27
sumsum tulang, dementia, penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur, tidak ada kooperasi dari penderita, tumor resisten terhadap obat, tidak
ada fasilitas penunjang yang memadai Rasdiji, 2013.
2.2.6 Efek samping Kemoterapi
Efek toksik jangka panjang terdiri atas efek toksik jangka pendek dan jangka panjang Fujin, 2011.
a. Efek toksik jangka pendek 1 Depresi sumsum tulang merupakan hambatan terbesar kemoterapi.
Kebanyakan obat antitumor, kecuali hormon, bleomisin, L-asparaginase, semuanya menimbulkan leucopenia, trombositopenia dan anemia dengan
derajat yang bervariasi. Depresi sumsum tulang yang parah dapat menyebabkan timbulnya infeksi, septicemia dan hemoragi visera.
2 Reaksi gastrointestinal yaitu sering menimbulkan mual, muntah dengan derajat bervariasi. Di antaranya dosis tinggi DDP, DTIC, HN
2
, Ara-C, CTX, BCNU menimbulkan mual muntah yang hebat. Pemberian penyekat
reseptor 5-hidroksitriptamin 3 5-HT3, seperti ondansentron, granisetron, tropisetron, ramosetron, azasetron, dan lainnya dapat mencegah dan
mengurangi kejadian mual, muntah. 5FU, MTX, bleomisin, adriamisin dapat menimbulkan ulserasi mukosa mulut, selama kemoterapi harus
meningkatkan perawatan hygiene oral. Obat sejenis 5FU dan CPT-11 kadang kala menimbulkan diare serius gangguan keseimbangan air dan
elektrolit yang terjadi harus dikoreksi segera. Diare tertunda akibat CPT- 11 harus segera diterapi dengan loperamid.
Universitas Sumatera Utara
28
3 Rudapaksa fungsi hati: MTX, 6MP, 5FU, DTIC, VP-16, asparaginase dan lainnya dapat menimbulkan rudapaksa hati.
Obat kemoterapi menyebabkan infeksi virus hepatitis laten yang memburuk tiba-tiba,
menimbulkan nekrosis hati akut atau subakut hepatitis berat. 4 Rudapaksa fungsi ginjal: dosis tinggi siklofosfamid, ifosfamid dapat
menimbulkan sistem hemoragik, penggunaan bersama merkaptoetan sulfonat mesna dapat menghambat pembentukan metabolit aktifnya,
akriladehid, mencegah terjaidinya sistitis hemoragik. Dosis tinggi MTX yang disekresi lewat urin dapat menyumbat duktuli renalis hinggga timbul
oliguri, uremia. 5 Kardiotoksisitas: Adriamisin, daunorubisin, taksol dan herseptin dapat
menimbulkan efek kardiotoksik. 6 Pulmotoksisitas: penggunaan jangka panjang bleomisin, busulfan dapat
menimbulkan fibrosis kronis paru. 7 Neurotoksisitas: vinkristin, eisplatin, oksaliplatin, taksol dan lainnya dapat
menimbulkan perineuritis. Sewaktu terapi hindari minum air dingin dan mencuci tangan dengan air dingin.
8 Reaksi alergi: Bleomisin, asparaginase, taksol, taksotere dapat menimbulkan menggigil, demam, syok anafilaktik, udem.
9 Reaksi lainnya: obat sejenis adriamisin, taksol, VP-16, CTX dapat menimbulkan alopesia, melanosis dengan derajat bervariasi, biasanya
dapat pulih spontan setelah obat dihentikan. Infus kontinu 5-FU, xeloda peropral dapat menimbulkan sindroma tangan kaki eritroderma plantar-
Universitas Sumatera Utara
29
plantar dengan manifestasi telapak tangan dan kaki nyeri, bercak merah, bengkak, eksudasi, deskuamasi, ulserasi dan lainnya.
b. Efek toksik jangka panjang: karsinogenisitas dan infertilitas
2.3 Masalah Nutrisi pada Pasien Kanker