Intervensi Keperawatan No TINJAUAN PUSTAKA

57

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah ditandai dengan klien mengatakan perubahan sensasi rasa, kurang selera makan setelah muntah, sering mual dan muntah setelah menjalani kemoterapi, tidak tertarik untuk makan, kurang minat pada makanan, tonus otot lemah, mukosa mulut kering. 2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi dan kelelahan ditandai dengan Klien mengatakan mengalami sesak dan nafas terasa pendek, nafas cuping hidung, fase ekspirasi lama, pernafasan pursed-lip, terpasang O 2 : 3 lI, penggunaan otot-otot bantu nafas. 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik terkena tekanan ditandai dengan nyeri saat ditekan pada luka payudara, gangguan pada permukaan kulit epidermis, luka berwarna merah dan pinggir luka kehitaman, tidak ada tanda infeksi

3.4 Intervensi Keperawatan No

Diagnosa Keperawatan TujuanKriteria Hasil Intervensi Rasional 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah Setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif selama 4 kali pertemuan diharapkan mual dan muntah berkurang setelah kemoterapi. Status gizi: tingkat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan 1. Sesuaikan diet sebelum dan sesudah pemberian obat sesuai dengan kesukaan dan toleransi pasien. 2. Cegah 1. Setiap pasien berespon secara berbeda terhadap makanan setelah kemoterapi. Suatu diet yang mengandun g makanan yang dapat Universitas Sumatera Utara 58 metabolik. Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam. Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh Kriteria Hasil:  Klien dan keluarga bersedia berpartisip asi melakuka n relaksasi otot progresif  Klien dan keluarga mengetah ui penyebab dan cara menguran gi keluhan mual dan muntah  Keluhan mual dan muntah berkurang  Menunjuk kan status gizi: asupan makanan, cairan dan zat gizi ditandai dengan pandangan , bau, dan bunyi- bunyian yang tidak menyenan gkan di lingkunga n. 3. Gunakan distraksi, teknik relaksasi dan imajinasi sebelum, selama dan setelah kemoterap i. 4. Mengajark an teknik relaksasi otot progresif 5. Berikan antiemetic , sedative, dan kortikoster oid yang diresepkan . 6. Pastikan hidrasi cairan yang adekuat sebelum, selama setalah pemberian obat, kaji masukan dan meredakan mualmunta h pasien akan sangat membantu 2. Sensasi tidak memyenang kan dapat menstimula si pusat mualmunta h 3. Menurunka n ansietas yang dapat menunjang terhadap mualmunta h. Kondisi psikologis dapat juga diturunkan 4. Mengurangi mual dan muntah yang dialami klien 5. Kombinasi terapi obat berupaya untuk megurangi mualmunta h melalui kontrol berbagai jaras pencetus. 6. Volume cairan yang adekuat akan mengencan gkan kadar Universitas Sumatera Utara 59 pemberian makanan oral  Klien mengataka n keinginan untuk mengikuti diet yang dianjurkan haluaran. 7. Berikan dorongan higiene oral yang sering. 8. Berikan tindakan pereda nyeri jika diperlukan 9. Tawarkan air basah, dingin untuk diletakkan di atas dahi atau belakang leher obat, mengurangi stimulasi reseptor muntah 7. mengurangi rasa kecap yang tidak menyenang kan 8. Meningkatk an rasa nyaman akan meningkatk an toleransi fisik terhadap gejala 9. Memberika n kenyamana n kepada pasien setelah mual dan muntah terjadi Universitas Sumatera Utara 60 No. Diagnosa Keperawatan TujuanKriteria Hasil Intervensi 2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energy dan kelelahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 kali pertemuan diharapkan: Status respirasi: ventilasi: pergerakan udara ke dalam dan ke luar dari paru-paru Status tanda vital: suhu, nadi, respirasi dan tekanan darah dalam rentang yang diharapkan dari individu. Kriteria Hasil: 1. Menunjukkan pola pernafasan efektif dibuktikan dengan status pernafasan yang tidak berbahaya 2. Menunjukkan status pernafasan: ventilasi tidak terganggu, ditandai dengan kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas, ekspansi dada simetris, tidak ada penggunaan otot bantu, bunyi nafas tambahan tidak ada, nafas pendek tidak ada. 1. Pantau adanya pucat dan sianosis 2. Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi 3. Pantau respirasi yang mendengkur 4. Pantau pola pernafasan 5. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan adanya bunyi nafas tambahan 6. Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal 7. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi 8. Ajarkan cara batuk efektif 9. Anjurkan nafas dalam melalui abdomen 10. Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanula nasal 11. Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernafasan 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik terkena tekanan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 kali pertemuan diharapkan: Integritas jaringan: membrane mukosa dan kulit: keutuhan structural 1. Perawatan tempat insisi: pembersihan, pemantauan, dan peningkatan proses penyembuhan luka yang ditutup Universitas Sumatera Utara 61 dan fungsi fisiologis dari kulit dan membrane mukosa Penyembuhan luka: tujuan utama: tingkat regenerasi yang telah dicapai oleh sel dan jaringan setelah penutupan yang diharapkan Penyembuhan luka: tujuan sekunder: tingkat regenerasi yang telah dicapai oleh sel dan jaringan pada luka terbuka Kriteria hasil: 1. Menunjukkan integritas jaringan: kulit dan membran mukosa ditandai dengan suhu, elastisitas, hidrasi, pigmentasi dan warna jaringan dalam rentang diharapkan, terbebas dari adanya lesi jaringan 2. Menunjukkan penyembuhan luka ditandai dengan penyatuan kulit, resolusi drainase dari luka atau drain, resolusi dari bau luka 3. Menunjukkan penyembuhan ditandai dengan drainase purulen, eritema di sekitar dengan jahitan atau staples 2. Pengawasan kulit: pengumpulan dan analisa data pasien untuk mempertahankan integritas membrane mukosa dan kulit 3. Perawatan luka: pencegahan komplikasi luka dan peningkatan proses penyembuhan luka 4. Inspeksi luka pada setiap penggantian balutan 5. Inspeksi adanya kemerahan, pembengkakan 6. Ajarkan perawatan luka termasuk tanda dan gejala infeksi 7. Posisikan untuk menghindari ketegangan pada luka 8. Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, mineral, kalori dan vitamin Universitas Sumatera Utara 62

3.5 Implementasi dan Evaluasi No.

Dokumen yang terkait

Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

4 88 80

Pengendalian Nyeri (Pain Control) pada Pasien Kanker Kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan

5 88 107

Hubungan Citra Tubuh dengan Koping Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan

15 165 88

Komorbiditas pada Pasien Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap di Ruang Rawat Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Juli 2010- Juni 2012

1 38 76

Tingkat Kepercayaan Terhadap Pengobatan Medis Pada Pasien Kanker Payudara Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 59 75

Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan

7 50 58

Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 40

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1. Pengkajian Keperawatan - Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Pengertian Kanker Payudara - Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam M

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 9