32
Pada kondisi ini selain karena efek terapi juga dapat disebabkan karena faktor stres. Apabila terjadi diare dapat diatasi dengan :
a. Minumlah banyak air. Air diminum dalam suhu kamar b. Mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil 6 - 8 kalihari
c. Hindari makanan terlalu manis. d. Hindari susu penuh selama diare
e. Berikan makanan sumber serat larut air f. Hindari makanan yang mengandung gas
2.4 Mual dan Muntah 2.4.1
Fisiologi Mual dan Muntah
Bahan kimia termasuk obat atau bahan berbahaya yang memicu mual dan muntah dengan bekerja pada bagian atas saluran cerna atau dengan merangsang
kemoreseptor di chemoreseptor trigger zone khusus di samping pusat muntah. Obat kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker sering menyebabkan
muntah dengan bekerja pada chemoreseptor trigger zone Sherwood, 2011.
2.4.2 Tingkat keparahan mual dan muntah
National Cancer Institute 2008 menyatakan bahwa mual dan muntah pada pasien kanker dapat dibedakan menjadi 5 tingkat seperti pada tabel 2.2
sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
33
Tabel 2.2 Tingkat Keparahan Mual dan Muntah Tingkat 1 Tingkat 2
Tingkat 3 Tingkat 4
Tingkat 5
Mual Hilang
selera makan,
kebiasaa n
makan tidak
berubah Asupan
makan berkurang
tanpa penuruna
n BB
bermakna ;
Cairan i.v.
atau TPN
perlu ≥24 jam
Asupan kalori
dan cairan oral tak
memadai; Cairan i.v.
tube feeding atau TPN
perlu ≥24
jam Menganca
m nyawa
Kematia n
Munta h
1episode dalam
24jam 2-5
episode 24jam
Cairan i.v.
perlu 24 jam
≥6episode2 4
jam Cairan i.v.
atau TPN
perlu ≥24
jam Menganca
m nyawa
Kematia n
2.4.3 Klasifikasi Mual dan Muntah
Newton et. al 2009 mengklasifikasikan mual muntah dalam 4 tipe yaitu: a. Mual muntah akut
Mual muntah terjadi dalam 24 jam pertama setelah pemberian kemoterapi. Obat sitostatika dengan potensi mual muntah sedang sampai berat
diperkirakan dapat menyebabkan mual muntah yang berulang tanpa pengobatan antiemetik.
b. Mual muntah lambat
Universitas Sumatera Utara
34
Mual muntah terjadi setelah lebih dari 24 jam pemberian kemoterapi. Mual muntah tipe ini berhubungan dengan pemberian kemoterapi cisplatin dan
cyclophosphamide. c. Antisipatori mual muntah
Mual muntah terjadi pada awal siklus kemoterapi sebagai respon dari bau, pandangan dan suara dari ruang kemoterapi. Ini terjadi pada pasien yang
sudah merasa mual atau rasa tidak enak diperut dan cemas, walaupun obat sitostatika belum diberikan.
d. Mual muntah kronik Mual muntah yang bersifat kronik pada pasien kanker stadium lanjut
berhubungan dengan berbagai faktor seperti gangguan persyarafan otak, pengaruh obat morfin, atau toksikasi kemoterapi.
2.4.4 Potensi Muntah Berdasarkan Jenis Kemoterapi
American Society of Clinical Oncology membuat klasifikasi kemoterapi
berdasarkan risiko terjadinya muntah akut dan lambat.
Risiko Obat Sitostatika
Berat Terjadi pada lebih dari
90 pasien • cisplatin Platinol
• mechlorethamine Mustargen • streptozotocin Zanosar
• cyclophosphamide Cytoxan, 1,500 mgm2
• carmustine BiCNU • dacarbazine DTIC-Dome
• dactinomycin Sedang
Terjadi pada 30 sampai 90 pasien
• carboplatin Paraplatin • cyclophosphamide Cytoxan
• daunorubicin DaunoXome Ringan
Terjadi pada 10 sampai 30 pasien
• mitoxantrone Novantrone • paclitaxel Taxol
• docetaxel Taxotere • mitomycin Mutamycin
Universitas Sumatera Utara
35
• topotecan Hycamtin • gemcitabine Gemzar
• etoposide Vepesid • pemetrexed Alimta
• methotrexate Rheumatrex • cytarabine Cytosar, less than 1,000
mgm2 Sangat ringan
Terjadi pada kurang dari 10 pasien
• vinorelbine Navelbine • bevacizumab Avastin
Sangat ringan Terjadi pada kurang dari
10 pasien • bleomycin Blenoxane
• vinblastine Velban • vincristine Oncovin
• busulphan Myleran • fludarabine Fludara
2-chlorodeoxyadenosine Leustatin
2.5 Relaksasi Otot Progresif PMR 2.5.1 Pengertian