Kelemahan Pembelajaran Inquiry Tingkatan dalam Pembelajaran Inquiry

c. Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakakn strategi pembelajaran inquiry adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. d. Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir learning how to think, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan; baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. e. Prinsip Keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

7. Kelemahan Pembelajaran Inquiry

Disamping memiliki keunggulan, model pembelajaran inquiry juga mempunyai kelemahan, di antaranya sebagai berikut: a. Guru akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik b. Perencanaan pembelajaran dengan model ini sulit karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar. c. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit untuk menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan. d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran, model pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh guru. 29

8. Tingkatan dalam Pembelajaran Inquiry

Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran dimana siswa terkait dengan “open-ended, student centered, dan hands-on activities”. Dari definisi ini terdapat beberapa pendekatan yang berbeda dalam model pembelajaran inkuiri yaitu, structured inquiry, guided inquiry, open inquiry, and learning cycle 30 . Adapun menurut Bonstetter model inkuiri terdiri dari lima tingkatan model, yaitu: a. Praktikum traditional hands-on science experience adalah tipe inkuiri yang paling sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap. Pada tingkat ini konponen esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, oleh karena itu, Martin-Hansen, menyatakan bahwa praktikum tidak termasuk dalam kegiatan inkuiri. b. Pengalaman sains terstruktur structured science experience yaitu kegiatan inkuiri di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. c. Inkuiri terbimbing guided inquiry yaitu dimana siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator. 29 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, hal.208 30 Alan Colburn. An Inquiry Primer. Science Scope: 2000, tersedia: http:www.exparentiallearning.ucdavis.edumodule2el2-60-primer.pdf. d. Inkuiri siswa mandiri student directed inquiry dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh menurut Martin-Hansen menyatakan bahwa pada tingkatan ini siswa bertanggung jawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan. e. Penelitian siswa student research inkuiri tipe ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen diserahkan kepada siswa. 31 Tabel 2.2 Model-model pembelajaran inquiry

9. Fase-fase Pembelajaran Inquiry