Implementasi dan Evaluasi No.

62

3.5 Implementasi dan Evaluasi No.

Diagnosa Implementasi Evaluasi 1. Tanggal 12 Agustus 2015 1. Melakukan anamnesa pada pasien Ny. J 2. Melakukan pengkajian mual dan muntah dengan menggunakan pengkajian Morrow Assessment of Nausea and Emesis MANE 3. Mengajarkan teknik relakasasi otot progresif pada klien dan keluarga 4. Menganjurkan makan porsi kecil dan sering S: klien mengatakan mual masih mengalami mual dengan intensitas mual adalah 7, dan mengalami muntah 5 kali. O: pasien tampak lemah TTV: TD: 11070, HR: 78xI, RR: klien memakai nasal kanul, O 2 : 3 literi, T: 36,7 C. Mukosa mulut kering, klien masih malas untuk makan. Hasil pengkajian mual: dirasakan 7 kali dengan durasi 2-3 menit dan intensitas 7. Muntah sebanyak 5 kali dan jumlah 1-2 gelas 200cc. Keluarga dan pasien berpartisipasi melakukan gerakan relaksasi otot yang diajarkan A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan dengan melakukan teknik relaksasi otot progresif Tanggal 13 Agustus 2015 1. Mengkaji mual dan muntah yang dialami oleh pasien 2. Menganjurkan diet sebelum dan sesudah pemberian obat sesuai dengan kesukaan dan toleransi pasien. 3. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang terapi S: klien mengatakan mual masih mengalami mual sebanyak 5 kali dan muntah 2 kali. Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk meneruskan melakukan relaksasi untuk mengurangi mual dan muntah luka dan tepi luka, ukuran luka, pembentukan nekrosis, pengelupasan jaringan nekrotik Universitas Sumatera Utara 63 kemoterapi dan efek kemoterapi 4. Mengajarkan kepada pasien untuk melakukan teknik relakasasi otot progresif pada pasien dan keluarga 5. Menawarkan air basah, dingin untuk diletakkan di atas dahi atau belakang leher O: pasien masih tampak lemah, pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali penjelasan yang disampaikan oleh perawat. Mukosa mulut dan bibir tampak masih kering. TTV: TD: 11080, HR: 80xI, RR: klien memakai nasal kanul, O 2 : 3 literi, T: 36,2 C. Dari hasil pengkajian: mual dialami sebanyak 5 kali dengan durasi 1-2 menit, intensitas: 5. Muntah dialami 2 kali dengan durasi 2 menit dan jumlah muntah sekitar 1 gelas 200cc. A: masalah teratasi sebagian terlihat dari pasien dan keluarga yang berpartisipasi melakukan anjuran perawat P: intervensi dilanjutkan dengan melakukan pendidikan kesehatan dan melakukan relaksasi otot progresif Tanggal 15 Agustus 2015 1. Mengkaji mual dan muntah yang dialami oleh pasien 2. Menganjurkan higiene oral yang sering. 3. Menganjurkan untuk mengkonsumsi anti emetik yang diresepkan dokter 4. Mengajarkan kepada klien untuk melakukan teknik relakasasi otot progresif pada klien dan keluarga 5. Menganjurkan makan porsi kecil dan sering S: klien mengatakan mual masih dirasakan dan muncul 4 kali dan muntah hanya 1 kali. Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan, sudah dapat mengontrol muntah dan tetap meneruskan melakukan relaksasi untuk mengurangi mual dan muntah. Klien mengatakan telah makan 2 kali sehari dan makan makanan ringan setelah muntah. O: TTV: TD: 12070, HR: 76xI, RR: klien memakai nasal kanul, O 2 : 3 literi, T: 36,5 C. Hasil pengkajian mual 4 kali dengan durasi 1 menit dan intensitas 3. Muntah 1 kali dengan durasi 2 menit jumlah ½ gelas 100cc. Universitas Sumatera Utara 64 A: Masalah teratasi sebagian tampak dari keluhan mual dan muntah berkurang P: intervensi dilanjutkan dengan melakukan relaksasi otot progresif dibeberapa otot yang diidentifikasi oleh klien Tanggal 17 Agustus 2015 1. Mengkaji mual dan muntah yang dialami oleh pasien 2. Menjelaskan diet saat menjalani kemoterapi 3. Menganjurkan kembali dan mengajarkan klien untuk melakukan teknik relakasasi otot progresif S: klien mengatakan mual sudah berkurang dan sudah tidak mengalami muntah. Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan telah melakukan relaksasi otot progesif sebanyak 2 kali per hari. O: klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali penjelasan yang disampaikan oleh perawat TTV: TD: 12070, HR: 76xI, T: 36,5 C, RR: 26xI, klien tidak memakai nasal kanul. Hasil pengkajian mual dialami 1 kali dengan durasi 1 menit dan intensitas 2. Muntah tidak ada. A: masalah teratasi sebagian terlihat dari keluhan mual berkurang dan muntah tidak ada. P: intervensi dilanjutkan dengan menganjurkan dan melakukan relaksasi otot progresif saat ada keluhan mual dan muntah pada kemoterapi berikutnya secara mandiri. 2. Tanggal 12 Agustus 2015 1. Pantau adanya pucat dan sianosis 2. Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi 3. Pantau respirasi yang S: Klien mengatakan masih merasakan sesak dan terasa tertekan di bagian dada O: TTV: TD: 11070, HR: 78xI, RR: klien memakai nasal kanul, O 2 : 3 literi, T: 36,7 C. Pernafasan cuping Universitas Sumatera Utara 65 mendengkur 4. Pantau pola pernafasan 5. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan adanya bunyi nafas tambahan 6. Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal 7. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi hidung dan pursed lip. Payudara kiri teraba keras. Tidak ada suara nafas tambahan, klien beberapa kali batuk dan berusaha mengeluarkan sputum A: Masalah belum teratasi, pasien masih merasa sesak dan tampak lemah P: Intervensi dilanjutkan dengan mengajarkan batuk efektif dan posisi untuk mengoptimalka pernafasan Tanggal 13 Agustus 2015 1. Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi 2. Ajarkan cara batuk efektif 3. Anjurkan nafas dalam melalui abdomen 4. Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanula nasal 5. Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernafasan S: Klien mengatakan merasakan sesak saat berjalan O: TTV: TD: 11070, HR: 78xI, RR: klien memakai nasal kanul, O 2 : 3 literi, T: 36,7 C. Pernafasan cuping hidung dan pursed lip masih ada. Payudara kiri teraba keras. Tidak ada suara nafas tambahan. Klien dapat melakukan teknik batuk efektif dan posisi pasien semifowler. A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan dengan mengajarkan relaksasi otot progresif dan teknik nafas dalam Tanggal 15 Agustus 2015 1. Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi 2. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi 3. Ajurkan batuk efektif 4. Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanula nasal S: Klien mengatakan masih merasakan sesak O: TTV: TD: 12070, HR: 76xI, RR: klien memakai nasal kanul, O 2 : 3 literi, T: 36,5 C. Pernafasan pursed lip. Payudara kiri teraba keras. Tidak ada suara nafas tambahan. Klien melakukan teknik batuk efektif dan posisi pasien semifowler. A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan dengan menganjurkan teknik nafas dalam Tanggal 17 Agustus 2015 S: Klien mengatakan sesak Universitas Sumatera Utara 66 1. Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi 2. Anjurkan kepada klien dan keluarga tentang teknik relaksasi otot dada 3. Ajurkan batuk efektif 4. Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanula nasal berkurang dan mulai mudah bernafas O: TTV: TD: 12070, HR: 76xI, T: 36,5 C, RR: 26xI. Pernafasan pursed lip. Payudara kiri teraba keras. Tidak ada suara nafas tambahan. A: Masalah teratasi P: Intervensi dapat dihentikan dengan menganjurkan klien untuk meminimalkan aktivitas. 3. Tanggal 12 Agustus 2015 1. Inspeksi luka pada setiap penggantian balutan 2. Inspeksi adanya kemerahan, pembengkakan 3. Posisikan untuk menghindari ketegangan pada luka 4. Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, mineral, kalori dan vitamin S: Klien mengatakan nyeri saat luka tertekan O: TTV: TD: 11070, HR: 78xI, RR: klien memakai nasal kanul, O 2 : 3 literi, T: 36,7 C. Balutan telah diganti, luka tidak ada tanda infeksi, tidak ada eksudat, luka merah, jaringan hitam dipinggir luka. A: Masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan Tanggal 13 Agustus 1. Inspeksi luka pada setiap penggantian balutan 2. Inspeksi adanya kemerahan, pembengkakan 3. Ajarkan perawatan luka termasuk tanda dan gejala infeksi 4. Posisikan untuk menghindari ketegangan pada luka 5. Anjurkan untuk tetap mengkonsumsi makanan tinggi protein, mineral, kalori dan vitamin S: Klien mengatakan tidak ada nyeri pada luka O: TTV: TD: 11080, HR: 80xI, RR: klien memakai nasal kanul, O 2 : 3 literi, T: 36,2 C. Luka di payudara dan bekas insisi post drainase tertutup perban, luka tidak berbau dan tidak eksudat A: Masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan dengan perawatan luka dan penggantian balutan Tanggal 15 Agustus 2015 1. Perawatan tempat insisi: pembersihan, pemantauan, dan peningkatan proses penyembuhan luka yang ditutup dengan jahitan atau staples. S: Klien mengatakan tidak merasakan nyeri saat penggantian balutan O: TTV: TD: 12070, HR: 76xI, RR: klien memakai nasal kanul, O 2 : 3 literi, T: 36,5 C. Balutan telah diganti, Universitas Sumatera Utara 67 2. Perawatan luka: pencegahan komplikasi luka dan peningkatan proses penyembuhan luka 3. Inspeksi luka pada setiap penggantian balutan 4. Inspeksi adanya kemerahan, pembengkakan 5. Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, mineral, kalori dan vitamin tidak ada tanda infeksi A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan dengan mengajarkan klien dan keluarga tentang perawatan luka Tanggal 17 Agustus 2015 1. Perawatan tempat insisi: pembersihan, pemantauan, dan peningkatan proses penyembuhan luka yang ditutup dengan jahitan atau staples. 2. Perawatan luka: pencegahan komplikasi luka dan peningkatan proses penyembuhan luka 3. Inspeksi luka pada setiap penggantian balutan 4. Inspeksi adanya kemerahan, pembengkakan 5. Ajarkan perawatan luka termasuk tanda dan gejala infeksi 6. Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, mineral, kalori dan vitamin S: Klien mengatakan tidak merasakan nyeri O: TTV: TD: 12070, HR: 76xI, T: 36,5 C, RR: 26xI. Balutan diganti dan luka tidak ada tanda infeksi. Klien dan keluarga mengerti dengan penjelasan mempersiapkan alat dan bahan serta cara untuk merawat luka. A: Masalah teratasi sebagian P: intervensi dihentikan dengan menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk mengganti balutan secara rutin. . Universitas Sumatera Utara 68

BAB IV ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN

Penerapan asuhan keperawatan dengan tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam analisis ini dibahas tentang masalah keperawatan prioritas utama pada suatu kasus, faktor pendukung, hambatan serta solusinya.

4.1. Deskripsi Profil Ruangan RB2A

Instalasi Rindu B mambawahi beberapa ruangan yang salah satu diantaranya adalah ruangan Rindu B2A yang secara khusus merawat pasien- pasien Bedah Oncologi, Bedah Digestif, dan Bedah Anak. Untuk melaksanakan dan menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan, maka Kepala Ruangan RB2A menyusun Program kerja Tahunan. Visi RB2A : Menjadi tempat pelayanan kesehatan Rawat Inap pasien bedah Oncologi, Bedah Digestive dan Bedah Anak yang paripurna, bermutu dan terjangkau, serta tempat pendidikan, pelatihan dan penelitian yang professional. Misi RB2A : Melaksanakan pelayanan Rawat Inap pada pasien pre dan post serta kemoterapi bedah oncologi, bedah digestif, serta bedah anak yang paripurna, bemutu dan terjangkau sesuai dengan standar pelayanan serta prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara etika dan profesi. Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan yang professional khususnya mengenai bedah oncologi, bedah digestif dan bedah anak. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel dan mandiri serta penerapan perilaku caring. Falsafah pelayanan keperawatan RB2A : Memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan kepada pasien bedah oncologi, bedah digestif, serta bedah anak untuk memenuhi kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual yang unik dengan menggunkan pendekatan proses keperawatan tanpa membedakan suku, agama Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

4 88 80

Pengendalian Nyeri (Pain Control) pada Pasien Kanker Kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan

5 88 107

Hubungan Citra Tubuh dengan Koping Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan

15 165 88

Komorbiditas pada Pasien Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap di Ruang Rawat Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Juli 2010- Juni 2012

1 38 76

Tingkat Kepercayaan Terhadap Pengobatan Medis Pada Pasien Kanker Payudara Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 59 75

Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan

7 50 58

Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 40

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1. Pengkajian Keperawatan - Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Pengertian Kanker Payudara - Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam M

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Aplikasi Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengatasi Masalah Nutrisi dalam Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Rindu B2A RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 9