut, lengan, dada, dan perut 13 Agustus 2015 Pkl. 08.30 2 menit 1 gelas Klien melakukan relaksasi di beberapa bagian otot yaitu, dahi dan mata, mulut, bahu, Universitas Sumatera Utara 91 otot tangan, tangan belakang, lengan, dada, dan perut Pkl. 13.00 2 menit 1 gelas 15 Agustus 2015 Pkl. 13.00 2 menit ½ gelas 17 Agustus 2015 Tidak ada muntah - - - Universitas Sumatera Utara 92 Universitas Sumatera Utara 93 Universitas Sumatera Utara 94 BUKU KERJA PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION PADA KLIEN KANKER PAYUDARA OLEH: FOURLINA NOVIYANI NDRAHA 101101051 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015 A. Sesi satu: Mengidentifikasi ketegangan otot-otot tubuh tertentu yang dirasakan dan latihan kelompok otot mata, mulut, tengkuk dan bahu • BapakIbu Saudara terlebih dahulu dengarkan dengan cermat penjelasan dari perawat tentang topiK pada sesi 1 ini. Mendengarkan Universitas Sumatera Utara 95 Setelah mendapatkan penjelasan dari perawat pada sesi 1 ini, BapakIbuSaudara silahkan membaca tentang penjelasan mual, muntah dan relaksasi otot progresif PMR di bawah ini: Kemoterapi memiliki efek samping yang serius, dan yang paling sering dikeluhkan adalah mual dan muntah. King 1997, dalam Mc Donal, 2001 menyebutkan bahwa lebih dari 60 pasien yang mendapat kemoterapi mengeluh adanya mual dan muntah . Mual dan muntah yang terjadi pada pasien yang mendapat kemoterapi diakibatkan oleh adanya stimulasi pada pusat muntah oleh Chemoreceptortrigger zone sebagai efek samping dari obat-obat yang digunakan pada kemoterapi Desen, 2008. Disamping itu dapat juga melalui jalur kortek yang diakibatkan oleh kecemasan yang kemudian merangsang pusat muntah. Keluhan mual dan muntah pada pasien setelah mendapat kemoterapi sering menimbulkan berbagai masalah, diantaranya gangguan nutrisi, menimbulkan ketidaknyamanan, kelemahan, perasaan tidak berdaya, tidak mampu melakukan aktifitas rutin maupun aktifitas pekerjaan, penurunan produktifitas yang selanjutnya menambah kecemasan bahkan depresi yang kesemuanya itu berefek pada penurunan kulitas hidup pasien Desen, 2008. Adanya keluhan mual dan muntah, menyebabkan terganggunya asupan nutrisi, sehingga berpotensi untuk menimbulkan penurunan status nutrisi. Status nutrisi pada pasien diketahui berhubungan dengan prognosis dan kualitas hidup. 1. Fisiologi Mual dan Muntah • Bacalah dengan cermat penjelasan mual, muntah dan relaksasi otot progresif PMR di bawah ini. Membaca Universitas Sumatera Utara 96 Proses terjadinya mual muntah pada pasien kanker dengan kemoterapi dipengaruhi oleh stimulasi pada pusat muntah. Menurut Burke 1996, pusat muntah dipengaruhi oleh: kemoreseptor trigger zone CTZ yang distimulasi oleh toksin kemoterapi, stimulasi jaras otonom perifer traktus gastrointestinal serta stimulasi korteks serebral dan sistem limbik yang dipengaruhi oleh peningkatan kecemasan. 2. Klasifikasi mual muntah National Cancer Institute 2008 mengklasifikasikan mual muntah dalam 4 tipe yaitu: a. Mual muntah akut Mual muntah terjadi dalam 24 jam pertama setelah pemberian kemoterapi. Obat sitostatika dengan potensi mual muntah sedang sampai berat diperkirakan dapat menyebabkan mual muntah yang berulang tanpa pengobatan antiemetik. b. Mual muntah lambat Mual muntah terjadi setelah lebih dari 24 jam pemberian kemoterapi. Mual muntah tipe ini berhubungan dengan pemberian kemoterapi cisplatin dan cyclophosphamide. c. Antisipatori mual muntah Mual muntah terjadi pada awal siklus kemoterapi sebagai respon dari bau, pandangan dan suara dari ruang kemoterapi. Ini terjadi pada pasien yang sudah merasa mual atau rasa tidak enak diperut dan cemas, walaupun obat sitostatika belum diberikan. d. Mual muntah kronik Universitas Sumatera Utara 97 Mual muntah yang bersifat kronik pada pasien kanker stadium lanjut berhubungan dengan berbagai faktor seperti gangguan persyarafan otak, pengaruh obat morfin, atau toksikasi kemoterapi. Pengalaman mual muntah yang tidak teratasi dengan baik akan menimbulkan trauma bagi pasien dan menyebabkan pasien drop out dari kemoterapi. Drop outnya pasien dari kemoterapi akan mengakibatkan pengobatan terputus dan menyebabkan peningkatan resistensi obat yang merupakan penyebab utama kegagalan kemoterapi Desen, 2008. Relaksasi menghasilkan efek perasaan senang, mengurangi ketegangan, terutama ketegangan psikis yang berkaitan dengan kehidupan. Terapi relaksasi yaitu suatu metode terapi melalui prosedur relaksasi otot, agar pasien secara sadar mengendalikan aktivitas faal dan psikis, memperbaiki kondisi disfungsi faal psikis, sehingga berhasil menstabilkan emosi dan mengatasi gejala penyakitnya terutama keluhan mual, muntah dan kecemasan setelah kemoterapi. Pada saat kondisi relaksasi, otot pada saluran pencernaan juga ikut menjadi rileks sehingga mual muntah berkurang. Salah satu tehnik relaksasi adalah Progressive Muscle Relaxation PMR. Perlu Relaksasi Apa itu Progressive Muscle Relaxation PMR….??? Universitas Sumatera Utara 98 Progressive Muscle Relaxation PMR adalah terapi relaksasi dengan gerakan mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan secara progresif kelompok otot ini dilakukan secara berturut-turut Synder Lindquist, 2002. Pada saat melakukan PMR perhatian klien diarahkan untuk membedakan perasaan yang dialami saat kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan ketika otot-otot dalam kondisi tegang. Kelompok otot yang akan dilatih meliputi otot-otot mata, mulut, tengkuk, bahu, tangan, punggung, perut, bokong dan kaki. Pada sesi satu BapakIbuSaudara akan: BapakIbuSaudara silahkan menbaca tentang gerakan yang akan dilatih pada sesi dua di bawah ini:  Gerakan pertama: gerakan pertama ditujukan untuk otot dahi dan mata yang dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis sekeras-kerasnya, memejamkan mata sekuat-kuatnya hingga kulit terasa mengerut dan dirasakan ketegangan disekitar dahi, alis dan mata. Lemaskan dahi, alis dan mata secara perlahan hingga 10 detik.  Gerakan kedua: gerakan kedua bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami olehh otot pipi dengan cara Berlatih pada kelompok otot mata, mulut, tengkuk dan bahu Melakukan dua gerakan yaitu mengencangkan dan melemaskan setiap kelompok otot Diminta untuk membedakan sensasi otot ditegangkan dan dilemaskan serta merasakan relaksasi dan kenyamanan pada saat otot dilemaskan Universitas Sumatera Utara 99 menggembungkan pipi sehingga terasa ketegangan di sekitar otot-otot pipi. Lemaskan dengan cara meniup secara perlahan hingga 10 detik.  Gerakan ketiga: gerakan ketiga ini dilakukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Moncongkan bibir ke depan sekeras-kerasnya hingga terasa tegang di mulut. Lemaskan mulut dan bibir secara perlahan hingga 10 detik.  Gerakan keempat: gerakan keempat bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang dan mulut dengan cara mengatupkan mulut sambil menggigit gigi sekuat-kuatnya sambil tarik lidah ke belakang sehingga terasa ketegangan di sekitar otot-otot rahang. Lemaskan mulut secara perlahan hingga 10 detik.  Gerakan kelima: gerakan kelima ditujukan untuk otot-otot leher belakang. Klien dipandu untuk menekankan kepala ke arah punggung sedemikian rupa sehingga terasa tegang pada otot leher bagian belakang. Lemaskan leher secara perlahan hingga 10 detik.  Gerakan keenam: gerakan keenam bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan. Gerakan ini dilakukan dengan cara tekuk atau turunkan dagu hingga menyentuh dada, kemudian pasien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian depan. Lemaskan dan angkat dagu secara perlahan hingga 10n detik.  Gerakan ketujuh: gerakan ketujuh ditujukan untuk melatih otot- otot bahu. Relaksasi untuk mengendurkan bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu ke arah setinggi telinga. Lemaskan atau turunkan kedua bahu secara perlahan hingga 10 detik. Universitas Sumatera Utara 100 Kemudian tuliskan pada format berikut: Mengidentifikasi ketegangan otot yang dirasakan N o Tangg al Ketegangan yang dirasakan pada kelompok otot Dahi dan mata Pipi Mulut dan rahang Leher belakang Leher depan Bahu Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k 1 2 3 Berlatih Setelah BapakIbuSaudara mendengarkan penjelasan, membaca informasi, sekarang latihlah diri untuk: Mengidentifikasi ketegangan otot-otot tubuh tertentu yang dirasakan Universitas Sumatera Utara 101 Kemudian tuliskan pada format berikut: Latihan kelompok otot mata, mulut, tengkuk, bahu dan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah latihan N o Kelompo k otot yang dilatih Gerakan Latihan Hasil Mengencangkan Mengendurkan Sebelu m Sesuda h Dilakuka n Tidak dilakuka n Dilakuka n Tidak dilakuka n 1 Dahi dan mata 2 Pipi 3 Mulut 4 Rahang dan Berlatih Mengencangkan dan mengendurkan otot-otot mata, mulut, tengkuk dan bahu Merasakan perbedaan pada otot yang dilatih sebelum dan sesudah melakukan latihan Universitas Sumatera Utara 102 mulut 5 Leher belakang 6 Leher depan 7 Bahu B. Sesi dua: Evaluasi mengidentifikasi ketegangan otot-otot yang dirasakan dan latihan kelompok otot tangan, punggung, perut, bokong dan kaki Setelah mendapatkan penjelasan dari perawat pada sesi dua ini, BapakIbuSaudara silahkan membaca tentang gerakan yang akan dilatih pada sesi dua di bawah ini:  Gerakan kedelapan: gerakan kedelapan ditujukan untuk melatih otot tangan yang dilakukan dengan cara menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan, buat kepalan ini semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada saat kepalan dilepaskan, BapakIbuSaudara rasakan rileks selama 10 detik. Gerakan pada tangan kiri dilakukan dua kali. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan  Gerakan kesembilan: gerakan kesembilan adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang. Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua pergelangan tangan ke belakang secara perlahan hingga otot-otot tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit. Lemaskan atau turunkan kedua tangan secara perlahan hingga 10 detik. • BapakIbu Saudara terlebih dahulu dengarkan dengan cermat penjelasan dari perawat tentang topik pada sesi 2 ini. Mendengarkan Universitas Sumatera Utara 103  Gerakan kesepuluh: gerakan kesepuluh adalah untuk melatih otot-otot lengan dan biseps. Otot biseps adalah otot besar yang terdapat di bagian atas pangkal lengan. Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot- otot lengan bagian dalam menegang. Lemaskan atau turunkan kedua tangan secara perlahan hingga 10 detik.  Gerakan kesebelas: gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari sandaran kursi, lalu busungkan dada dan lengkungkan punggung ke belakang dan dipertahankan selama 10 detik. Lemaskan punggung hingga 10 detik lakukan kembali sekali lagi. Pada saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi lemas.  Gerakan keduabelas: gerakan keduabelas bertujuan untuk melatih otot-otot dada. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik nafas dalam sekuat-kuatnya dan tahan beberapa saat sambil merasakan ketegangan di bagian dada. Kemudian hembuskan perlahan-lahan melalui mulut.  Gerakan ketigabelas: Gerakan ketigabelas bertujuan untuk melatih otot-otot perut. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik perut ke narah dalam atau mengempiskan sekuat- kuatnya. Tahan selama 10 detik hingga perut terasa kencang dan tegang. Lemaskan perut secara perlahan hingga 10 detik.  Gerakan keempatbelas: gerakan keempatbelas ditujukan untuk otot-otot betis. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik kedua telapak kaki ke arah dalam sekuat-kuatnya dan kedua tangan berusaha menggapai ibu jari hingga terasa tegang di kedua betis selama 10 detik. Lemaskan kedua kaki secara perlahan hingga 10 detik. Universitas Sumatera Utara 104 Mengidentifikasi ketegangan otot yang dirasakan No Tanggal Ketegangan yang dirasakan pada kelompok otot Tangan Tangan belakang Lengan Punggung Dada Perut Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya 1. Mengencangkan dan mengendurkan otot tangan, tangan bagian belakang, lenganbiseps, punggung, dada, perut dan kaki, Berlatih Setelah BapakIbuSaudara mendengarkan penjelasan, membaca informasi, sekarang latihlah diri untuk: Mengidentifikasi ketegangan otot-otot tubuh tertentu yang dirasakan pada tangan, lengan, punggung, dada, perut dan kaki Berlatih Setelah BapakIbuSaudara berlatih mengencangkan dan mengendurkan kelompok otot tangan, tangan bagian belakang, lenganbiseps, punggung, dada, perut dan kaki, sekarang latihlah diri untuk: Universitas Sumatera Utara 105 2. Merasakan perbedaan pada otot yang dilatih sebelum dan sesudah melakukan latihan Kemudian tuliskan pada format berikut: Latihan kelompok otot tangan, tangan bagian belakang, lenganbiseps, punggung, dada, perut dan kaki dan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah N o Kelompok otot yang dilatih Gerakan Latihan Hasil Mengencangkan Mengendurkan Sebelu m Sesud ah Dilakuk an Tidak dilakuk an Dilakuk an Tidak dilakuk an 1 Otot tangan 2 Tangan bagian belakang 3 Lenganbis eps 4 Punggung 5 Dada 6 Perut 7 Kaki C. Sesi tiga: Evaluasi Sesi ini adalah akhir dari seluruh kegiatan terapi PMR ini. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan terapi PMR dengan kemampuan relaksasi yang dimiliki oleh klien Universitas Sumatera Utara 106 Kemudian tuliskan pada format berikut: Mengidentifikasi ketegangan otot yang dirasakan pada kelompok otot: dahi dan mata, pipi, mulut dan rahang, leher belakang, leher depan dan bahu N o Tangg al Ketegangan yang dirasakan pada kelompok otot Dahi dan mata Pipi Mulut dan rahang Leher belakang Leher depan Bahu Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k BapakIbuSaudara terlebih dahulu dengarkan dengan cermat penjelasan dari perawat tentang topic pada sesi tiga ini. Mendengarkan Mengidentifikasi dan ketegangan otot-otot Latihan relaksasi progresif pada semua kelompok otot Mengungkapkan perubahan yang dirasakan sebelum dan sesudah melakukan latihan Mengingat kembali Universitas Sumatera Utara 107 Mengidentifikasi ketegangan otot yang dirasakan pada kelompok otot: tangan, tangan bagian belakang, lenganbiseps, punggung, dada, perut dan kaki No Tanggal Ketegangan yang dirasakan pada kelompok otot Tangan Tangan belakang Lengan Punggung Dada Perut Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Latihan kelompok otot mata, mulut, tengkuk, bahu, tangan, tangan bagian belakang, lenganbisep, punggung, dada, perut dan kaki dan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah latihan N o Kelompok otot yang dilatih Gerakan Latihan Hasil Mengencangkan Mengendurkan Sebelu m Sesud ah Dilakuk an Tidak dilakuk an Dilakuk an Tidak dilakuk an 1 Dahi dan mata 2 Pipi Universitas Sumatera Utara 108 3 Mulut 4 Rahang dan mulut 5 Leher belakang 6 Leher depan 7 Bahu 8 Otot tangan 9 Tangan bagian belakang 1 Lenganbis eps 1 1 Punggung 1 2 Dada 1 3 Perut 1 4 Kaki Universitas Sumatera Utara 109 Universitas Sumatera Utara 110 Universitas Sumatera Utara 111 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Nutrisi Tepat Pasca Kemoterapi Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Nutrisi 2. Fungsi Nutrisi 3. Efek Kemoterapi 4. Makananminuman yang bagus untuk pasien yang dilakukan kemoterapi. 5. Makananminuman yang dilhindari untuk pasien kemoterapi Sasaran : Pasien dan Keluarga HariTanggal : Senin, 17 Agustus 2015 Waktu : Pukul 11.00 WIB Tujuan a. Tujuan Intruksional Umum Klien dan keluarga klien mampu memahami tentang pemberian nutrisi pada pasien pasca kemoterapi. b. Tujuan Intruksional Khusus Klien dan keluarga mampu dapat memahami dan menjelaskan tentang nutrisi pada pasien kemoterapi secara spesifik lagi seperti: 1. Pengertian 2. Fungsi Nutrisi 3. Efek Kemoterapi 4. Makanan yang bagus untuk pasien yang dilakukan kemoterapi 5. Makananminuman yang dihindari untuk pasien kemoterapi I. Metode Ceramah dan tanya jawab. II. Alat dan Bahan Leflet III. Materi a. Pengertian b. Fungsi Nutrisi c. Efek Kemoterapi d. Makanan yang bagus untuk pasien yang dilakukan kemoterapi e. Makanan yang dihindari untuk pasien kemoterapi f. Kegiatan Penyuluhan No Kegiatan Pendahuluan Waktu Kegiatan Peserta Universitas Sumatera Utara 112 1 Pendahuluan - Memberi salam - Memberi pertanyaan apersepsi - Mengkomunikasikan pokok bahasan - Mengkomunikasikan tujuan - Kontrak waktu - Eksplorasi pengetahuan pasien dan keluarga 5 menit - Menjawab salam - Menjawab pertanyaan - Mendengarkan - Mendengarkan 2 Kegiatan Inti - Memberikan Penjelasan Tentang materi - Memberikan Kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya. 15 Menit - Menyimak - Bertanya 3 Penutup - Memberikan kesimpulan atas materi yang telah disampaikan - Mengucapkan terima kasih kepada klien dan keluarga - Memberikan salam penutup 10 menit - Menyimak - Mendengarkan - Menjawab salam g. Evaluasi a. Evaluasi Struktural 1 Materi yang akan disampaikan sudah siap satu hari sebelum penyuluhan 2 Alat dan tempat siap 3 Klien dan keluarga serta perawat siap b. Evaluasi Proses 1 Klien bersedia untuk menyimak apa yang disampaikan perawat c. Evaluasi Hasil Klien dapat menerangkan kembali sesuai pemahamannya tentang apa yang telah di sampaikan oleh perawat mengenai meliputi: 1. Pengertian nutrisi 2. Fungsi Nutrisi 3. Efek Kemoterapi 4. Makanan yang bagus untuk pasien yang dilakukan kemoterapi 5. Makanan yang dihindari untuk pasien kemoterapi h. Lampiran

1. Pengertian

Pengertian Nutrisi Menurut Beberapa Ahli, Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan Soenarjo, 2000. Universitas Sumatera Utara 113 Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh Rock CL, 2004. Nutrisi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan Supariasa, 2001

2. Fungsi nutrisi

Ada tiga fungsi pokok makanan bagi tubuh, yaitu:

a. Sebagai Sumber Energi

Energi yang tersimpan di dalam makanan adalah energi kimia. Di dalam tubuh, energi kimia tersebut akan mengalami perubahan menjadi energi otot melalui serangkaian reaksi metabolisme. Energi dihasilkan dari makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein . Karbohidrat adalah sumber energi utama manusia.

b. Sebagai bahan Penyusun Komponen Tubuh

Tubuh manusia tersusun atas biomolekul-biomolekul, antara lain karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat, dan vitamin. Senyawa-senyawa tersebut merupakan penyusun komponen seluler tubuh. Untuk dapat menyusun komponen seluler tubuh, diperlukan sumber energi dari luar tubuh yaitu makanan. Selain itu, komponen-komponen sel yang rusak juga harus diregenerasi. Untuk mengganti maupun membangun sel-sel tubuh, diperlukan makanan yang berasal dari luar tubuh.

c. Sebagai Pelindung tubuh Terhadap Lingkungan Yang Buruk

Dokumen yang terkait

Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

4 88 80

Pengendalian Nyeri (Pain Control) pada Pasien Kanker Kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan

5 88 107

Hubungan Citra Tubuh dengan Koping Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan

15 165 88

Komorbiditas pada Pasien Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap di Ruang Rawat Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Juli 2010- Juni 2012

1 38 76

Tingkat Kepercayaan Terhadap Pengobatan Medis Pada Pasien Kanker Payudara Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 59 75

Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan

7 50 58

Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 40

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1. Pengkajian Keperawatan - Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Pengertian Kanker Payudara - Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam M

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 9